Tanggal 23 Bulan Juni Tahun 3.597 pukul 00.03 ---(18.03)---
Tubuh yang mati rasa karena tusukan-tusukan dari krikil yang menjadi alas tidurnya. Mata yang susah untuk dibuka lebar-lebar. Perut yang mulai merasa lapar karena belum diisi. Lidahnya menjadi hambar karena air liur menjadi satu-satunya minuman yang dapat menghilangkan rasa dahaganya.
Suara angin dari danau berderu melintasi telinganya. Dalam sekejap saja, terasa sebuah gelombang angin yang berbeda dari sebelumnya. Terasa sebuah kedatangan seseorang dari arah Danau Diana. Perlahan Karyuno membuka matanya dan melihat ke arah danau.
Dia melihat sesosok wanita berambut panjang berwarna biru hingga mencapai pahanya. Dia memakai gaun pengantin yang akan lebih sempurna lagi. Kalau dia juga membawa sekuntum bunga di tangannya. Gelapnya langit dengan perairan yang ikut memantulkan nya membuat sosoknya terlihat terlalu bercahaya di mata Karyuno.
Dalam pikiran dia merasa bahwa wanita ini adalah putri duyung yang tinggal di Danau Diana ini. Dia muncul untuk menolongnya yang sedang tenggelam dalam masalah. Seperti yang banyak dikatakan dalam banyak legenda. Nampaknya, dia harus menikah dengan wanita itu karena telah diselamatkan olehnya. Karena dia akan mati kalau tidak menikah dengan seorang yang diselamatkannya.
Sebagai seorang lelaki sejati, Itu hanyalah sebuah balas budi yang ringan atau justru menggembirakan. Karena telah kehilangan segalanya. Tuhan menggantinya dengan sesuatu yang sangat indah. Sungguh, dia sangat bersyukur dan tidak lagi merasa berat hati dengan semua yang telah dia alami.
Langit malam yang gelap, tiba-tiba terlihat begitu terang sepertinya matahari telah terbit. Kemudian, terdengar sebuah kata-kata dari langit yang bersinar itu.
"Kak, cepat bangun! Kak Shuna sudah pulang.", suara yang terdengar begitu akrab ditelinga nya. Karena hampir setiap hari, suaranya memenuhi rumah Keluarga Uwais. Hirashin Dwi Uwais adik laki-laki Ryuno yang menjadi anak terakhir Uwais. Saat itu Ryuno sadar, bahwa dia benar-benar tidak ingin pulang ke rumah.
Tapi, entah bagaimana dia bisa berada di kamarnya? Padahal seingatnya dia sedang tiduran di tepi Danau Diana. Apakah yang dialaminya tadi memang nyata? Padahal aku pikir itu hanyalah mimpi. Tapi, kalau memang dia telah di tolong wanita yang dilihatnya itu. Ini benar-benar gawat.
Karena ini akan jadi hari perayaan ulang tahun Shuna. Sedangkan dia sudah melakukan hal yang sangat buruk pada adiknya itu. Dia harus segera pergi dari rumah atau dia akan terjebak dalam situasi yang tidak ingin dirasakannya. Paling tidak hingga dia berhasil melewati hari istimewa ini.
"Jangan kabur, kak!", Tapi, sayangnya dia kepergok wanita yang berada di pintu kamarnya. Mirani Iko Uwais, adik Shuna dan kakak perempuannya Rashin. Adik perempuannya ini, walaupun buta. Tapi, dia memiliki ketajaman intuisi yang sangat mengerikan.
Dia terpaksa harus mengikuti alur ceritanya. Karena dia tidak bisa kabur kalau sudah tertangkap oleh Mira. Tapi, Karyuno tidak ingin menghancurkan suasana senang di keluarganya. Jadi, dia harus berusaha untuk tetap terlihat ceria.
Walaupun rasanya berat untuk melihat adik perempuannya, Shuna. Karyuno melewati malam dengan berat hati. Setiap tatapan mata adiknya begitu mencekik lehernya. Hatinya terasa seperti air yang berada di kantung plastik. Lalu, plastik itu diperas hingga batas pecahnya.
Setelah merasakan beratnya semalaman bersama Shuna dalam satu atap. Karyuno benar-benar mencapai puncak tekadnya. Dia harus mengakhirinya hari ini juga. Atau dia tidak dapat lagi hidup tenang.
Untuk mengakhirinya, dia juga harus segera menyiapkan pengganti hadiah ulang tahunnya.
Tanggal 23 Bulan Juni Tahun 3.597 pukul 09.19 ---(03.19)---
Malam terlewati dan ternyata tepat di malam itu juga. Angin malam yang sangat dingin mulai berkurang dan suhu mulai naik. Jika dibandingkan dengan malam-malam sebelumnya. Lalu, di samping itu, kembang desa di Desa Lamperion telah bangun fajar begini. Serta sudah bersiap-siap untuk berangkat ke sekolahan.
Dia berangkat jam segitu agar dapat menghindari bahaya yang akan dihadapinya. Baik dari dalam rumahnya atau dibalik pintu keluar rumahnya. Tapi, apapun alasannya. Ibu kembang desa ini masihlah tetap saja merasa khawatir terhadap putrinya itu.
Karena putrinya itu lemah terhadap udara dingin. Bahkan selama sebulan ini, sudah berkali-kali Shuna dipulangkan dari sekolah karena sakit. Ibunya Shuna sering dipanggil dengan panggilan Ibu Nagi. Sebuah panggilan yang khusus dibuat untuk menutupi banyak misteri dan rahasia dibaliknya.
Putra-putri menyadari kalau ada yang aneh dengan kehidupan ibunya. Namun tidak ada yang pernah mengusik apa yang disembunyikan ibunya itu. Karena telah melihat sedikit fakta mengerikan dibaliknya. Saat mereka bersama-sama mencoba untuk mengungkapkannya.
Sebagai tambahan, putra-putrinya bahkan tidak tahu nama lengkap ibunya. Uwais Yinagi Tri Ferno Lamperion, nama yang akan mengungkap salah satu rahasianya. Bahwa dia adalah salah satu putri dari Kepala Desa Lamperion yang sebelumnya.
Dia tidak pernah menyebutkan nama lengkapnya. Untuk merahasiakan fakta ini dari putra-putrinya. Karena berbagai alasan dan masalah di masa lalunya. Masa-masa kelam yang pernah dilaluinya dan membuatnya harus merahasiakannya rapat-rapat.
Kembali pada settingan ceritanya, Ibu Nagi terus berusaha untuk mencegah putrinya berangkat ke sekolah. Karena tidak ingin putrinya justru sakit karena terlalu memaksakan dirinya. Begitu putrinya keluar lewat pintu depan. Ibu Nagi langsung bergegas membangunkan putra pertamanya, Karyuno.
Awalnya Karyuno sulit untuk dibangunkan. Karena tubuhnya juga belum sepenuhnya pulih dari luka yang didapatkan dari duel kemarin. Ibu Nagi sampai terpaksa menggunakan teknik terlarang untuk membangunkan putranya. Dia berbohong dengan menyebutkan nama dari Bocah Emas sekaligus putra pertama dari Kepala Desa Lamperion saat ini.
"Ryuno, adikmu Shuna sedang diganggu Vormen.", Dengan kebohongan yang dibuat-buat itu. Karyuno langsung beraksi dan segera mencari keberadaan adiknya. Tanpa mengganti pakaiannya, dia langsung meluncur keluar rumah. Tanpa tahu dimana dan sedang apa adiknya. Satu-satunya harapan untuk dapat mempertemukan mereka hanyalah takdir.
_______BERSAMBUNG_______