Chereads / AIMILIOS by Project Mentari / Chapter 17 - Inkubator

Chapter 17 - Inkubator

Jas berteknologi yang di rancang oleh Genta telah dibuat, sudah tidak ada bug lagi dalam jas tersebut. Bahkan mereka telah menggunakannya.

Genta menekan tombol kuning, di arahkannya tombol tersebut ke arah bibirnya

"Bhatari, bisakah kamu ke lab sekarang? Ada yang ingin aku sampaikan" Ucap Genta

Sebuah suara masuk menyaut "Baik, Genta." Ucap suara perempuan yang kemungkinan adalah Bhatari

Tak berselang lama, Bhatari menemui Genta di laboratorium.

"Max telah meninggal, bisakah kamu bantu aku menyiapkan sebuah tabung yang nantinya akan di gunakan untuk menaruh jasad Max?" Ucap Genta.

Mereka semua masih tak menyangka dengan kepergian Max, seorang pria yang baik meski tak banyak bicara. Max terinfeksi virus yang mengakibatkan dirinya tak dapat bertahan lebih lama lagi. Aldo dan Dodi masih tak bisa mengikhlaskannya, mereka masih berduka. Karena bagaimana pun mereka yang selama ini menjaga Max. Saat ini jasad Max masih berada di ruangan tempat ia beristirahat.

Bhatari mengangguk, ia menyetujui permintaan Genta untuk membantunya.

"Tapi Genta, bukankah lebih baik kita menguburkan Max saja?" Usul Bhatari.

"Tidak bisa, Max adalah satu-satunya manusia yang terinfeksi. Aku akan menelitinya terlebih dahulu, sampel DNA dia bisa saja membantu kita dalam membuat obat untuk virus ini." Ucap Genta.

Bhatari terdiam, yang di katakan oleh Genta adalah kebenaran. Tapi entah mengapa hati kecilnya tak tega dengan Max, karena sudah sepantasnya Max tenang dengan peristirahatan terakhirnya.

"Baiklah, kita mulai dari mana?" Putus Bhatari.

"Bisakah kamu mencarikan akrilik tebal yang cukup panjang, dan beberapa benda lainnya yang sudah aku catatkan. Aku akan buat inkubator untuk Max, jasadnya tidak boleh rusak." Jelas Genta sembari memberikan catatan kecil ke Bhatari.

"Hmm. Baiklah, aku akan mencarikan bahan-bahan yang kamu butuhkan secepatnya, Genta." Bhatari lalu bergegas meninggalkan Genta. Ia membuat portal untuk mencari beberapa bahan yang dibutuhkan.

Genta menekan tombol hijau, layar LCD transparan terpampang jelas di matanya. Ia telah merancang sebuah inkubator besar berbentuk tabung yang akan ia buat transparan pada bagian atasnya. Tabung yang dapat mengatur suhu pada jasad Max agar tetap awet. Tabung tersebut akan ia lengkapi dengan berbagai fitur pendukung lainya dengan teknologi yang tinggi

Saat ini Genta harus menyiapkan berbagai macam peralatan dan codingan agar jasad Max lekas dipindahkan, kali ini ia tidak boleh salah atau membuang waktu lagi, ia khawatir jika terlalu lama dipindahkan maka virus yang ada di dalam diri max akan menyebar.

Genta dengan otak geniusnya menatap desain inkubator yang telah ia buat, ia mulai membuat codingan pada layar transparan itu. Tangannya begitu lihai. Fokus Genta sekarang adalah waktu, ia tak memiliki banyak waktu lagi. Tangannya menari pada layar transparan tersebut, menarik sisi ini dan sisi itu. Menuliskan beberapa program perintah yang akan berguna nantinya. Tiba-tiba Bhatari datang bersama dengan portal yang telah di buat, ia membawa berbagai barang yang di perlukan Genta.

"Genta, aku sudah membawakan barang yang kamu minta. Apa kamu butuh bantuan ku lagi?" Ucap Bhatari.

"Tidak, pergilah. Terima kasih atas bantuan mu" Bhatari mengangguk dan pergi.

Genta masih fokus dengan hal yang ia lakukan, bahkan ia tak menghiraukan lambungnya yang perlu diisi asupan makanan. Sekarang fokusnya adalah LCD transparan yang membuat konsentrasinya terfokus, ia tidak ingin ada bug lagi kali ini.

Run

Run module

Enter.

Beberapa program telah ia buat menggunakan coding.

Sekarang ia mengalihkan matanya pada barang-barang yang telah di bawa oleh Bhatari dan menatap sekilas.

"Semua barang yang aku butuhkan sudah ada, keren juga Bhatari bisa mencarikannya." Ucap Genta.

Genta mengambil akrilik, ia memotong dan mengubah bentuk akrilik tersebut menjadi setengah lingkaran. Akrilik ini akan dijadikan penutup pada tabung inkubator yang akan dibuat.

Untuk bagian dalamnya, ia menggunakan stainless steel karena bahan ini dinilai kuat terhadap perubahan suhu, ia juga akan menggunakan tambahan baja di dalamnya.

Genta mulai menyusun bagian wadah dengan penutupnya, ia mulai memposisikannya dan memberikan engsel pada wadah inkubator yang telah di buat agar dapat terbuka dan tertutup.

Selanjutnya tangannya dengan lihai mengetikan beberapa program tambahan, seperti pembukaan tutup inkubator secara otomatis, pengatur suhu, beberapa tombol set yang nantinya akan berguna. Tak lupa juga ia menambahkan beberapa lampu sebagai penanda. Tiap satu warna lampu yang menyala memiliki arti yang berbeda.

Genta tersenyum, sebentar lagi inkubatornya akan selesai.

Beberapa program tambahan dan program inti yang telah ia buat pada layar transparan telah diaplikasikan pada inkubator yang telah di buat, sekarang ia hanya tinggal melakukan pengecekan pada inkubator tersebut, dirinya berharap tidak ada bug lagi.

Tangannya menekan tombol bertuliskan open, lalu secara otomatis tutup inkubator terbuka.

Ia mulai melakukan pengecekan pada program lainnya. Pengatur suhu juga dapat berjalan dengan baik, ia juga menambahkan tabung kecil yang nantinya akan ia gunakan untuk memasukkan cairan agar jasad Max tetap awet dan virusnya tak menyebar apa lagi berkembang.

Genta tersenyum puas, kali ini ia tak menemukan bug sedikit pun pada inkubator berteknologi yang di buat. Sekarang yang perlu ia pikirkan adalah bagaimana cara memindahkan jasad Max ke dalam tabung.

Genta menciptakan alat berbentuk persegi panjang yang dapat di gerakan menggunakan remot kontrol, alat ini nantinya akan digunakan untuk memindahkan jasad Max ke dalam inkubator tersebut. Alat ini dapat di gerakan menggunakan remot kontrol, dan ketika tombol berwarna putih ditekan, maka sebuah tangan otomatis berbentuk capitan akan muncul, capitan tangan itu terbuat dari besi, capitan inilah yang akan memindahkan jasad Max ke dalam inkubator. Inkubator telah dibuat, jasad Max juga sudah di pindahkan. Aldo dan Dodi pun sudah mulai mengikhlaskan Max untuk selamanya, meski tadi terjadi perdebatan yang cukup alot antara Dodi dan Genta, karena Dodi ingin Max di makamkan bukan dimasukan kedalam incubator dan menjadi alat penelitian Genta.