Chapter 3 - Tag 2 : Bertamu Kerumah Terkasih

Dari tatapannya yang hanya berjarak lima meter, dengan sedikit menengadah melilihat sebuah jam dinding yang menempel kuat didalam sebuah ruangan yang penuh dengan kesejukan AC. waktu menunjukkan pukul 05:00 dan saatnya pulang kerja telah tiba, luky yang bekerja disebuah kantor biro jasa keuangan segera berkemas, dengan cepat beranjak dari meja kerjanya, dan tak lupa dia menyapa dedy yang duduk disamping meja kerjanya

"bro, aku duluan ya" sapa luky cepat

"eh ya bro hati-hati" balas dedy tanpa melihatnya

luky terlihat berjalan tergopoh-gopoh sambil merapikan bajunya yang seharian menempel dibadanya yang sudah terlihat sedikit kusut dan tak lupa ia memakai jaket kulit jeans nya untuk melengkapi stylenya yang kekinian.

"weeet" suara pintu utama kantor pun terbuka dan luky terus berjalan mendekati tempat parkiran "dang ding dung" suara SMS diponsel luky dan dengan cepat ia membukanya

"jangan lupa beliin oleh-oleh sayang" ucap sms dalam pesan "siap boskue" jawab luky singkat membalas pesan tak lupa dia mengirimkan emoji hati.

"brem" suara motor pun sudah dihidupkan dan luky langsung tancap gas meninggalkan tempat kerjanya.

Didalam perjalanan menuju rumah sang kekasih, lukypun berhenti sejenak ketika berada tepat di pasar buah yang dimana rumah sang kekasih sudah tak jauh lagi dari tempat persinggahannya

"pak beli buah jeruknya 2kilo ya" ucap luky saat berada didepan penjual buah seraya memilih-milah buahnya

"oh ya mas" sahut penjual buahnya cepat seraya melempar senyuman manis ke pembeli pada umumnya "mau yang mana mas, jeruk biasa atau jeruk madu mas" tanya bapak penjual seraya menunjuk keaneka jeruknya

"kalau jeruk biasa sekilonya berapa pak" tanya luky mencoba menanyakan harga

"dua puluh ribu mas" jawabnya cepat

"terus kalau yang jeruk madu berapa pak" sambung luky bertanya membandingkan harga

"kalau yang jeruk madu, dua puluh lima ribu mas" jawabnya seraya tersenyum manis seperti jeruknya "selisihnya cuman lima ribuan mas" tuturnya pak penjual polos

"tapi dua-duanya tetap maniskan pak, nggak ada yang buat mulut kecut gitu" ucap luky sedikit bercanda

"sama mas, hanya saja kalau jeruk biasa ada saja satu dua yang kecut" jawab si penjual jujur

"ya sudah kalau gitu aku ambil yang madu saja, biar nggak ada yang kecut" jawab luky sambil memilah-milah jeruknya

"baik mas" sahut penjual seraya mengambil jeruk yang sudah pilah sama luky dan alhasil jual beli pun berakhir sampai disitu.

Kini lukypun terlihat senyum-senyum sendiri diatas motor matiknya yang tengah dikendarainya, sesekali melihat-lihat jeruk yang sudah tergantung didepan gantungan motornya, dia terlihat sudah tak sabaran sampai dirumah terkasih apalagi sampai melihat senyumannya yang selalu membuatnya terpesona.

"dug,, dug,, dug,,, " suara hentakan kaki yang tengah berlari kecil kegirangan seperti mengejar sesuatu yang berharga ketika mendengar suara motor yang tengah masuk kepekarangan rumahnya "weeet" suara pintu depan rumahpun terbuka, senyuman manis pun terlempar kearah suara motor yang masih menyala dan dengan hati kegirangan penuh berbunga-bunga Ayu pun menghampiri sang terkasih dengan bergairah "kamu koq lama banget sayang nyampe sini" tanya ayu ketika berada di dekat kekasih "jangan bilang kamu singgah ditempat cewek yang lain dulu baru kesini ya" sambungnya berguyon

"sayang ini ngomng apaan sih, bukanya nanyain aku nggak kenapa-napa dijalan eh ni malah ditanya yang aneh-aneh" membalas santai guyonana kekasih

"hehehe ya dah maaf, tapi sayang bener nggak kenapa-napa kan diperjalanan tadi" ucap ayu sambil membolak-balikan pipi terkasih penuh kegirangan

"kamu lihat sendirikan aku baik-baik saja" ucap luky sambil mencubit pipi kekasihnya yang putih dengan lembut.

"ya sudah ayoq masuk, ibu juga sudah nungguin sayangnya dari tadi" ajak Ayu "tapi dia sepenuhnya nggak nungguin sayangnya, melainkan oleh-olehnya hehe" canda ayu kemabli terdengar

"hhhheeemmm ini ibu sama anak sama saja" jawab luky melepaskan nafas lelahnya seraya mengambil oleh-olehnya dari gantungan motor yang sudah dikemas kantong pelastik berwarna hitam pekat, dan merekapun masuk beriringan bergandengan tangan kedalam rumah.

"tok tok tok" suara pintu terketuk "buk ada tamu" cetus ayu memanggil dari depan pintu kamar ibunya

"ya, siapa itu yu" sahut ibu ayu dari dalam kamarnya

"nggak tau juga buk, soalnya tumben juga ayu lihat" guyon ayu seraya senyum cengengesan

"ya suruh tunggu sebentar, ibu pasang baju dulu" sahut ibu ayu termakan guyonan anaknya

"ya buk, cepat ya, ditungguin diruang tamu, kasian tamunya nanti kalau nunggu lama" ucap ayu sambil beranjak pergi dari depan kamar ibunya

"yaya sudah mau selesai koq ini" sahut ibu seraya beranjak keluar kamar

"mana tamunya yu" tanya ibu ayu menoleh kekiri dan ke kanan setelah tiba diruang tamu

"eh buk" sahut luky kaget sambil beranjak dari tempat duduknya seraya menyalami tangan calon mertuanya dan tak lupa untuk mencium tanganya

"tamu yang mana buk" tanya luky ikut menoleh kekiri dan ke kanan

"nggak tau tuh ayu katanya ada tamu yang nggak dikenal" ucap ibu ayu polos

"perasaan pas saya masuk tadi nggak ada siapa-siapa buk" jawab luky juga masih bingung "hhhhmmmm, ibu pasti dikerjain sama ayu ini" ucap luky mulai memahami "pasti tamu yang dimaksud sama ayu itu aku buk" sambung luky sedikit malu

"oalah anak ini, koq ibunya juga sampai dekerjain" suara ibu sedikit kesal seraya menggeleng-gelengkan kepalanya "terus kamunya kapan dateng nak" sapa ibu ayu sedikit tersenyum

"baru saja buk" sahut luky cepat turut membalas senyuman mertuanya

"oh,,, ya sudah duduk dulu nak" ucap ibu ayu sembari menduduki kursi didekatnya

"ya buk" suara luky cepat seraya menduduki kembali tempat duduknya

"kamu sudah makan" tanya ibu ayu santun

"sudah buk, tapi tadi siang diwarung dekat kantor" jawab dedy jujur

"ya sudah ntar kita makan malam bersama disini" ajak ibu ayu "ibu sudah masakin masakan kesukaanmu" sambung ibu ayu polos

"waduh jadi ngerepptin nih buk, pake masakin masakan kesukaan aku segala lagi" ucap luky sedikit malu

"wkwkwkwk" suara tawa ayu tiba-tiba nongol sambil membawa nampan yang terlihat berisi kopi dan jeruk madu yang dibawa oleh luky buat disunguhkan kembali sebagai cemilan teman ngobrol

Ayu yang masih kegirangn sendiri karna sudah mengerjain ibunya dan kekasihnya masih terlihat senyum cengengesan

"kamu itu ya kebiasaan ngerjain orang tua" tegur ibu menggeleng-gelengkan kepalanya sambil menatap ayu sehingga membuat ayu menyudahi senyuman candaanya

"ya nih, dah sering juga dibilangin masih saja dilakuin" sambung luky mengompori seraya menjulurkan lidahnya disaat ayu mencoba menatapnya

"ya buk maaf, ayu cuma becanda" ucap ayu kalem tak berani memandang ibunya "ayu janji takkan mengulanginya lagi" sambung ayu menyesalinya.

"janji ini ya tak akan mengulanginya lagi" tegas ibu

"ya buk, janji" sahut ayu cepat sambilmengangkat kedua jari telunjuk dan tengahnya secara bersamaan dan tak lupa ia balit dengan senyuman.