Chereads / Direktur, Ayo Cerai / Chapter 56 - ##Bab 56 Menghabiskan 900 Juta

Chapter 56 - ##Bab 56 Menghabiskan 900 Juta

Dengan cepat, ponsel Nando mulai bergetar.

Dia mengeluarkan ponselnya dan melihatnya. Dia mendapatkan sebuah pesan, 'Kartu dengan nomor akhir 6950 melakukan pembelanjaan sebesar 300 juta pada 7:10 tanggal 17, saldo akhir 900 juta.'

Nando sedikit mengernyit. Kartunya ada di tangannya sendiri dan kartu lain ada di tangan Febi, lalu bagaimana dengan 300 juta ini?

Tanpa sadar Nando melirik Febi dengan ekspresi acuh tak acuh.

"Ada apa?" Vonny menyadari ekspresi Nando terlihat kurang baik.

"Tidak ada." Nando meletakkan kembali ponselnya.

Namun, sebelum 20 detik berlalu, ponsel Nando kembali mulai bergetar. Pesan yang sama persis masuk lagi, hanya saldo yang berubah, lagi-lagi saldonya berkurang 300 juta.

Febi? Apa yang sedang dia lakukan?

"Kenapa kamu tiba-tiba kehilangan begitu banyak uang? Apakah bank telah melakukan kesalahan? "Kali ini, bahkan Vonny juga telah melihat pesannya. Nando masih meletakkan kembali ponselnya tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

Hanya 600 juta, bukannya dia tidak mampu membayarnya.

Namun, ponsel itu kembali bergetar. Di rekeningnya kembali melakukan pembayaran senilai 300 juta. Vonny menatapnya dengan curiga, "Apakah seseorang telah menggunakan kartumu?"

"... ya," jawab Nando dengan pelan karena takut dia akan curiga. Wajah Nando terlihat sedingin es.

Wanita ini pasti sengaja melakukannya. Dia selalu bangga pada dirinya sendiri dan tidak pernah menggunakan kartu ini, tapi ketika Vonny berada di sisi Nando. Dia bahkan bersikap arogan, jelas-jelas dia ingin menantang dan memamerkan kedudukannya.

Vonny memelototinya sambil tersenyum dan bertanya dengan pura-pura, "Jangan-jangan .. kamu menyembunyikan sesuatu dariku dan memiliki wanita lain?"

Suaranya tidak pelan, orang-orang di meja sebelah bisa mendengarnya dengan jelas.

Nando melirik meja di sebelahnya dengan tenang, kemudian meraih dagu Vonny seolah-olah tidak ada orang lain di sana dan mencium bibirnya, "Jangan berpikir yang tidak-tidak, ada kamu, aku tidak akan pernah tertarik dengan wanita lain."

Febi merasa bahwa dirinya adalah sebuah lelucon. Vonny sedang menonton leluconnya. Penyelamat yang menolongnya sebelumnya, sekarang duduk di meja bersama dengan wanita lain. Julian dan Nando juga menonton leluconnya. Suaminya, sekarang sedang bermesraan dengan wanita lain dan sama sekali tidak menganggap Febi serius.

Febi berpikir, tidak ada orang yang lebih menyedihkan dan memalukan daripada dirinya.

Namun, semakin seperti ini, dia semakin tidak mau menundukkan kepalanya.

Saat pelayan membawa tiga botol anggur, Febi mengambil satu terlebih dahulu dan berjalan ke meja Julian.

Febi menegakkan punggungnya hingga tegak lurus.

Di bawah tatapan curiga keduanya, Febi meletakkan anggur merah di depan Julian dan tersenyum manis, "Pak Julian, ini untukmu, aku harap kamu menerimanya."

Nadanya terdengar, sungkan dan asing.

Usha menatapnya dengan waspada, "Apa yang kamu lakukan?"

Apakah ini dia ingin mendekati senior? Bukankah tingkah Febi ini terlalu jelas?

"Terima kasih atas bantuanmu sebelumnya. Setelah sebotol anggur ini, kita seharusnya tidak saling berutang lagi." Febi seakan tidak bisa melihat permusuhan di mata Usha, dia hanya berbicara dengan Julian. Nada suaranya yang sungkan sangat jelas jika dia ingin memutuskan hubungan mereka berdua.

...