Chereads / Sherlock Holmes Next : God of Olympus / Chapter 62 - Destruction of Human Civilization

Chapter 62 - Destruction of Human Civilization

Acara Bar Malam yang meriah dan menyejukkan.

Berakhir bubar.

Dengan kematian seorang bangsawan inggris yang mengemparkan para tamu Bar Malam.

Leo Napoleon menggunakan hak dan kewajibannya sebagai seorang polisi Pulau Juan De Nova.

Menutup acara Bar Malam.

Menyuruh para tamu-tamu pun disuruh pulang ke rumah masing-masing.

....

Sherlock Holmes diminta oleh Leo untuk menjaga tubuh dingin Joseph yang tergeletak di lantai Kayu Vinyl.

Berdiri sembari memegang botol besar minuman keras.

Menatap serius pada Joseph yang masih berbasah air mata.

Darah Joseph yang membanjiri lantai Kayu Vinyl.

...

.....

"Dasar bodoh.!?"

"Joseph...Kamu Pengecut."

Sherlock meminum seteguk air minuman keras.

"Kehilangan istri dan anak karena kerajaan..."

"Kamu tinggal minta yang baru saja..."

"Bikin lagi.....anak-anak yang akan mewariskan jalan hidupmu.", ucapan Sherlock yang menyinggung kebodohan Joseph.

....

Tiba-tiba.

"Prok....Prok...Prok"

Sebuah tangan ada di bahu pundak kanan Sherlock.

"Hei....Pak Sherlock!?"

"Jangan mengatakan hal-hal yang konyol...!!", balas Heryoa yang mendengar omongannya.

"Pak Joseph....Seorang suami dan ayah yang sejati..."

"Dia cinta mati demi keluarganya...", jelas Heryoa sembari mengepal kedua tangan untuk berdoa.

....

Kemudian.

Heryoa menatap wajah Sherlock yang sudah merona kemerahan.

Seakan-akan Sherlock sudah agak mabok.

"Apa yang kamu minum...?!", panik Heryoa.

Sherlock berpaling dan memandang botol yang dipegangnya.

"Brendy Plum Tahun 1809 Netherlands"

"Untuk meredakan Shock."

"Minuman ini mantap banget...", senang Sherlock yang sudah mabok.

....

Heryoa mengambil paksa botol minuman keras tersebut.

"Pak Sherlock...."

"Mohon menjauh dari Joseph..."

"Aku mau mengambil foto TKP...", dorong Heryoa yang menjauhi tubuh Sherlock.

Heryoa sudah memasang kamera foto dengan tiga tiang yang tertancap di lantai kayu Vinly.

Arah kamera foto yang mengarah tubuh dingin Joseph.

...

"Wow."

"Sejak kapan....kamu bawa kamera foto itu...!?", senyum Sherlock di samping Heryoa.

Heryoa hanya tersenyum saja.

"Aku seorang reporter sejati...Pak Sherlock!?"

"Kemana pun aku pergi...aku selalu pegang kamera foto..."

"Kita tak tahu...kapan akan momen bersejarah akan terjadi...."

"Aku harus yang menjadi...."

"Pertama...yang mengambil sejarah tersebut.!", jelas bangga Heryoa.

"Jeeepreeettttt....Jepppeeeerrttt.....Jeppperreeett"

Suara kamera foto yang mengambil foto.

....

"Oh...ya...."

"Ini buat kamu...Pak Sherlock", tunjuk Heryoa.

Sebuah koran surat kabar berita yang terbaru diberikan kepada Sherlock Holmes.

Terpasang wajah Sherlock dan orang-orang afrika serta Aileen Anandara.

Berserta pasukan buangan spanyol yang terborgol.

Bertajuk judul berita utama" Detective Sherlock Holmes Memerdekakan Afrika"

Sherlock tersenyum bahagia.

Menatap momennya yang berhasil di sana.

"Terima kasih....Heryoa", sapa Sherlock atas pemberian koran baru tersebut.

...

"NGUINGG....NGUUIIIINGG...NGUUIIINNGG"

Suara Mobil Ambulance sudah tiba di lokasi bersama mobil patroli polisi.

Mengambil mayat Joseph dan memasukkan ke dalam mobil Ambulance.

Beberapa puluhan menit kemudian.

Sherlock berpisah jalan dengan Leo dan Heryoa.

Berjalan sendiri menuju rumah Hendrikson.

Menikmati malam gelap yang diterangi lampu-lampu tiang dan lentera minyak lampu.

Dan juga.

"Sip deh!?"

Mengambil sebotol minuman keras yang disembunyikan di balik bajunya.

"Kilmarnock Walker Whisky Tahun 1908 Skotlandia."

"Sepertinya....enak nih.", cicip Sherlock.

Malam pun menemani kesenangan Sherlock Holmes.

....

Hingga Siang hari tiba mendadak.

Sherlock tergeletak duduk sembari tidur di teras Rumah Hendrikson.

"Tuk...Tukk...Tukk.."

Terbangun oleh patukan burung kicau di kepala Sherlock.

"Yusss...Yusss", usirnya.

Memandang matahari telah meninggi di langit kepalanya.

"Waduh....Aku telat janji temu dengan Professor Einstein.", panik Sherlock

Segera dia masuk ke dalam rumah Hendrikson.

Untuk mandi dan berganti pakaian yang baru.

"Pak Sherlock...."

"Ini roti sandwich....dan susu sapi....", pinta Nenek Tom yang menyuruhnya untuk sarapan dulu sebelum pergi.

Sherlock hanya meminum susu sapi sampai habis.

Kemudian.

Menggigit roti sandwich di mulutnya.

"Terima kasih....Nyonya Cantik." , sapa rayuan Sherlock

Sherlock berjalan hingga berlari cepat.

Sebagai olahraga jarang dilakukannya untuk memperkuat tubuhnya.

Di hamparan rumput yang hijau dan menyejukan.

...

....

Beberapa puluhan menit kemudian.

Tibalah Sherlock Holmes di Jalan Horor.

Yang mengantar lokasi Laboratory Professor Einstein Super Genius.

'Ehh'

'Kenapa burung-burung gagaknya....semakin rame di sini', kaget Sherlock

Menatap sekeliling jalanan tersebut.

"KWAKKK.....KWAAKKKK"

Banyak burung gagak yang bertengger di mana-mana.

Menatap tajam pada Sherlock Holmes.

Ada yang berdiam di batang pohon tanpa daun.

Ada yang berjalan-jalan di atap rumah dan gedung.

Ada yang mengais-ais di tanah yang dibanjiri daun-daun tua.

Ada yang beterbangan di langit yang terang ini.

Sherlock mendadak bulu kuduknya merinding berdiri.

Dari tangan hingga kakinya.

Firasat buruk memberitahukannya, jangan ke sana.

....

.....

"KWAKKKK...KWAAKKK....KWAAAKK"

Suara burung gagak yang memanggil kawanannya.

Dengan perasaan hati berani.

Sherlock Holmes melanjutkan perjalanan demi janji temunya yang dibuatnya.

"PRUKKKKK"

Mendadak burung gagak mengambil paksa roti sandwich yang dipegang oleh Sherlock.

"Hehh.....Sialan kamu....burung.!?", teriak kesal Sherlock.

...

Sherlock terkejut.

Melihat professor Einstein ada di luar rumah.

Mondar-mandir di depan pintu seperti orang yang gelisah banget.

Lalu duduk sembari menggigit kuku jarinya.

Seperti sedang menunggu seorang yang penting.

Kemudian.

Professor Einstein menatap tajam kepada Sherlock.

Berlari sekuat tenaga dan memegang tangan Sherlock.

Menarik paksa.

Memaksa Sherlock masuk ke dalam Laboratorynya.

Kemudian.

Professor Einstein membalik panjangan 'OPEN' menjadi ' CLOSE '.

Dan menutup semua jendela dengan tirai gorden kain.

Sehingga gelap gulita di dalam Laboratory.

"Crickk"

Lampu dalam rumah dinyalakan olehnya.

...

"Maaf....Pak Sherlock..."

"Aku terpaksa....melakukan hal ini...", jawab Einstein yang terlihat tak tenang banget.

Dia mengambil sampel-sample yang milik Sherlock.

" Ini Trinitrotoluena....batu kuning pucat....bahan utama peledak gelembung api."

" Ini Cyclotol....batu berwarna....bahan pendukung peledak kembang api."

" Ini Amatol....batu amonium nitrat....bahan pelengkap gelembung api."

" Ini Mesiu....batu mentah mesiu...bahan pemicu peledak kembang api."

" Ini Nitrogliserin....cairan yang mudah meledak jika terbentur panas..."

" Ini Gelatiniser....serbuk pati....bahan pelarut nitro.", jelas Einstein.

Sherlock tak paham ilmu kimiawi dan fisika sains.

Hanya mengangguk kepala saja.

"Okay...Terima Kasih...Professor Einstein.", balas Sherlock.

...

Tiba-tiba Einstein berdiri.

Mengambil sample terakhir yaitu batu hitam berbuih keemasan.

Sembari menarik sebuah peti besar yang terlihat berat.

Kemudian duduk menatap serius kepada Sherlock.

Sherlock kebingungan atas sikap Einstein.

"Ini.....Ini.....adalah..."

"Unsur atomnya sangat kecil banget....sampai microscope tak mampu memperlihatkan."

"Ini...ibu segala ibu dari unsur atom...", jelas Einstein.

Sherlock tambah bingung.

...

"Ini dapat menghancurkan peradaban manusia."

"Jika disalahgunakan oleh tak mengerti.!?", panik Einstein

Sherlock makin shock.

"Apa maksud kamu....Umat manusia akan hancur?!", tanya balik Sherlock.

Einstein meletakan batu hitam berbuih keemasan di meja.

....

...

"Ini bahan utama peledak atom."

"Dan sangat langka di dunia ini."

"Para ilmuwan menyebutnya...."

"Darah Malaikat.", jelasnya

Sherlock malah makin bingung banget.

...

"Mungkin...pak sherlock belum tahu..."

"Ini memiliki kekuatan penghancur yang dapat menghancurkan kota besar....."

"Kekuatannya setara 10 juta dynamite.", jelas Einstein agar Sherlock paham.

"Melenyapkan seketika jutaan nyawa manusia.", lanjutnya sembari menglap keringat basahnya.

.....

"OH! MY GOD",

Teriak kaget Sherlock sembari berdiri.

Bulu kuduk merinding lagi.

Kita juga merinding.

....

...