Chereads / Kisah Kasih Di SMA / Chapter 6 - ngantar pulang

Chapter 6 - ngantar pulang

Siska berjalan gontai menuju ruang tamu maklum saja ia baru pulih dari sakitnya pintu terdengar diketuk seseorang,lalu Siska membukakan pintu ruang tamunya terlihat putri kesayangannya sudah ada di depannya,"mah hari ini tadi di sekolah aku mengalami cedera ringan kaki kiriku terluka tadi di sekolah saat pelajaran olahraga aku tergelincir dan terjatuh saat di tengah-tengah pertandingan rughby berlangsung melawan adik kelas" cerita Yesenia dengan nada mengadu.Siska melihat seorang pria muda berparas tampan yang berdiri di samping putrinya yang tak lain Yesaya, Siska sudah dikenalkan oleh sang putri kesayangannya saat kemaren Yesaya bersama dengan teman sekelas putrinya datang menjenguknya."Ada nak Yesaya rupanya ayo masuk jangan diluar" Siska mempersilahkan adik kelas dari putrinya masuk dan mempersilahkannya duduk dikursi berwarna abu abu tua tertata rapi disanapun ada beberapa foto keluarga ayah,ibu dan Yesenia terpasang dan tersusun rapi dengan polesan dinding cat cream muda menambah estetika kondisi ruang tamunya.Siska keluar kembali dari dapur kecilnya rumah milik mereka memang teramat sederhana mereka hanya memiliki seorang putri cantik yang mereka beri nama YESENIA MAYA KAYA gadis cantik tersebut kini sudah beranjak dewasa usianya menginjak 18 tahun dan duduk di bangku kelas 3 Mahardika Internasional School.

"Ayo nak Yesaya minumnya di minum" sambil menaruh secangkir teh panas di hadapan Yesaya. Siska hanya dapat menyuguhkan air minum saja sering kali ia tidak enak hati bila teman dari putri kesayangannya datang berkunjung kerumahnya walau hanya sekedar main siska tidak memiliki apa-apa di rumah untuk biaya sekolah Yesenia saja mereka masih kekurangan semenjak Roman ayah Yesenia kehilangan pekerjaannya dari 5 tahun yang lalu pada saat itu Yesenia masih duduk di bangku kelas 2 SMP, Yesenia pamit untuk mengganti baju seragamnya dengan baju rumah ia masuk ke kamar pribadinya sambil berkata kepada Yesaya "sebentar aku mau tukar pakaian dulu" ucap Yesenia karena baju seragamnya itu sudah mengeluarkan aroma bau matahari Yesenia takut bila Yesaya mencium aroma tidak sedap itu diluar pagi hari saja saat olahraga matahari sudah sangat terik apalagi seragam sekolah yang ia pakai seharian.Yesaya mempersilahkan untuk Yesenia mengganti seragamnya dengan baju rumah"silahkan tuan putri" canda Yesaya kepada yesenia bergurau,dari wajah manisnya Yesenia tersipu malu senyumannya menambah manis menawan tak berselang lama Yesenia keluar dari kamarnya besok pagi-pagi biar aku jemput kamu ke sekolah aku menawarkan diri untuk menjemputnya karena aku merasa luka pada kaki Yesenia masih belum cukup sembuh jalannya pun masih sedikit agak pincang karena cedera pada kakinya itu walaupun tidak terlalu parah tapi luka di kakinya benar benar butuh perawatan.

Brakk..!!!

Bunyi ransel yang terjatuh Yesenia membantu membereskan buku-buku yang jatuh berserakan dilantai di saat bersamaan yesaya memandang wajah sendu bermata layu di depannya tidak seperti matanya yang berlawanan dan tidak mirip sama sekali dengan pemilik mata yang saat ini ada di hadapannya.

"Sudah sudah ga perlu di bantu segala kamu duduk saja kakimu masih sakit kan? jangan banyak bergerak dulu"pungkas Yesaya"."Tidak perlu berlebihan seperti itu orang aku baik baik saja kok" ucap Yesenia,"baik bagaimana? kalau jalanmu saja pincang karena luka kakimu yang masih belum sembuh aku mengkhawatirkanmu Yesenia" tekan Yesaya.

"Bagaimana caranya supaya aku ga perlu nurut kepadanya kalau pria di hadapanku ini benar-benar berwajah tampan dan baik hatinya"gumam yesenia aku amat takut akan perasaanku kalau kalau aku jatuh cinta kepada adik kelasnya.

Mata Yesaya melirik ke arah gadis pujaannya walaupun ia baru mengenal yesenia belum ada sepekan kenapa ia merasakan getaran hebat di dalam hatinya yang teramat sulit ia kuasai benarkah dirinya sudah benar-benar jatuh cinta kepada yesenia yang tak lain kakak kelasnya.

"Yesa" panggil yesenia berhasil membuat Yesaya tersadar dari lamunannya.

"Aku pamit pulang dulu karena sudah hampir malam, lagi pula biar kamu bisa beristirahat lebih awal  besok pagi kamu aku jemput" ucap Yesaya.

Yesaya berdecak, memilih memejamkan kedua mata.Ia benar benar lelah malam ini.

"Kak Yesa kenapa ? Mau Oci pijatin ? tanya Oci.

Kembali Yesaya membuka mata."Oci belum tidur ? Tidur sana besok kan harus pergi sekolah biar Oci ga kesiangan bangun tidurnya"

"Kak Yesa selalu nyebelin kalau lagi capek. Sini Oci pijatin,biar kak Yesa nggak melamun terus. "

"Nggak mau."

"Tidur sini Oci, Kak Yesa nina boboin sini."

Pelan, Yesaya menepuk-nepuk punggung Oci.Rasa lelah Yesa perlahan-lahan memudar.Bocah 8 tahun itu memang pandai menghibur dirinya . Perlakuan kecilnya berhasil membuat yesa terhibur.

Lima belas menit tangan Yesa menepuk-nepuk punggung Oci, perlahan tepukan tangan itu melambat,sampai akhirnya berhenti.Oci pun tertidur lelap.

Yesa tersenyum remeh,ia kembali membayangkan wajah gadis pujaan hatinya dan menyusun rencana indah untuk keesokan paginya.

Yesa bangun lebih awal dari biasanya. Pria itu terkesiap dan langsung duduk. Ia menoleh kesamping meja belajar melirik jam walker. Ia segera turun dari tempat tidur dan bergegas mandi. Selesai berpakaian ia duduk di sebelah papa dengan sepasang sepatu yang ia tenteng .Yesa memang menunggu papa untuk berbicara mengenai ia ingin  menyetir dan membawa mobilnya sendiri.

Papa mengizinkan dirinya untuk membawa mobil walaupun harus berdebat panjang dengan mama yang masih belum mengizinkan dirinya untuk mengendarai mobil karena usia Yesa belum 17 tahun.Yesa bangkit dari duduknya untuk mengambil kunci mobilnya yang terletak diatas meja tamu.

Yesa itu pria pendiam dan cuek, namun saat berhadapan dengan Yesenia, ia berubah menjadi cerewet dan aktif. Sementara itu Yesenia sudah manja dari orok, mungkin karena dia anak perempuan satu-satunya keluarga Roman, jadi keluarga Yesenia sudah memanjakannya. Dan sikap manja Yesenia semakin jadi saat ia bertemu dengan Yesaya yang cuek dan galak. Yesenia merasa tertantang saat bersikap manja kepada adik kelasnya itu. Apalagi jika Yesa mengalah dan menuruti semua keinginannya, hati Yesenia sangat senang,ia merasa menang telah menghancurkan bongkahan batu karang. Sekeras itu Yesa di mata Yesenia.

Yesenia mendengar suara klakson dari mobil yesa, ia bergegas dengan cepat kemudian berlari kecil menuju mobil Yesa. "cepat sekali kamu jemput aku" ucap yesenia.

Emang saya itu kamu? Saya disiplin waktu,nggak ada kata terlambat di kamus saya.

"Dasar keras kepala."Ejek Yesenia

"Saya denger,yesi"

"Terus kita gapain di sekolah kalau datang terlalu awal? Bosen banget."

"Main game,baca buku atau merapikan kelas."

Yesenia memutar bola matanya. Ia membanting punggungnya untuk bersandar pada jok mobil. Matanya menatap kesal luar jendela.

"Yesi,"panggil Yesa.

"Nggak usah bicara sama aku"ucap yesi kesal.

"Padahal saya mau tawarin es krim coklat."

Yesenia melirik Yesa penuh minat, mendengar kata coklat membuat emosi Yesi sedikit mereda.Yesi berdehem. "Beliin Yesi es krim coklat."

"Sama brownies coklat juga mau?"

Yesi mengangguk semangat . Bibirnya yang manyun sudah tersenyum senang.

Yesa tertawa, tangannya mengelus puncak kepala Yesi gemes.

"Jadi kamu sudah maafin saya ?"tanya Yesa memastikannya."Ya sudah dong buat seorang adik kelas yang baik hati dan perhatian sama kakak kelas nya"ledek Yesenia.

Di sekolah, seperti biasa semua siswa yang berpapasan saling menyapa . Yesenia yang berjalan di sampingnya tampak merasa kikuk. Bagaimana tidak kikuk jika semua pasang mata kini tertuju padanya. Pada dirinya yang berjalan tepat disamping Yesa, adik kelasnya. Gadis yang masih bisa dibilang remaja itu tak canggung sama sekali berada di samping pria adik kelasnya itu.

Yesa yang menyadari bahwa Yesi merasa tidak nyaman memutuskan untuk meraih tangannya untuk ia genggam. Yesa berbisik. " Kamu nggak nyaman?"tanya Yesa.

"Ia khan ini pertama kalinya kita bergandengan tangan. Mereka pada lihatin ke kita.

Yesa mengantar Yesi sampai di depan pintu kelasnya. Ia benar-benar menjadi pusat perhatian dan menjadi bahan omongan teman-temannya .

Jam makan siang akhirnya tiba Yesa mengajak Yesi untuk makan siang di kantin sekolah."tenang saja di kantin tidak terlalu ramai hanya sedikit anak yang beristirahat dan sekedar jajan snack atau pun minuman" ucap Yesa sebelum mereka memasuki kantin. Yesenia duduk bersandar di bangku kantin seraya memainkan game-nya melalui ponsel.Sesekali Yesi melirik ke arah Yesa yang fokus menyeruput es campurnya. Kacamata yang bertengger di hidung mancung Yesa, benar-benar membuat Yesa patut di perebutkan kaum hawa di luar sana. Sekali lihat saja mereka para kaum hawa pecinta uang juga pasti tahu Yesa itu gudang uang. Bank berjalan,cowo tajir berkelas julukan yang mereka berikan.

"Kenapa lihatin saya? Ganteng ya saya ?" tanya Yesa yang rupanya sadar sedari tadi di perhatikan Yesi.

Gelagapan, Yesi membuang wajah karena tertangkap basah. Ia malu sendiri karena memperhatikan Yesa seintens itu.Tak bisa Yesi pungkiri bahwa Yesa ini berwajah tampan,rahang tegas bibir merah,meski sering merokok,belum lagi alisnya yang tebal dan tatapan matanya yang tajam itu. Dia benar-benar memiliki fisik yang menurut Yesi sudah sempurna.

Yesi berdehem, ia berusaha mengatur dirinya agar tidak gugup. Kembali Yesi melihat ke arah Yesa untuk mengajaknya masuk kelas karena bell istirahat telah berbunyi.