Hari yang ditunggupun ahirnya tiba, Hari dimana Khumay bersama Salma dan teman-teman yang lainya melakukan bakti sosial. Khumay susah mendapatkan barang yang akan dijual yaitu gelang, harga tidak mahal hanya 10ribu saja. tapi hasilnya sangat membantu bagi korban bencana, serta para UKM.
Disini tepatnya dibawah lampu merah jalan utama, disebrang masjid Raya. tapi meski sebrang, Namun jaraknya cukup jauh. dan bila ditempuh dengan jalan kaki, sangat melelahkan.
Khumayra sudah berdiri dipingggir jalan dengan membawa kardus berisi barang daganganya. Dengan memakai almamater kebanggaan kampus, ia sudah siap menunggu pengemdara yang mau bermurah hati membeli daganganya.
Lampu merah sudah menyala, Khumay segera mendekati sembuah mobil yang berhenti tidak jauh dari tempatnya berdiri. Salma dan yang lainya pun melakukan hal yang sama, ada yang berhenti dipengendara motor ada juga yang berhenti dipengendara mobil.
"Assalamualaikum abang."sapa Khumay Ramah sembari tersenyum.
"Walaikumsalam."jawab abang pengendara Mobil.
"Belilah gelang kami bang, Kalo abang membeli Artinya abang menyumbang korban gempa. Massallah."
"Masaallah."Ucap si Abang sembari mengeluarkan uang selembar 100 ribuan.
"Massallah baik sekali abang, ini bang gelangnya."ucap Khumay sembari memberikan gelang serta tak Lupa tersenyum.
"Makasih ya bang Assalamualaikum."Salam Khumay dengan tersenyum bahagia.
"Wallaikumsallam."
Khumayra meninggalkan mobil hitam itu, lalu berjalan kesisi lebih jauh lagi. tepat Khumay berdiri, berhentilah sebuah mobil Mewah tepat Didepanya.
Tak lama kaca mobil pun terbuka, dan munculah sosok laki-laki tampan dengan hidung mancung Serta mata sipit yang begitu menawan. Dengan senyum mengembang, Khumay bergegas mendekati mobil tersebut berdiri tepat disamping pintu mobil yang kacanya terbuka.
"Bang beli bang, Belilah gelang kami. kalo abang membeli itu sama saja dengan abang membantu korban bencana."ucap Khumay sembari tersenyum kearah laki-laki muda yang ada didepanya.
Bukanya merespon ucapan Khumay, laki-laki muda itu justru terdiam. menatap wajah Khumay seolah tubuhnya tersiram air es, rasanya sangat menyejukan. mata indahnya yang berbinar-binar, jika tersenyum terlihat susunan gigi yang tertata rapi. alis yang tertata rapi, senyum yang menawan serta pipi merona.
Semua itu terbingkai sempurna di tubuh semampai serta kulit putih, Meski Khumay memakai hijab dan pakaian yang serba terturup. Namun terlihat dengan jelas semua keindahan yang tercipta dalam dirinya, ternyata Rezeki tidak hanya berupa uang. menatap sesosok mahluk indah didepan mata, termasuk juga rezeki.
Neopandu membeku, lidahnya kelu untuk sekedar menjawab sapaan sang perempuan. darahnya berdesir hebat, jantungnya bersebar kuat. Tidak pernah sebelumnya Neopandu merasakan hal seperti ini, apakah ini yang sebut cinta pada pandangan pertama.
Lamunanya tersadar saat sebuah tangan lentik melambai-lambai didepan matanya.
"Bang beli gelang kami, bagus-bagus ini lo. abang juga gak akan rugi kalo beli,"ucap Khumay sembari memperlihatkan gelang daganganya.
"Benar disumbangkan ini hasilnya?"Neopandu bertanya sembari tanganya memegang gelang.
"Insallah bang. kami akan sumbangkan kepara korban gempa, makanya beli dong bang."ucap Khumay sembari tersenyum cantik.
"Ah gak yakin aku."jawab Neopandu sembari tersenyum menggoda Khumay.
"Lah kekmana ini kok gak yakin, Bang bukan hanya kita bantuin korban gempa. Tapi kita juga bantuin anak-anak UKM lo bang."
Neopandu terus menatap wajah cantik Khumay yang sedang berbicara didepanya."Gak percaaya aku."jawab Neo seraya tersenyum mengejek kearah Khumay.
Tujuanya hanya menggoda, karna dirinya ingin berlama-lama menatap wajah teduh Khumayra. Jika boleh ingin Rasanya Neo membawa pulang Khumay, untuk dijadikan pajangan indah dirumahnya.
Mendengar ucapan Neo seketika raut wajah Khumay berubah, Yang tadinya lembut berubah menjadi merah padam.
"Abang lihat mataku liat mukaku, ada tampang-tampang gak meyakinkan?"Khumay sudah mulai emosi.
"Justru tampang cantik kaya kamu ini lo, yang gampang nipu orang."Jawab Neo santai sembari tersenyum kearah Khumay.
"Kalo abang gak mau beli yaudah gak usah!"ketus Khumay sembari pergi meninggalkan Neopandu.
"Hei tunggu."panggil Neo sembari turun dari mobil.
Khumay tak menggubris, ia justru berjalan cepat kearah Salma sahabatnya.
"Kesal kali."ucap Khumay sembari memasang muka masam, karna kesal dengan Neo.
"Kenapa kau?"tanya Salma penasaran.
"Itu nyebelin."Khumay seraya menunjuk kearah Neopandu tanpa menoleh.
"Siapa?"kembali Salma bertanya.
"Ituu."Khumayra menunjuk sembari menoleh kearah Neopandu yang tengah berjalan kearah mereka.
"Masyaalllah Lemin ho!"ucap Salma kegirangan.
"Lemin ho dari mana?"Khumayra semakin kesal.
"Dari sinilah ganteng."ucap Salma.
"Coba dulu kau lihat itu,"Lanjut Salma sembari menunjuk kearah Neopandu.
"Apa pula tak mau ku lihat. Nah ini bawakan dulu aku mau sholat kemasjid."ucap Khumay sembari memberikan kardus bawaanya pada Salma. Khumay langsung berjalan menuju pangkalan ojek, bukan ojek motor ya. Melainkan becak tapi tidak digoes, namun ditarik menggunakan motor.
"Masjid raya ya bang."ucap Khumay pada sopir ojek.
"Baik neng."
Begitu Khumayra pergi Neopandu sampai, dan langsung bertanya pada Salma."Itu temanya mau kemana?"tanya Neopandu pada Salma.
Salma yang masih terbengong dengan ketampanan Neopandu sampai tergagap."Mau solat oppa."Jawab Salma sembari terus memperhatikan wajah Neopandu.
"Kau tidak ikut solat?"tanya Neo.
"Aku sedang Palang merah oppa, mana mungkin aku solat. Oppa belilah gelang ini!"Seru Salma sembari memberikan gelang pada Neo.
Sedangkan Neo masih saja focus pada Khumay yang sedang pergi menggunakan ojek."Pilihlah oppa bagus-bagus ini lo."Sambung Salma.
"Eh nanti dulu aku mau solat!"ucap Neo sembari berlari menuju mobil, dan langsung melajukan mobilnya mengejar Khumay.
Salma hanya melongo sembari menatap kepergian Neopandu."Tampan kalilah Lemin ho hari ini. sarangheo oppa,"gumam Salma sembari tersenyum.
Neopandu melajukan mobilnya kencang mengejar Khumay, Entah kenapa kali ini rasanya sangat berbeda. Khumay begitu mempesona dimatanya, meskipun Neo bukanlah seorang muslim. namun dia begitu menyukai Khumay, yang mengenakan Hijab.
Begitu mobilnya sudah bisa menyalip ojek yang ditumpangi Khumay, Neo segera menurunkan kaca lalu menyapa Khumay."Haii. mau kemana?"Tanya Neo sembari tersenyum kearah Khumay.
Bukanya menjawab Khumay Justru melengos, dan menyuruh sopir ojek semakin mempercepat laju kendaraanya."Bang lebih cepat dikit!"ucap Khumay.
Tanpa menjawab ucapan Khumay, sang sopir langsung menambah kecepatan lagu kendaraanya. Sampai didepan masjid Khumay segera turun dari ojek.
"Tunggu sini bentar ya bang aku cuma Solat."Pesan Khumay.
"Siap neng."jawab Sang sopir.
Khumay langsung berjalan masuk kemasjid, langsung mengambil air wudhu dan bersiap shalat Dhua.
Neopandu yang baru sampai dihalaman masjid langsung memarkirkan mobilnya, dan segera turun mengejar Khumay yang sudah lebih dulu masuk kedalam masjid. Neopandu tidak sadar apa yang tengah dilakukanya, yang jelas ia hanya ingin tahu nama Khumayra. Wanita muslim yang berhasil mencuri hatinya, tepat dipertemuan pertamanya.