Tanggal 23 Bulan Juni Tahun 3.597 pukul 09.43 ---(03.43)---
Kuroshuna yang melihat sesosok laki-laki berjubah yang mencurigakan. Mencoba untuk melemparkan sebuah batu kearahnya. Sambil siap-siap untuk membekukan musuhnya. Kalau keadaan menuntunnya untuk kabur.
Jantungnya berdetak kencang dan tangannya mulai gemetar. Dia tahu bahwa ini adalah sesuatu yang berbahaya. Tapi, kalau dia tidak bergerak. Dia merasa akan ada bahaya lebih besar lagi menanti. Kuroshuna meneguk air liurnya lalu melempar batu ke arah sosok itu dan mengenai kepalanya.
"Mari kita lihat, apa yang akan dilakukannya sekarang. Kalau ada yang mengetahui keberadaan.", Kuroshuna bergumam pelan dan sosok itu berteriak kesakitan. Lalu, dari suaranya. Kuroshuna merasa pernah mendengar suaranya. Atau mungkin hampir setiap hari. Terlebih lagi, sikap sombongnya yang sangat pasaran.
"Aduh... Hoi... Siapa yang melempar batu...?!", Sosok itu berteriak keras. Apakah dia tidak sadar? Kalau ini masihlah malam. Tapi dia justru berteriak-teriak keras begitu. Begitu pikir Shuna dan lupa terhadap apa yang telah dilakukannya malam-malam begini.
"Jangan teriak-teriak...! Aku yang melempar batu itu.", Kuroshuna menjawab pertanyaan sosok itu dan keluar dari tempat persembunyiannya. Sosok itu diam seribu bahasa. Dia tidak menyangka akan bertemu dengan Kuroshuna di tempat dan waktu ini.
"Shuna... Apa yang kamu lakukan malam-malam begini?", Terkejut dengan kemunculan Kuroshuna. Dia langsung berusaha menutupi perilaku sebelumnya. Dia juga melepaskan jubah hitam yang menutupi kepalanya.
Rambutnya yang berwarna kuning keemasan menjadi peringatan bahaya bagi yang melihatnya. Nama panggilan "Bocah Emas" itu sebagai penanda bahwa dia adalah sosok yang sangat berharga. Serta sangat berbahaya untuk orang-orang yang menjadikannya sebagai musuh.
"Itu bukan urusanmu. Yang lebih penting lagi, untuk apa kamu berdiri sendirian di tempat gelap seperti itu?", Kuroshuna merasa kesal dengan keberadaan sosok itu disini. Karena sebelumnya, sosoknya itu sampai membuatnya merinding. Kuroshuna benar-benar kecewa dan lega karena sosok itu hanyalah putra pertama kepala desa.
"Aku dituntun oleh takdir kesini. Sungguh takdir yang rumit.", Dia mengambil kesempatan itu untuk merayu Kuroshuna. Tapi, Shuna justru semakin jengkel dengannya. Karena masih saja tidak dapat melihat suasana disekitarnya.
"Kalau begitu, takdir juga menuntunku untuk meninggalkan kamu sendiri disini. Selamat tinggal, ya.", Kuroshuna tidak ingin lagi meladeninya. Karena akhir-akhir ini dia semakin menyebalkan saja. Terlebih lagi, kemarin dia juga terlalu berlebih-lebihan dalam duel dengan kakaknya, Karyuno.
Kuroshuna melanjutkan perjalanannya dan melewati laki-laki itu. Bagi laki-laki itu, ini adalah kesempatan untuk dapat bersama dengan Shuna. Dia mengikuti dari belakang seperti anjing yang setia mengikuti pemiliknya.
"Bercanda, Shuna. Jangan marah... Aku diusir ayahku karena telah berduel dengan kakakmu. Karena itu, aku semalaman ini diluar rumah.", Laki-laki bernama Vormeno Iko Miran Lamperion. Memanfaatkan keadaan mengenaskan nya untuk menghentikan Kuroshuna.
"Maaf, ya. Karena menuruti permintaanku. Kamu jadi diusir dari rumah.", Karena Kuroshuna merasa bersalah atas apa yang menimpanya. Dia berhenti sebentar, agar dapat jalan berdampingan dengan Vormeno. Paling tidak, hanya itu saja yang bisa dia lakukan untuk menebus kesalahannya.
"Ya, bukannya aku ingin menyalahkan mu untuk ini. Aku hanya ingin bersama denganmu lebih lama lagi.", Perjelas dari maksud Vormeno yang justru lebih melukai Kuroshuna. Kuroshuna hanya diam melihat ke bawah.
"Tapi, kamu sudah tidak perlu melakukannya lagi. Aku sudah tidak peduli lagi dengan apa yang ingin dilakukan laki-laki itu. Kalau wanita itu segitu pentingnya untuknya. Aku tidak ingin ikut campur lebih jauh lagi.", Kuroshuna dengan berat hati menerima kenyataan pedih yang ada di depan matanya.
"Heh, itu tidak benar Kuroshuna. Menurutku Karyuno lebih mementingkan kamu daripada wanita itu.", Vormeno mencoba untuk menghibur Kuroshuna yang terlihat terpaksa mengatakannya. Vormeno juga tidak ingin melihatnya sedih. Vormeno pikir perkataannya itu dapat membuat Kuroshuna kembali ceria. Tapi, kenyataan tidak. Karena Vormeno tidak tahu tentang apa yang dilakukan Karyuno terhadap adiknya.
"Terima kasih. Tapi, ini mungkin waktu yang tepat untuk memberi tahu mu. Maaf, karena selama ini aku merahasiakannya. Sebenarnya, aku sudah menjadi milik seseorang.", Dia tunjukan tangan kanannya yang selalu ditutupnya dengan sarung tangan.
"Heh, sejak kapan kamu membuat tiga perjanjian itu? Lalu, dengan siapa Kuroshuna?", Dia terkejut dengan hal yang dilihat di punggung tangannya. Sebuah pertanda bahwa dia sudah tidak bisa lagi mendekati Kuroshuna lebih jauh lagi.
"Lalu, kamu sudah tidak perlu lagi memanggil nama lengkap ku seperti itu. Mulai sekarang, panggil Shuna saja. Karena mulai sekarang kita berteman saja, ya. Kalau laki-laki itu membuat masalah denganmu karena ini. Bilang saja padaku. Lalu, sekali lagi. Maaf.", Kuroshuna mempercepat langkahnya untuk membuat jarak diantara mereka.
Vormeno juga tidak lagi mengikuti Kuroshuna. Karena telah menyadari fakta bahwa dia selama ini hanya dimanfaatkan oleh Kuroshuna. Lalu, yang lebih penting lagi. Karyuno hingga akhir prolog ini masih belum juga menemukan adiknya.
Tanggal WXX Bulan $&+;:? Tahun XXHXXXKX pukul xxG.MLx
"Haahh... Kuroshuna memang horor banget, deh. Caranya menolak laki-laki ngeri banget."
"Berhenti membuat deskripsi seperti itu kepada kuuu.... Allamman...!!!"
_______BERSAMBUNG_______