"kalian mau kemana? makan bakso yuk.." kata reza yang pada kedua teman setelah mereka selesai kuliah sore itu.
"malas ah, kecuali kamu yang traktir.." kata endrico dengan gaya malasnya.
"tenang aja aku yang bayar..tapi kita makan ditempat bakso yang baru buka itu ya" kata reza dengan santai, dari mereka bertiga memang keluarga reza yang paling tajir, ayahnya punya perusahaan konstruksi
yang terkenal.
"boleh juga, sepertinya bakso ditempat itu rame banget, pasti enak.." kata gilby
"oh iya byx, ada sesuatu yang mau aku cerita sama kamu.." kata endrico, seperti teringat sesuatu.
"ya sudah ayo kita ketempat itu biar bisa ngobrol sambil makan.." reza penuh semangat. Setibanya mereka ditempat itu, suasana memang ramai, dan akhirnya mereka memutuskan duduk diluar, karena didalam terlalu padat. Dan setelah memesan, mereka mulai ngobrol.
"kamu mau cerita apa sih kho sama gilby?" tanya reza memulai pembicaraan, gilby juga langsung memandangi endrico sama penasarannya dengan reza.
"itu byx.. kayaknya kamu sedang diikuti.." DEG.. alis gilby sedikit berkerut, apakah endrico bisa melihat mahluk aneh itu? Pikir gilby.
"Maksudnya kho?" gilby penasaran
"ya elah kho.. gilby diikuti bukannya hal itu udah biasa.. itukan cewek-cewek penggemar gilby.." reza
tidak penasaran lagi.
"tapi orang yang mengikutimu kali ini sepertinya beda dengan cewek-cewek penggemarmu..byx.."
"beda gimana kho?" gilby sedikit lega, berarti maksud endrico yang mengikutinya adalah manusia, bukan mahluk aneh itu.
"cara cewek itu melihatimu beda dengan cewek-cewek yang lain.. aku juga sudah dua kali mempergoki dia memperhatikanmu byx.. dan saat dia melihat aku dia langsung berpura-pura tidak melihatmu.." endrico menjelaskan.
"jadi cewek yang mengikuti byx, Ya apa lagi kho, pasti seperti yang lain, cantik nggak ceweknya?" tanya reza.
"tapi beneran beda banget cara cewek ini memperhatikan gilby, beda dengan cewek-cewek yang biasanya mengikutinya, cewek-cewek yang biasanya lebih banyak cekikikan, tapi cewek ini kayak profesional gitu.." protes endrico kesal karena teman-temannya tidak mempercayainya. Gilby hanya tertawa melihat
endrico dan reza. Tapi tiba-tiba mahluk aneh itu terlihat marah, dan bersamaan dengan itu bakso pesanan gilby, endrico, dan reza telah datang,
"hihihi JANGAN DIMAKAN BOS" kata mahluk itu, gilby jadi diam, dia tak ingin membantah apa yang dikatakan mahluk aneh itu, dia tau mahluk itu bertugas untuk menjaganya.
"jangan dimakan dulu.." kata gilby mengulang yang dikatakan mahluk aneh itu pada teman-temannya. Mahluk itu masuk kedalam rumah makan gerakannya begitu cepat, gilby tak bisa melihat apa yang dilakukan mahluk itu.
"kenapa byx.." tanya reza dan endrico bersamaan.
"hanya jangan dimakan dulu.." jawab gilby bingung apa yang harus dibuatkan alasan melarang teman-temannya makan.mereka memandangi gilby penasaran.
" byx, jangan bilang aneh mu kambuh lagi .. aku udah lapar banget.." kata reza dan dengan cueknya dia makan bakso itu. tapi tiba -tiba dari dalam rumah makan keluar seorang laki-laki paruh baya yang terburu datang
kemeja mereka. Dia meletakkan emplop putih besar dengan isi yang tebal diatas meja mereka.
"ada apa ini.." tanya mereka dan memandang aneh kebapak itu.
"aku mohon tolong tinggalkan rumah makan saya.." kata bapak itu suara dan wajahnya penuh permohonan.
"tapi ada apa ini pak, kenapa kami harus meninggal tempat ini, ini kami baru mau makan baksonya.." tanya reza, endrico juga sama penasarannya dengan reza, hanya gilby yang entah bagaimana tapi dia tau ada
sesuatu yang aneh terjadi didalam tadi dengan mahluk aneh itu.
"kumohon pergilah.. itu ada uang konpensasi buat kalian, pergilah.." kata bapak itu mendesak.
"kenapa kitaa harus diberi uang konpensasi pak? Jangan bilang uang itu untuk tutup mulut? Emang bapak buat kesalahan.." tanya endrico curiga tapi masih tetap penasaran
"sudah, pergilah..bapak mohon pergilah kalian.." kata bapak itu tak berhenti memohon. Dan mahluk aneh itu telah datang, gilby memandangi mahluk itu meminta penjelasan dengan kejadian aneh ini.
"eh pak.. jangan-jangan bapak memasukkan narkoba ya ke bakso buatan bapak ini, sehingga banyak orang yang ketagihan.." reza memandangi bapak itu, tapi bapak itu tak mau mengatakan alasannya.
"kumohon pergilah.." kata bapak itu mengambil emplop uang itu dan memaksakan reza untuk mengambilnya, tapi gilby dan endrico hampir secara bersamaan menggelengkan kepala mereka meyuruh reza menolak.
"ada apa sebenarnya?" tanya gilby pada mahluk aneh itu.
"iya pak, ada apa sebenarnya ini kenapa kita harus pergi secara tiba-tiba, dan juga kenapa bapak harus memberikan kami uang.." tanya endrico, dia salah mengerti dengan pertanyaan gilby.
"pergilah..kumohon.." kata bapak tak menyerah menyuruh mereka pergi, kali ini di bersujud, membuat mereka bertiga merasa bersalah, orang-orang dirumah makan juga telah melihat kearah mereka, akhirnya dengan rasa bingung dan risih mereka pergi juga. Meninggalkan rumah makan itu dan uang dari bapak itu.
"ada apa sih?" tanya gilby lagi pada mahluk aneh itu setengah berbisik takut disalah artikan oleh teman-temannya.
"hihihi.. bapak itu punya pelihaaraan buat pelaris jualannya bos" kata mahluk aneh itu
"anak-anak botak itu ya?" kata gilby lagi, suaranya masih setengah berbisik.
"hihihi jadi bos melihat mereka.. anak botak itu namanya tuyul bos, kadang disuruh mencuri oleh majikan mereka, tapi ada juga yang dijadikan pelaris seperti mereka, awalnya sih aku nggak berniat mengusik
mereka, kitakan sesama.." gilby melirik mahluk aneh itu.
"hihihi tapi tadi yang membuatku marah para tuyul itu mengencingi makanan bos dan teman-teman bos, kalau makanan teman sibos, apalagi yang bodoh itu biar aja, tapi kalau makanan boskan nanti bos akan menyalahkan saya tak bisa menjaga kesehatannya sih bos..jadi tadi aku mengejar mereka dan para tuyul
itu lari ketakutan" kata mahluk itu menjelaskan,
"oh jadi itu sebabnya pemilik mereka datang dan mengusir kita.." kata gilby bergunggam tapi terdengar oleh teman-temannya.
"kenapa byx? Jadi kamu tau kenapa bapak itu menyuruh kita meninggalkan rumah makannya?" tanya reza penasaran.
"jadi ternyata bapak itu punya peliharaan tuyul sebagai pelaris.. setiap bakso yang akan disajikan akan dikencingi dulu oleh tuyul-tuyul peliharaannya itu.." kata gilby menjelaskan.
"APA BAKSO ITU DIKENCINGI TUYUL.." kata reza mau muntah, dia sadar tadi dia makan bakso itu.
"ya seperti itulah trik dagang bapak itu" gilby tersenyum dan menepuk-nepuk pundak reza yang muntah-muntah dipinggir jalan, merasa jijik dia tadi sempat makan bakso itu.
"sialan kalau tau seperti itu, uang konpensasi yang diberikan bapak itu lebih baik sudah ku ambil, kalian sih sok suci nggak mau mengambil uang bapak itu.." kata reza kesal pada teman-temannya setelah dia tak
muntah lagi.
"eh bego, itu uang yang nggak benar.. kita juga kalau menerimanya ikutan tidak benar.." kata endrico.
"tapi byx, bagimana kau tau kalau bapak itu punya peliharaan tuyul?" endrico memandangi gilby aneh, reza juga yang ingin protes perkataan endrico tadi jadi diam dan memandang gilby. Gilby kaget dengan pertanyaan temannya, tapi kemudian
"aku melihat mereka, iya aku melihat para tuyul itu, mereka seperti anak kecil dan botak" kata gilby dengan tenang.
"kamu bisa melihat para tuyul itu byx?.." tanya dua orang sahabatnya hampir bersamaan.