HAPPY READING..
.
.
.
Lia Atachia, berjalan tergesa-gesa menuju apartment Lhio Fenict temannya yang menelepon berkata butuh bantuan.
Ceklek..
"Lhio! Are you okay?" Ucapnya saat membuka pintu apartment Lhio dan mendapati sahabatnya itu tengah kesulitan di sofa.
"Hah.. hah.. kurasa tidak." Jawab Lhio yang nafasnya semakin memberat.
Lia mendekatinya dan menyentuh kening Lhio, hal itu membuat Lhio semakin bergairah.
"Apa yang terjadi?" Kata Lia cemas melihat keadaan Lhio, gadis muda berusia 20 tahun itu duduk didekat Sasuke.
"Hah... Hah.. aku bertemu Nian, kurasa wanita itu memasukkan sesuatu ke dalam minumanku."
Lia terkejut, Nian adalah wanita yang hendak bertunangan dengan Lhio atas perjodohan orangtua, yang sangat tidak di setujui oleh sahabatnya ini.
"A-apa yang harus ku lakukan? K-kurasa aku harus membelikan mu obat." Gadis itu kepanikan melihat kondisi sahabatnya.
Saat Lia berdiri dan mau pergi, tangannya tiba-tiba digenggam oleh Lhio, nafas pemuda itu semakin memberat seiring gairahnya memuncak.
"Lia, tubuhku semakin terasa aneh." Keluh Lhio, mengelap keringat di pelipisnya.
Lia kembali duduk disampingnya, tangan mungilnya beralih menangkup pipi tirus Lhio, dan posisi mereka saat ini, sangat dekat dan intim.
"Wajah mu pucat, mata mu membara Lhio." Seru Lia menatap intens mata hitam pemuda itu.
"Hn, aku bergairah Lia. Kurasa Nian memberiku obat perangsang." Lalu Lhio memejamkan matanya.
Lia terdiam, ia tidak tau harus berkata apa lagi. Ingin pergi membeli penawar, tapi Lhio tiba-tiba memeluknya.
"Aku butuh pelepasan. Aku tau, aku lancang Lia. Tapi aku tidak bisa menahannya lebih lama, aku bisa mati." Racau Lhio dalam memeluk tubuh Lia.
Gadis itu membulatkan matanya, ia tentu tidak mau kehilangan Lhio, dari kecil sampai saat ini Lhio selalu ada di sampingnya, menjadi teman yang selalu memberikan dukungan dan semangat.
"L-lalu, apa yang h-harus kulakukan?" Cicit Lia ikut membalas pelukan Lhio, dan pelukannya itu sangat erat.
"Kau takut?" Bisik parau Lhio, perlu mengetahui keadaan gadis itu.
"Hm.. ya, sedikit. T-tapi aku mau membantu mu." Ujarnya lagi, serius dan tulus.
Mereka berdua melepaskan pelukan itu, kemudian saling menatap mata masing-masing, dan tenggelam dalam keindahannya.
Pelan-pelan Lhio menarik Lia duduk mengangkang di pahanya, gadis itu dapat dengan jelas merasakan ereksinya.
"Sangat panas." Cicitnya mengomentari penis Lhio.
Pemuda itu tersenyum tipis "Boleh aku mencium mu?"
Lia malu, perkataan Lhio cukup terdengar memalukan, dan atmosfer di sekitar mereka sungguh mendukung.
"Aku tau ini ciuman pertama mu, aku.."
"Dasar Lhio bodoh! Seakan kau sudah pernah berciuman dengan gadis, kau bahkan menjauhi mereka!" Kesal Lia memotong ucapan Lhio, seakan-akan pemuda itu pernah lebih berpengalaman darinya.
Padahal nyatanya bisa terbilang mereka impas! 0 sama 0.
Pasalnya laki-laki ini seakan lebih berpengalaman darinya, padahal sama amatirnya dengan dirinya. Masih sama-sama pemula.
Lhio terkekeh, untuk pertama kalinya selama mereka mengenal, baru kali ini dirinya bisa seintim ini dengan sahabat kecilnya Lia.
Cup
Sangat lembut, Lhioo memberikan kecupan lalu menatap mata gadis itu yang sempat terkejut.
"Hn, apa yang kau rasakan?" Bisik Lhio, sangat intens memandangi wajah Lia yang sesaat merona.
"Entahlah, tapi aku merasa senang."
Lhio terkekeh kembali, untuk hari ini entah berapa banyak ia memberikan senyum dan tawa kecilnya.
"Aku juga."
Setelah mengutarakan itu, Lhio dan Lia mulai berciuman kembali, mereka bercumbu, memangut bibir lawan dan menikmati malam menghayutkan itu bersama.
"Aahhhhh! Ah! Ngh! Lhio! Mmhhh!"
"Liaahhh!"
"AHHHHHHHHH!"
"Ugh.."
Crooott.
"Hah.. hah.. hah.."
Cup
"Aku tidak tau, bercinta ternyata sehebat ini."
"Hm, kau benar Lhio, tapi aku sangat lelah."
"Hn, aku juga."
Malam itu, tanpa menyadari status mereka, Lhio dan Lia tidur seranjang dalam semalaman dan berpelukan.
Melupakan fakta, bahwa Lhio beberapa bulan lagi akan bertunangan dengan wanita lain pilihan orangtua pemuda itu.
Bagaimanakah, nasib Lia nanti? Akankah gadis itu akan baik-baik saja setelah keperawanannya di renggut oleh Lhio?
Entahlah, hanya tuhan yang dapat menentukan takdir masing-masing umat di dunia ini.
TO BE CONTINUED..