Rayn
Begitu pesan yang masuk di handphone Rayna ketika dia mengaktifkan handphone nya.
Rayna mengingat kejadian hari ini.
"Kalau kamu cinta sama Sabda harusnya kamu bisa ikhlasin dia pergi. Sabda tersiksa kalau kamu kayak gini, Rayn! Please mengertilah. Aku nggak mau kamu begini, Rayna." Begitu kata Vero waktu di taman.
"Sayang, apa benar kamu tersiksa kalau aku masih belum ikhlas?" Tanyanya pada foto Sabda. Rayna menghembuskan nafasnya. Rayna kembali memandang handphone nya.
Vero? Begitu Rayna membalas. Untuk memastikan apakah itu benar nomor Vero. Setelah membalas pesan itu Rayna meletakkan handphone nya di laci. Dia tiduran sambil memeluk foto Sabda. Dia memejamkan matanya, merasakan rindu sendirian.
"Sabda, apa kamu masih merasakan rindu yang sama seperti aku sekarang?" Tanya Rayna sambil terus memejamkan mata dan memeluk erat foto Sabda seakan Sabdalah yang dia peluk. Hingga akhirnya dia bisa melihat sabda dengan senyumnya dan wajah tampan Sabda.
"Sayang." Panggil Rayna dengan halusnya. Sabda lalu memeluk Rayna. Rayna merasakan pelukan itu. Pelukan hangat yang dia rindukan.
"Aku kangen kamu." kata Rayna.
"Aku bahagia kalau kamu bahagia. Jadi, bahagialah untuk aku." kata Sabda sambil terus memeluk Rayna. Perlahan pelukan itu menghilang bersamaan dengan suara kokok ayam tetangga Rayna menandakan pagi sudah datang. Ya, Rayna nyenyak dalam tidurnya. Sabda datang membawa kebahagiaan dan ketenangan untuk tidur Rayna semalam.
"Jam 4 ternyata." Kata Rayna. Dia tersenyum mengingat mimpinya tadi malam.
"Terimakasih sayang, sudah hadir di mimpiku." Kata Rayna sambil mengelus wajah Sabda di foto yang semalam dia peluk.
"Aku akan bahagia untuk kamu sayang." Lanjutnya. Rayna meletakkan foto itu di dalam lacinya. Dia duduk di meja riasnya. Melihat wajahnya yang tidak secerah dulu. Kantung mata nya sedikit memudar warna hitamnya karena semalam dia benar-benar tidur nyenyak.
Dia menghembuskan nafasnya pelan. Berat, Tapi dia sudah berjanji akan bahagia jika memang bahagianya bisa membuat Sabda bahagia juga.
Rayna mengambil ponselnya berniat mengajak teman-temannya jogging. Ada notifikasi whatsapp masuk.
Vero
Ya ini gw Vero. Gimana keadaan lu sekarang?
Rayna membalas pesan itu.
Rayna
Better. Terimakasih kemarin lu udah nyadarin gw. Sorry gw sempet menganggap lu Sabda.
Kemudian dia scroll lagi sampai menemukan group whatsapp
Tiga Dara (Nama groupnya)
Gaes gw mau jogging di taman Kota. Yuk olahraga ?
Rayna pastikan group itu akan sepi sampai agak siangan baru deh tuh dua perawan bangun tidur.
Pukul enam pagi Rayna sudah siap dengan baju joggingnya. Ada papanya sudah bangun sedang memberi makan ikan. Raut wajah tua nya terlihat lelah dan tidak bersemangat. Bagaimana tidak, Anak satu-satunya terus bersedih, dan calon menantu yang sudah sangat klop dengannya sudah pergi untuk selamanya. Ada rasa rindu juga pada Sabda. Mengingat Sabda suka sekali mengajaknya bercanda.
"Selamat pagi papa Handoyo!" Sapa Rayna dengan senyumnya. Mendengar suara Rayna pak Handoyo pun segera tersadar dari lamunannya. Senyum terbit di wajahnya.
"Rayna!" Panggil papanya. Mama Rayna yang sedang menyirami tanaman mendengar nama Rayna disebut pun segera berlari menghampiri suaminya.
"Ada apa pa?" Tanya Mama Rayna dengan nada khawatir lalu mengikuti arah mata suaminya.
"Rayna!"Mama Rayna segera menghampiri dan memeluk Rayna. Papa Rayna setelah mencuci tangannya pun ikut memeluk Rayna.
"Papa senang akhirnya kamu keluar kamar, nak." Kata Papanya.
"Mama juga seneng Rayna mau semangat lagi." Kata mamanya. "Mau kemana sayang?" Tanya Mamanya setelah mereka selesai berpelukan.
"Mau jogging ma."
"Wah, papa udah lama ngga jogging, ayo jogging sama papa! jogging dimana nak?" Tanya papanya, kali ini papanya ikut bersemangat.
"Ah, Mama juga ikut dong! Sebentar ya mama siap - siap dulu!" Kata mama Rayna lalu segera pergi ke kamar untuk ganti baju. Bukan hanya Sabda yang bahagia, tapi orang tuanya juga bahagia ketika dia bahagia.
Rayna, Papa dan Mamanya jogging di taman. Mereka bercanda, tertawa. Walaupun Rayna merasa ada yang kurang dari hidupnya tapi dia tetap bahagia. Dia tidak mau merepotkan orang lain lagi. Setelah keliling satu putaran Papa Rayna duduk di bangku taman.
"Rayn, Papa capek. Istirahat dulu." kata Papanya lalu meneguk air dalam botol yang dibawa dari rumah.
"Yahhhh Papa baru satu putaran udah capek." Kata Mama Rayna. Akhirnya Rayna ikut duduk sama Papanya.
"Laper ma, Gimana kalau kita makan bubur ayam aja tuh!" Kata Papa Rayna.
"Ah, itu cuma modus papa. Bilang aja tadi pas muter nyium aroma bubur kan?" Goda Mama Rayna. Rayna tertawa melihat tingkah orang tuanya.
"Hai, Rayn!" sapa seseorang dan ternyata itu Vero.
"Eh, Vero!" Sapa Rayna.
"Pagi om, tante." Sapa Veri ke orang tua Rayna lalu bersalaman.
"Oh, Nak Vero. Mau ikut sarapan sekalian?" Tanya Papa Rayna. Mendengar cerita Papa sabda waktu berkunjung kemarin, mereka percaya pada Vero. Dan Rayna juga sudah tidak halusinasi lagi itu karna Vero, Papa Rayna pun berharap semoga suatu hari nanti Rayna bisa membuka hatinya untuk Vero.
"Wah, kalau saya sarapan, saya ngga jadi jogging dong, om. Saya baru aja datang." kata Vero.
"Sudah, sarapan dulu aja, olahrganya nanti sore." Kata Papa Rayna lalu mengajak semuanya sarapan.
Vero melirik Rayna sekilas. Rayna cuma geleng-geleng kepala melihat Papanya.
"Ayo nak Vero!" Ajak mama Rayna.
"Papaku ngga bisa ditolak Ver, Yuk!" Kata Rayna juga. Vero akhirnya ikut keluarga Rayna sarapan. Vero lega melihat Rayna kembali ceria. Sambil sarapan Papa Rayna banyak ngobrol sama Vero. Tentang usaha Vero, sampai akhirnya papa tertarik untuk bekerja sama dengan salah satu perusahaan keluarga Vero untuk mengiklankan bisnis papa.
"Nanti siang om tunggu kamu di kantor om ya!" Kata Papa Rayna pada Vero ketika mereka berpamitan pada Vero untuk pulang.
"Baik om. Hati-hati om." Kata Vero. Mobil keluarga Rayna sudah bergerak menjauh. Vero memandangi mobil tersebut. Ada senyun terbersit di wajah Vero.
"Sab, Lu beruntung mengenal Rayna dan keluarganya. Papa Mama Rayna baik, hangat, ramah. Pasti lu dulu bahagia banget" Kata Vero. Dibalik datangnya Vero ke taman pagi ini, ada peran Anin yang tidak sengaja melihat pop up di notifikasi ponselnya. Dari group whatsapp yang berisi pesan Rayna mau jogging. Jadi Anin segera menghubungi Dimas biar Vero dikasih tau kalau Rayna lagi joging di taman. Vero langsung menuju mobilnya. Mau jogging? Lupakan saja. Dia tidak mungkin jogging karena perutnya sudah kenyang. Ketika menuju mobil, ponselnya berdering. Dari Dimas.
"Halo."
"Gimana Ver, ketemu Rayna?"
"Ketemu."
"Trus?"
"Apanya yang terus?"
"Ngobrol kan?"
"Iya, ngobrol ma bokapnya. Ya udah gue mau pulang dulu."
"lah kok bokapnya sih??? Ntar makan siang gue ke tempat lu." Kata Dimas.
"Gue ntar mau ke kantor bokapnya Rayna." Kata Vero lalu menjalankan mobilnya pelan.
"Jadi, Lu ngomongin kerjaan tadi?? Astagaaa"
"Ck, udahlah, kenapa sih lu?? Gue nyetir nih, Bye." kata Vero lalu menutup teleponnya. Kelakuan temannya yang bernama Dimas emang gitu, cerewet, kepo, tapi baik, care sama temen.