Chereads / Sherlock Holmes Next : God of Olympus / Chapter 64 - Pay to Live

Chapter 64 - Pay to Live

Saat Sherlock Holmes menikmati kebahagiaan atas imbalan informasi yang diberikannya.

Yaitu Hadiah Peti Ribuan Koin Belanja.

...

Sesuatu sedang terjadi di kediaman Rumah Hendrikson yang punya seorang nenek dan anak yang bernama Tom.

Ribuan orang afrika dan kaum pria afrika ini sedang menunggu di hamparan rumput hijau yang luas.

Dekat halaman rumah Hendrikson.

Mereka orang afrika memang sudah bebas dan merdeka dari perbudakan yang keji dan kejam.

Tetapi.

Mereka dicap pendatang ilegal atau dipanggil oleh warga Pulau Juan De Nova adalah orang buangan.

Sehingga perlakuan istimewa dan baik ini tidak pernah diterima oleh orang-orang afrika.

Di Pulau Juan de Nova.

Banyak dari mereka orang afrika ini tak beringinan kembali ke kampung halamannya sudah diobrak-abrik oleh kawanan bandit-bandit.

Tapi ada juga yang ingin kembali untuk mengetahui keadaan kampung halamannya.

Hal yang dilakukan mereka orang afrika sembari menunggu kepastian adalah melamun dan menikmati keindahan siang hari di hamparan rumput hijau yang rindang.

Hendrikson dan keluarganya hanya menunggu di teras rumah.

Seakan-akan sedang menunggu bantuan Sherlock Holmes.

....

Beberapa puluhan menit kemudian.

Sherlock mendapat hadiah imbalan dari Professor Einstein dan sebuah motor kelihatan masih baru.

Dipakainya untuk mengangkut petinya dan mengantarnya ke rumah Hendrikson.

.....

Percaya tapi tak percaya.

Itu yang selalu dipikirkan oleh Sherlock sembari mengendarakan motornya.

Mengenai perkataan Professor Einstein.

....

Berpaling sedikit dan menatap kejauhan.

Melihat kumpulan orang afrika yang sedang bersama-sama.

Mengencangkan lajuan motor menuju Rumah Hendrikson.

"Greekkk"

Suara motor berhenti di depan teras rumah Hendrikson.

"Papa....Papa....Papa....Paman sudah kembali...", teriak imut Tom memanggil ayahnya.

Sherlock menurunkan petinya dan meletakan di alas lantai teras rumah.

....

"Ada apa....?!"

"Mengapa orang-orang afrika itu?!.....ada disini", heran Sherlock.

Hendrikson mengantar Sherlock bertemu Ketua kaum pria yang dianggap sebagai perwakilan kawanan tersebut.

"Hai...Pak Sherlock!??"

"Terima kasih atas semua hal yang kamu lakukan....Pak Sherlock!!"

"Aku Adwin....sebagai suara wakil dari kaum kami.", sapanya sembari bersalaman.

Sherlock menatap kembali dan melihat para kaum pria mulai berkumpul di dekatnya.

"Bukankah kalian punya keluarga....istri....atau anak....di luar pulau ini?!", tanya serius Sherlock

Adwin terdiam.

"Kami tak dapat kembali...dengan keadaan yang masih dikucilkan....!?"

"Kami harus punya identitas penduduk sebagai orang merdeka yang dilindungi oleh hukum-hukum keadilan...!!.", jelas adwin

"Saat kami kembali ke kampung halaman....pasti akan diperlakukan sebagai orang budak lagi.", lanjutnya.

Sherlock berpikir.

'Memang iya sih...kalau mau berstatus merdeka...wajib menjadi bagian penduduk yang dilindungi oleh hukum keadilan...', pikirnya

....

Mendadak.

Abrafo seorang remaja berambut Afro ini mendekati Sherlock.

"Pak Sherlock..."

"Ini ada surat Nona Aileen Anandara untuk Anda.!?", tunjuk Abrafo sembari memberi secarik surat.

Sherlock menerimanya.

Hanya tertulis, "Aku serahkan kepadamu, Sherlock Holmes"

"Ps. I Love You Forever"

Kaget bukan main yang harus dihadapi oleh Sherlock.

...

"Pak Sherlock....Kalau mengenai status penduduk...."

"Kita dapat meminta langsung ke...."

"Gubernur Pulau Juan de Nova", respon Hendrikson yang mendengar.

Sherlock pun meminta Hendrikson memanggil seorang gubernur untuk datang ke sini.

.....

Beberapa puluhan menit kemudian.

Cuaca langit berubah-ubah.

Suasana langit agak mendung dan berangin-angin kencang.

Udara dingin sangat menusuk tubuh setiap orang afrika.

Nenek tom yang melihat tersebut.

Menyajikan soup daging hangat dan minuman susu coklat yang hot.

Untuk ribuan orang afrika.

.....

Sebuah kereta berkuda yang bergaya bangsawan ini hadir mendekati rumah hendrikson.

Seorang Gubernur Pulau Juan de Nova yang merespon panggilan Hendrikson yang merupakan kawan setianya sesama orang France.

Dia berbadan kurus dan sudah hampir tua.

Memakai kacamata dan berpakaian ala bangsawan france.

Tak berkumis tapi berjenggot putih.

Gubernur menatap sinis dan jijik melihat kumpulan pria afrika di depannya.

"Mengapa....ada apa...kamu menyuruhku ke sini, Pak Hendrikson!?", tanya gubernur

Hendrikson memperkenalkan Sherlock kepada Gubernur.

"Hai, Pak Gubernur!?"

"Aku ingin meminta tolong banget....!?"

"Bantu orang afrika ini mendapat status penduduk sebagai warga Pulau Juan de Nova.."

"Bisakah...?!", mohon Sherlock

Gubernur kembali menatap serius kepada Sherlock.

"Kamu siapa....beraninya....kamu...meminta hal yang mustahil ini...!?", kesal gubernur

Kemudian berbalik dan hendak naik kereta untuk pergi.

Sherlock mencegahnya.

"Aku mohon...Pak Gubernur yang baik hati.!!", rayu Sherlock

"Apa yang diperlukan untuk mendapatkan status penduduk....!?", lanjutnya.

Ajudan gubernur mendadak memberi sebuah koran kepada gubernur.

Terpampang wajah Sherlock sebagai Pahlawan Pulau Juan de Nova.

Yang mengenai berita perusahaan pertambangan.

Wajah gubernur semakin kesal banget.

"Minggir....Kamu....!!!?"

"Aku mau pergi...dari sini...", ancam Gubernur.

....

Sherlock tak menyerah banget.

Mengajak gubernur sembari memakul bahu pundaknya.

Sembari menunjuki sebuah buku kusut dan tua serta bertulisan 'Pandora' pada sampulnya.

"Ini buku sangat rahasia.....berisi tentang transaksi-transaksi gubernur dan bukti-bukti terima.....ada cap gubernur juga ada disini....", bisik-bisik kecil Sherlock sembari mengancam kehormatan gubernur dengan buku pandora.

Buku pandora yang memuat kejahatan ilegal antara para pejabat yang terhormat dengan para penjahat.

Tiba-tiba.

Gubernur mengalami grogi dan berkeringat basah.

Sembari menglap dengan saputangannya.

Karena mengenal buku pandora tersebut.

"Ba.....Ba....Baiklah....Pak Sherlock!?"

"Aku mungkin....bisa bantu.....mereka dapat status penduduk disini.....!!!"

"Tapi.....!?", jelas gubernur.

Sherlock kembali menunjuki ujung buku rahasianya.

Sebagai keseriusan ancamannya.

.....

"Aku butuh dana-dana yang sangat besar....untuk mengurusnya dan melewati banyak aturan birokrasi otoritas hukum serta pengadilan hukum....!!"

"Untuk membayar sejumlah uang kepada para pejabat setempat dan para warga pulau yang menentang keberadaan orang budak...!!", jelas gubernur.

Sherlock Holmes hanya terpukau dan kaget.

Begitu ribetnya mendapatkan status penduduk untuk pendatang ilegal atau orang budak.

"Hei....Apa tak bisa gratis saja?!", tanya serius Sherlock.

Gubernur kembali menglap keringatnya.

"Tak bisa....Pak Sherlock..."

"Ini memang dari sananya.....yang punya hak tersebut....bukan cuma aku saja...!!?", jelas gubernur yang grogi.

Sherlock pasrah hati.

Teringat peti hadiahnya berisi koin-koin belanja.

Membawanya ke depan Gubernur.

"Apa ini cukup....?!", tanya serius Sherlock

Menahan kesedihan di dalam hatinya karena akan kehilangan harta berfoya-foyanya.

Gubernur memeriksanya.

"Belum cukup....Pak Sherlock!!?"

"Untuk ribuan orang afrika....ini belum cukup...!?", jawab gubernur.

.....

Hendrikson yang merasa Sherlock sudah di jalan buntu.

Mendadak berlari menuju gudang bengkel.

Kemudian kembali membawa troly dorong.

"Pak Sherlock....Pak Gubernur..."

"Apa ini cukup untuk ribuan orang afrika...?!", tunjuk Hendrikson kepada mereka.

Saking terkejutnya.

Kilauan batang emas yang bersinar di troly dorong.

Yang dibawa oleh Hendrikson.

Ada 12 batang emas yang tebal dan berat.

Membuat semua mata melotot tajam.

"Wow....Dari mana kamu mendapatkan....Pak Hendrikson!?", panik Sherlock melihatnya.

Hendrikson hanya tersenyum saja.

"R.A.H.A.S.I.A", eja kata-kata Hendrikson.

.....

Gubernur memegang dan mengelus-elus batang emasnya di pipi wajahnya.

Tampak sangat senang banget.

"Ini lebih cukup...bahkan ini pas untuk ribuan orang afrika menjadi warga pulau ini.", jelas gubernur yang setuju.

Semua orang afrika yang mendengarnya.

"HOREEEE....ALALLALALAAAA...."

Teriak bahagia para kaum pria afrika.

....

Sherlock merasa peti hadiahnya tak menjadi bagian bayaran untuk hidup orang afrika.

Saat hendak menariknya.

Mendadak gubernur menginjak peti hadiahnya.

"Ini pas untuk ribuan orang afrika....termasuk peti ini...!?", senyum licik gubernur.

Sherlock Holmes kembali bersedih hati.

Demi status merdeka orang afrika dari status budak.

Sherlock mengucapkan, "Selamat tinggal....oh, peti harta aku!!".

...