"Kamu...Jangan bercanda.!?"
"Mana mungkin.....ada.?!"
"Senjata pemusnah massal...?!", marah Sherlock
Sherlock Holmes kembali duduk dan menatap tajam pada raut wajah professor Einstein untuk membaca sikap kejujurannya.
"Kalau pun ada di dunia ini...?!"
"Kita sudah diambang.....kiamat dunia.!?", ucapan serius Sherlock.
Professor Einstein mulai ikut khawatir dengan melihat sikap Sherlock kepadanya.
Takut akan kehilangan informasi sangat penting di dunia ini.
.....
"Tenang.....Tenang..."
"Pak Sherlock...", rayu Einstein.
Asisten professor Mandraguna Wine datang membawa jamuan teh herbal bunga untuk penenang tubuh dan cemilan kue kering.
Untuk Sherlock dan Professor Einstein.
Dan ikut duduk di samping Einstein.
.....
"Aku koreksi kalimah-kalimahku, Pak Sherlock.!?"
"Jika di tangan orang-orang yang mengerti..."
"Ini dapat mendatangkan Peradaban manusia yang baru.", jelas Einstein
"Peradaban Baru.....Pak Sherlock.!", lanjutnya
Sembari meminum secangkir teh herbal bunga untuk menenangkan dirinya.
....
Sherlock merasa tenang setelah mencium aroma yang kuat dari secangkir teh herbal bunga tersebut.
Dan ikut meminumnya.
"Tidak....Tidak....Mana mungkin....ada...!?"
"Bahan peledak seperti itu...!?", sikap tak percaya Sherlock.
Wine seorang asistennya ikut mengobrolan serius.
"Percayalah...Pak Sherlock.!?"
"Professor Einstein adalah orang paling tinggi IQ di dunia ini....hanya dia satu-satunya yang mengerti hal ini.", bujuk Wine.
.....
.....
IQ atau Intelligence Quotient atau dipanggil Kecerdasan Intelektual adalah kemampuan daya ingat dan pikiran otak manusia dalam segala bidang keahlian.
Sejumlah kemampuan seperti menalar, merencanakan, memecah masalah, berpikir logika, gagasan, bahasa dunia, daya tangkap, belajar cepat.
Teori IQ sebenarnya tak dapat diukur kecerdasan karena setiap orang berbeda keahlian sejak muda.
Seperti sangat cerdas dalam ahli matematika tetapi tak cerdas dalam ahli sejarah.
.....
....
Sherlock berpikir sejenak.
Einstein yang merasa akan dapat jawaban dari Sherlock.
Menyuruh wine mengambil Peta Pulau Juan de Nova.
"Pak Sherlock...!?"
"Lihat...ini...!?", tunjuk Einstein sembari membuka peti besar.
"Mohon berikan informasi....darimana kamu dapat sample batu ini.!?", mohon Einstein
Menawarkan ribuan koin-koin uang yang dapat dibelanjakan untuk Sherlock sebagai imbalan jasa informasinya.
.....
Wine datang membawa peta tersebut.
Dan Einstein membuka lebar peta di depan Sherlock.
Meletakkannya di atas meja sembari meminggirkan cangkir-cangkirnya.
Terdiam kaku itu yang dilakukan oleh Sherlock Holmes.
Ikut terbawa menggigit kuku jari sebagai tanda sangat gelisah banget.
Berpikir sangat keras.
'Apa aku harus beritahu kepadanya....padahal aku berharap tambang itu selamanya hilang dari ingatan semua orang....dan menyatu dengan alam untuk selamanya.', pikir Sherlock
Sherlock teringat kemungkinan Maria Irene Nyonya besar akan membuka lagi tambang di masa yang akan datang.
....
"Kamu.....siapa kamu...sebenarnya.?!"
"Apa tujuanmu di pulau ini...?!", tanya serius Sherlock.
Einstein terkejut.
"Aku orang amerika serikat..."
"Seorang ilmuwan sains asal amerika yang sedang mencari material-material langka di dunia ini.", sapa Einstein sembari memberi buku indetitasnya.
"Aku membuka lab independen....disini...untuk mengekplorasi material yang tersembunyi di sini.", lanjutnya.
Sherlock masih menatap buku indetitasnya.
"Aku rasa....kamu bukan orang pertama yang tahu tentang batu misteri ini...!?", tebak Sherlock sembari memegang batu hitam berbuih keemasan.
Einstein malah tersenyum saja.
"Iya benar...Pak Sherlock."
"Aku para ilmuwan sains dari amerika..."
"Diperintahkan untuk melakukan penjelajahan seluruh dunia untuk menemukan batu langka ini.", jawab Einstein.
"Dari mana kamu tahu...Pak Sherlock?!", lanjut tanya baliknya.
Sherlock ikut tersenyum sembari putar batu langka itu di atas meja.
"Saat pertama kali bertemu...kamu memakai pakaian seorang penambang yang sering dipakai.", jawabnya
.....
"Apa kamu dapat menjamin....?!"
"Keselamatan umat manusia..."
"Jika beri informasi ini kepada kamu...?!", tanya serius Sherlock
Professor Einstein langsung berdiri.
"Aku jamin dengan nyawaku.", jawab Einstein berwajah jujur dan serius di depan Sherlock.
....
Sherlock hanya terdiam.
Kembali gigit kuku jari karena ragu-ragu banget.
Sedikit berpaling menatap ribuan koin belanja di peti besar.
Kemudian menatap kembali ke batu langka tersebut.
"Apa hubungan kamu....dengan amerika serikat?!"
"Apa kamu orang penting.....di dalam White House America?!", tanya lagi Sherlock
...
Einstein kembali duduk.
"White House America....tak tahu soal hal ini...Pak Sherlock?!"
"Ini murni kegiatan sangat rahasia badan militer amerika serikat yang merekrut para ilmuwan sedunia.", jelasnya
"Jika White House America tahu soal hal ini...."
"Akan bocor ke publik...bahkan akan bocor lawan sekutu amerika serikat.", lanjut Einstein yang khawatir.
"Dapat bikin kepanikan luar biasa."
"Kekacauan dimana-mana....", lanjut laginya.
.....
Sherlock kembali terdiam.
Mendadak membuka jari kelingking yang kecil di depan Professor Einstein.
"Berjanjilah.."
"Milyaran nyawa manusia ada di tangan kamu, Professor Einstein."
"Jangan salahgunakan informasiku berikan!?",
"Okay, Kawan!!", senyum Sherlock.
Membuat janji ala anak kecil dengan jari paling mungil yaitu jari kelingking.
Einstein setuju dan membuka jari kelingkingnya.
Mengkaitkan dan mengatakan, "Aku berjanji.!!".
....
Setelah janji dibuat antara Sherlock dengan Einstein.
Sherlock membuka semua informasinya dari peristiwa perusahaan pertambangan, perbudakan afrika, nyonya besar hingga lokasi-lokasi batu-batu langka tersebut.
Seiring waktu, Sherlock bercerita sangat serius di depan Professor Einstein dan Mandraguna Wine.
Beberapa jam kemudian.
Sherlock melihat ada kamera foto di dalam Laboratory Professor Einstein.
Meminta foto bersama dengan Einstein.
Mereka setuju dan mengambil foto bersama di luar Laboratorynya.
Dengan background halaman depan Laboratory.
Beberapa burung gagak ikut terfoto juga.
"KWAKKKK.....KWAAAAAKKKK.....KWAAAAKKK"
Suara burung gagak yang lebay.
....