Menjadi berita dalam hampir semua media.
Prayoga Novilus pewaris tunggal Perusahaan Tambang besar dan Pemilik kapal-kapal pengangkut barang terkenal di seluruh dunia, ditangkap dengan kasus pembunuhan, seorang pemuda yang diduga kekasih Prayoga mati tenggelam didekat kapal pribadinya yang sedang berlabuh. Saat polisi menemukannya prayoga hanya bisa menangis dan tidak berusaha membela dirinya.
"Bos, bukankah itu calon menantu utama bos" Kata Denny sekretaris Adam.
"ssstt.." Adam seakan tak peduli dengan yang dikatakan Denny, dia masih seru mendengarkan pembaca berita yang sedang bertanya pada reporter lapangan tentang kasus pembunuhan itu.
"Apakah para polisi telah menemukan bukti yang kuat bahwa Prayoga yang telah membunuh pemuda itu?" Tanya pembaca berita.
"Tidak, Para Polisi belum bersedia memberikan informasi karna menurut mereka kasus ini masih dalam proses penyelidikan" jawab reporter itu.
"waaah bos, kalau menurut aku, prayoga itu pasti akang bebas, uang masih punya kekuasaan" Kata Denny berkomentar.
"Lalu bagaimana dengan keadaan Prayoga Novilus sekarang?" dari TV masih terdengar pertanyaan pembaca berita.
"Dari keadaan tadi Prayoga terlihat putus asa dan menangis sedih, tapi kami belum mendapatkan konfirmasi secara resmi tentang hal itu, tapi kami akan berusaha untuk mendapatkan informasi yang lebih banyak.."
dan Adam langsung mematikan tv yang sedang ditontonnya itu. dia tak peduli dengan keberatan Denny yang juga sedang menonton berita itu. dengar kasar adam menyapu wajahnya berkali-kali terlihat frustasi.
"hedeeeh.. padahal aku berpikir filia pasti akang menyukai anak itu, walaupun kaya raya dia terlihat baik dan sopan, tapi ternyata dia seorang penyuka sesama jenis" kata adam seolah untuk dirinya sendiri dan dari suaranya terdengar kecewa.
"mungkin itu yang terbaik bos, supaya bos berhenti berhayal, filia kan punya pacar yang sangat dia cintai.." kata Denny pelan, tak berniat menyinggung bosnya.
"apa... maksudmu si Roy itu?" Adam menatap Denny tertunduk
"kita taruhan berapa.. pasti sebentar lagi mereka putus.." kata adam tersenyum meremehkan.
"terserah boslah.. aku tak berani taruhan dengan bos" kata Danny, kemudian dia maju mendekat ke meja adam dan menyerahkan beberapa dokumen laporan yang harus diperiksa oleh adam.