Chereads / cinta yang terenggut / Chapter 5 - PART 4

Chapter 5 - PART 4

Neo langsung turun dari mobil dan lari menuju masjid, tanpa sadar Neo masuk masjid masih memakai sepatu. hingga langkahnya terhenti saat seorang pria menegurnya.

"Heh sepatu kau!"hardik pria yang baru saja keluar dari masjid.

"Kalo mau masjid kau lepas dulu sepatumu."lanjut pria itu.

Tanpa menjawab Neo segera balik badan dan keluar dari masjid, lalu duduk dilantai sembari melepas sepatunya.

"Hei ingat. batas suci!"ucap pria itu sembari menunjuk lantai teras masjid.

"Siap bang!"Jawab Neopandu.

Setelah melepas sepatunya Neopandu bergegas masuk kedalam masjid, mengejar Khumay yang sudah lebih dulu masuk. begitu sampai didalam ternyata Khumay tengah menunaikan sholat, dengan sabar Neopandu menunggu sampai Khumay sholat.

Setelah menunggu sedikit lama, ahirnya khunay selsei sholat. Dengan jantung berdebar mulai bersiap menanti kedatangan Khumay, ia berdiri tepat didepan pintu penyekat antara laki-laki dan perempuan.

"Hei."Sapa Neo.

"Astagfirulloh. abang ngikutin aku?"tanya Khumay sedikit heran.

"Inikan tempat umum, semua orang boleh datang kesini."jawab Neo.

"Emang abang mau sholat?"

"Emangnya masjid cuma buat sholat?"tanya Neo.

"Yaiyalah bang."Jawab Khumay.

"Yaudah, kalo aku bukan muslim berati aku gak boleh disini?"tanya Neo.

Pertanyaan Neo membuat Khumay sedikit terdiam, ia bingung harus menjawab apa.

"Ya boleh aja sih. tapi abang mau ngapain?"tanya Khumay.

"Aku-"Neo bingung harus menjawab apa, karna memang tujuanya kemari memang mengikuti Khumay.

"Permisi bang Assalamualaikum."pamit Khumay sembari berjalan meninggalkan Neo.

"Hei!"panggil Neo mencoba menghentikan langkah Khumay.

Neo tidak menyerah ia tetap mengikuti Khumayra, ia kembali mengikuti ojek yang ditmpangi Khumay saat berangkat tadi. Sungguh sangat aneh, jika biasaanya Neopandu yang dikejar perempuan. namun kali ini dirinyalah yang mengejar, membuat Neopandu semakin penasaran.

"Makasih ya bang!"ucap Khumay sembari memberi ongkos ojek yang ditumpanginya.

"Sama-sama neng,"jawab sopir ojek, setelahnya Khumay lansung berjalan kearah Salma.

"Salma."

"Baru kelar aku,"ucap Khumay.

"Dapet banyak gak?"tanya Khumay.

"Lumayan."jawab Salma sembari tersenyum.

"Yaudah kita harus semangat terus ya, senengnya aku ini udah tinggal dikit,"ucap Khumay sembari menghitung sisa gelang yang belum terjual.

"Semangat Dong Khumay."

"Tapi ini masih ada beberapa biji ya Ma."ucap Khumay.

Tak lama Neopandu sampai, ia segera turun dang langsung menghampiri kedua gadis yang tengah berbincang.

"Hai."Sapa Neo ramah.

"Aku Neo aku mau beli gelangnya,"ucap Neo sembari tersenyum kearah Khumay.

"Mau beli berapa oppa?"tanya Salma, sedangkan Khumay hanya Diam saja.

"Berapa semua? aku beli."jawab Neo sembari mengeluarkan dompet dari kantong celananya.

ia mengeluarkan 10 lembar uang seratutan lalu menaruh didalam kardus yang sedang dipegang oleh Salma."Segitu cukup?"tanya Neo.

"Massallah, kebanyakan itu oppa."jawab Salma.

"Udah gak apa-apa, ambil aja semua"jawab Neo sembari tersenyum.

"Doain aja semoga usahaku lancar."Sambung Neo.

"Emang usaha apa oppa?"tanya Salma.

Neo tidak menjawab ucapan Salma, ia justru menatap Khumay yang tengah membuang muka kearah lain.

"Eh mana gelangku tadi?"tanya Neo, tanganya langsung mengambil sepastik gelang yang ada dikardus.

"Ini punyaku semua kan? tunggu sebentar ya jangan kemana-mana."ucap Neo sembari menunjuk kearah Salma Juga Khumay.

Kedua perempuan itu hanya melongo melihat kelakuan Neo, ia tidak tahu siapa Neo. tapi sikap Neo seolah sudah kenal dengan keduanya.

"Bang gelang bang,"ucap Neo menawarkan gelangnya pada pejalan kaki yang kebetulan lewat didepanya.

"Gratis bang ini."lanjut Neo sembari membagi-bagikan gelang itu.

Khumay terus saja menatap Neo yang tengah tersenyum kearah orang-orang yang ada didepanya, tanpa Khumay sadari. Salma melihat semua setiap gerak geriknya, sembari tersenyum.

Setelah gelang itu habis Neo kembali mendekati kedua wanita itu, lalu menyerahkan 1 gelang kearah Salma."Inih buat kamu."ucap Neo sembari tersenyum.

"Salma!"sembari tersenyum Salma menerima gelang dari Neo.

"panggil aja aku Neo."

"Terima kasih Oppa."ucap Salma girang sembari tersenyum.

Tanpa memudarkan senyum di bibirnya, Neo beralih menatap Khumay yang sejak tadi hanya diam.

"Nah kalo ini spesial buat kamu,"ucap Neo sembari memberikan 1 gelang pada Khumay.

Seketika Khumay menoleh kearah Neo, sebelum menerima Khumay menatap wajah Neo beberapa saat.

"Makasih ya bang,"ucap Khumay sembari tersenyum.

"Sama-sama, Namanya siapa?"

Neo bertanya sembari menatap lekat wajah cantik Khumay, membuay Khumay semakin tidak enak. Khumay perempuan Dewasa, dia sangat tau Jika Neo menyukai dirinya.

"Oh eh Khumay."jawab khumayra gagap.

"Sama-sama Khumay."

"Ah yaudah kalo gitu kami pamit dulu ya bang ya."ucap Khumay.

"Eh tunggu-tunggu."cegah Neo reflek langsung memegang tangan Khumay.

"Astagfirulloh."Khumay melepaskan tangan dari Neo sembari berbalik.

"Boleh pinjam ponsel kamu?"tanya Neo.

Khumay terdiam cukup lama, Sampai ahirnya Salma yang angkat bicara."Ini oppa punyaku aja"ucap Salma sembari menyerahkan ponsel pada Neo.

Neo menerima ponsel itu lalu memegangnya sebentar dan mengetik nomornya diponsel Salma."Kamu simpan nomor aku, supaya bisa nelpon,"ucap Neo sembari menyerahkan kembali ponsel itu pada Salma.

"Haa ngerti aku ini."jawab Salma sembari tersenyum penuh arti.

"Yaudah kalo gitu terima kasih ya Salma Khumay."ucap Neo sambil terus tersenyum kearah Khumay, lalu ia berbalik dan berjalan meninggalkan keduanya.

"Byee oppa Neo!"seru Salma sembari melambaikan tangan.

Khumay menatap kepergian Neo dengan senyum dibibirnya, Entah kenapa dia merasa jika Neo sangat berbeda dengan laki-laki lainya. Sungguh Khumay benar-benar merasa aneh sekali dengan dirinya kali ini.

"Khumy ada apa?"tanya Salma.

"Tidak apa-apa. sudah siang aku lapar,"jawab Khumay.

"Ayo!"jawab Salma.

"Khumay menurut kamu Oppa Neo tampan tidak?"tanya Salma sambil berjalan menuju kedai makanan.

"Tentu saja tampan Salma, karna dia seorang laki-laki."jawab Khumay sembari mendudukan diri di kursi.

"Abang mie gorengya dua sama Es teh."pinta Salma pada pemilik Kedai.

"Oke."

"Bukan begitu maksud aku, Apa tak ada yang spesial dimatamu?"tanya Salma.

"Spesial jika ia mau mengajaku menikah."jawab Khumay.

"Ahh Khumay kau selalu saja seprti itu,"ucap Salma sembari melipat bibirnya.

"Kau sudah tidak mau berteman lagi denganku, jika nanti kau segera menikah pastilah aku sendiri Khumayra."lanjut Salma.

"Hei Salma. Lagian yang mau menikah itu siapa sih. calon saja tidak ada, kenapa kau selalu bahas masalah nikah terus?"tanya Khumay sembari tersenyum.

"Aku hanya bertanya bukan menyuruhmu menikah Khumay,"jawab Salma.

Khumay tidak menanggapi lagi ucapan sahabatnya, makanan yang mereka pesan audah sampai. setelah itu keduanya makan dengan tenang, tanpa ada yang berbicara. setelah selesei makan keduanya pulang, kebetulan kerjaan juga sudah selesei dan haripun sudah beranjak sore.