class abilities :
1. all element mana core (unknown) pasif.
2. eldritch magic manipulation (transcendence) level (medium)
1. eldritch whip.
2. eldritch shield.
3. eldritch sword.
4. eldritch grinding Blade.
5. eldritch portal creation.
3. water magic manipulation
1. ice blash
2. diamond dust
4. lighting magic manipulation
1. lighting body
2. varetyr spear
3. chain lighting
5. earth magic manipulation
1. earth grave
6. psychic magic manipulation
1. psychic wave
2. mind breaker
7. Zen (transcendence) pasif. [memulihkan energi secara otomatis bahkan saat bertarung]
setelah naik ke level dua, aku hanya mendapat 1 skill pasif yg di sebut Zen. sedangkan untuk skill water element dan yg lainnya merupakan skill yg aku buat tadi pagi.
saat bangun pagi, aku segera menaikan level ku dan pergi ke hutan penolakan dengan portal untuk melatih beberapa sihir.
[skill diamond dust di pelajari]
[silahkan periksa jendela status.]
ya seperti itulah kata kata yg tiba tiba keluar saat baru pertama kali mencoba sihir baru.
jika mau, aku bahkan bisa membuat ratusan skill dalam sekali jalan. tapi tidak ada gunanya memiliki banyak skill yg hanya akan memenuhi jendela status.
*
"aku tidak menyangka kamu bisa bertemu dengan keturunan terakhir keluarga rothschear."
aku tersenyum canggung melihat roselle yg duduk di pangkuan ku sambil mengayunkan kedua kakinya seperti sedang duduk di ayunan.
"mungkin nasibku untuk mencintai orang yg sudah meninggal."
"apa aku juga termasuk" Roselle menatap mataku dengan penuh antisipasi.
"kamu hanya sisa sisa pikiran, bagiamana aku bisa mencintai mu" tapi aku segera mencium bibirnya dan mulai memainkan lidah ku di bibirnya.
"huh, kamu pikir aku juga tertarik dengan mu" roselle kembali mencium bibirku dengan penuh nafsu dan mengubah posisi duduk ya menjadi posisi mengangkang.
setelah puas berciuman dengan ku, roselle kembali duduk ke seperti semula.
"kakeknya meninggalkan banyak warisan di tempat ku, apa kamu ingin mengambilnya."
"apa aku bisa mengambilnya, bukankah kalung ini harus di aktifkan terlebih dahulu."
"setengah benar setengah salah."
"maksud mu?"
"tujuan kalung itu di aktifkan hanya sebagai alat bantu dalam melewati penghalang yg menjaga harta itu. tapi itu tidak berguna bagi mu dan flone, jadi ambil saja kapan pun kamu mau."
"baiklah, nanti aku akan membicarakannya pada flone dulu."
"bah..., jangan pikir aku tidak melihat apa yg terjadi antara kamu dan dia." roselle segera melambaikan tangannya dan kami berdua segera muncul di ruang harta, lalu Roselle segera menarik tangan ku agar berdiri dari tempat duduk ku.
"cepat masukan semuanya ke ruang penyimpanan mu, aku tahu kamu memiliki kantong dimensi yg luas."
"ok ok" aku segera memasukan semua tumpukan harta di depanku kedalam inventory yg membuat roselle mengangguk puas. "akhirnya rongsokan ini pergi juga dari rumah ku."
aku menggelengkan kepala ku mendengar keluhan roselle.
"ok sampai bertemu lagi" aku mulai terbangun dari tidurku dan melihat flone yg juga terbangun sambil menatap mata ku.
mengambil kesempatan ini, aku segera menjelaskan tentang harta yg ditinggalkan oleh kakek flone dan bagaimana aku bertemu dengan roselle.
"kakek...." flone menunjukan wajah sedihnya mendengar tentang kakek yg selalu menyayanginya.
"semua sudah berlalu, sekarang kamu memiliki ku" aku membelai rambut flone dengan lembut dan "mm" dia semakin meringkuk di pelukan ku.
***
"Heiii kamu..." teriakan seorang wanita membuat ku berhenti berjalan dan perlahan menoleh kebelakang.
melihat Teresa sedang menatap ku dengan tajam, aku segera membuka portal dan masuk kedalamnya.
"brengsek...jangan kabur." suara teriakan Teresa bergema sebelum portal dengan cepat tertutup.
"aku mendengar teriakan putri teresa." kata dilan yg sedang menyeduh kopi di sebelah ku.
tujuan ku saat ini adalah kantor carpe diem dan kerena intervensi Teresa, aku segera berteleportasi ke dalam ruang tamu mereka.
"aku bertemu dengannya di tengah jalan." lalu aku menyandarkan tubuh ku di sofa sambil mendesah nyaman. "sofa mu sangat empuk, boleh aku bawa pulang."
"tanyakan sendiri pada orang nya." dilan dengan santai menunjuk ke arah ku.
saat aku menoleh, aku melihat Chohong yg menatap ku dengan wajah datarnya.
"he he he" ternyata aku sedang duduk di pangkuan Chohong dan saat aku ingin pindah, dia langsung memeluk ku dengan erat.
"duduklah, bukan kah ini nyaman."
"maaf, aku tidak biasa duduk di pangkuan gorila."
"apa.... aku tidak dengar." Chohong semakin mengeratkan pelukannya.
"G.O.R.I.L.A "
"apa..." nada chohong semakin tinggi dan tangannya semakin erat.
"apa kamu ingin membunuh ku, status fisik ku masih rendah." seruku sambil berusaha melepaskan diri ku, tapi kekuatan fisik kami benar benar di level yg berbeda.
"apa sih yg kamu katakan" dan chohong kembali berpura pura tuli.
"jangan salah kan aku" seketika percikan listrik mulai memancar dari tubuhku.
"zzzzzzzz"
"aaarrrgggggg" chohong langsung melepaskan tangannya dan semua rambutnya naik ke atas di ikuti asap putih yg mengepul.
melihat chohong yg berbaring lemas di sofa, aku hanya bisa tertawa terbahak bahak di ikuti Hugo yg baru saja tiba.
"apa dia masih hidup." dilan dengan expresi tenang meletakan secangkir kopi di meja yg ada di depan ku.
"aku menggunakan tegangan yg lebih rendah hanya untuk membuatnya stun sesaat."
dilan mengangguk ringan. "apa yg membuatmu datang kali ini."
"aku ingin ikut misi itu."
"dari mana kamu tahu."
"itu tidak penting, aku hanya ingin ikut misi itu."
"itu terlalu berbahaya dan kamu masih level satu." tapi aku segera menunjukan status fisik ku dan skill yg aku miliki pada nya yg membuatnya melebarkan mata.
"level tidak menentukan kemampuan seseorang dan banyak keuntungan jika kalian mengajak ku. pertama, aku bisa membuka portal untuk retreat cepat, kedua aku punya sihir skala besar dan ketiga aku ahli petarung jarak dekat jadi aku bisa menjaga diri ku sendiri." lalu aku mengeluarkan sebuah koin emas dan meletakkannya di atas meja.
mata Hugo dan dilan sedikit berkedip melihat koin emas yg ada di atas meja. "apa kamu ingin menghidupkan seseorang sehingga kamu bersikeras mengumpulkan poin kontribusi."
"...." aku diam sesaat sebelum mengeluarkan 2 koin emas lagi yg langsung membuat mereka berdua terkejut.
"ok ok, kamu akan ikut dengan ku, jadi ambil kembali koin emas ini."
aku segera mengambil 3 koin emas itu dan melemparkannya ke Hugo, dilan dan chohong yg tiba tiba terbangun saat koin emas akan mendarat di tubuhnya.
"semua memiliki harga."