Kini tiba sudah mereka dihalaman rumahnya dan sesampainya diparkiran teras depan rumahnya, anak sulung dari bapak munawarman masih terlihat senyum-senyum semiringan ketika ia turun dari mobil avanza milik bapaknya dan berlalu dari tempat parkiran begitu saja tanpa menghiraukan adik dan bapaknya
"kakak kenapa sih pak" tanya anak bontotnya yang melihat aneh gaya kakaknya yang tumben tak seperti biasanya "dari tadi senyum-senyum cengengesan kayaq orang gila" sambung Rani adiknya yang masih tak egitu mengerti akan namanya cinta
"hehheee mungkin kakamu lagi sedang jatuh cinta, makanya dia terlihat seperti orang gila" jawab sang bapak sedikit mengeledek anak sulungnya didepan anak bontotnya seraya berjalan masuk kedalam rumah meninggalkan tempat parkir begitu saja
"maksud bapak,,, kakak sudah punya pacar ya" ucap Rani nyerocos dengan polosnya
"ah kamu ini masih ingusan tau aja nama pacar" sahut sang bapak sontak terkejut seraya menutupi kebenarannya
"emank siapa pacar kakak pak, koq nggak pernah diajak main kerumah" sambung Rani bertanya dengan polos
"hahahaha, mana bapak tahu, kamu ini ada-ada saja buat bapak ketawa" ucap pak munarman menggelengkan kepalanya seraya tertawa membahana "sudah ya nak, anak kecil nggak boleh bahas gituan" sambungnya memperingati anaknya.
"weetttt" suara pintu terbuka dengan begitu kerasnya sehingga membuat ibunya kaget yang tengah asyik menonton televisi sembari menunggu mereka pulang
"siapa itu" tanya ibunya spontan terkaget ketika pintu terdengar dibuka "kamu ini buka pintu main labrak-labrak saja" cetus ibu dengan nada keberatan disaat melihat anak sulungnya nongol dari bilah pintu
"hehe maaf buk, terlalu semangat jadi kelolosan" ucap si suling masih senyum sumeringan dan terus berjalan kedalam kamarnya tanpa berhenti tak seperti biasanya
"bakso pesanan ibu mana" teriak ibu bertanya kepada anak sulungnya disaat anaknya tengah berjalan masuk kekamar pembaringannya
"ada buk sama Rani dibelakang" sahutnya seraya membuka pintu kamarnya
"anak gadismu kenapa lo pak" tanya ibu disaat pak munawarman dan Rani masuk bergandengan kedalam rumah
"nggak kenapa-napa koq buk" jawabnya santui "memangnya dia sudah ngapain" tanya balik pak munawarman masih dengan santui
"aneh nggak seperti biasanya, buka pintu kayaq orang ngedobrak, udah gitu masuk rumah senyum-senyum sendiri dan tumben sekali dia langsung masuk kamar nggak seperti biasanya barengin kita duduk dulu" suara ibu bertanya secara bertubi-tubi
"ya buk, tadi saja Rani juga perhatiin didalam mobil sepulang kita dari tempat bakso dia sudah kayaq gitu buk, kayaq orang gila" tambah Rani membenarkan semua ucapan ibunya
beda dengan bapaknya yang hanya tersenyum mendengar ucapan istri dan anak bontotnya setelah ia melihat sejak awal tingkah aneh anak sulungnya "ah itu biasa buk, maklum anak kitakan sudah nggak remaja lagi, dia sudah dewasa, jadi dia sepertinya lagi merasakan bagaimana rasanya jatuh cinta" tegas pak munawarman membela sikap anak sulungnya
"cinta-cinta, baru juga kerja beberapa bulan, sudah main cinta-cintaan" suara ibu lirih seperti tak setuju
"ah ibu, kayaq nggak pernah muda saja" sambung pak munawarman "mending dimakan saja dulu baksonya ntar keburu dingin" suruh pak munawarman menutup perbincangan ditengah kesaksiannya melihat anak sulungnya yang sedag dilanda jatuh cinta.
Didalam kamar yang penuh dengan corak-corak gambar boneka yang terlukis di setiap sudut dinding hingga membuat kamar itu tampak cerah berseri terpancar penuh sinar kebahagiaan, terlihat anak remaja yang cantik tengah asyik dalam lamunanya, betapa bahagianya ia mendambakan dan mengingat kembali kejadian yang telah terjadi barusan dan tak pernah sedikit pun ia rencanakan untuk yang kedua kalinya. Dipandanginya langit-langit ruang kamarnya yang semakin ia pandang semakin ia terasa melayang diawan dan tak luput juga dari pengelihatan disaat ia terlihat senyum manis penuh bahagia di wajahnya hingga tampak lesung anggun menawan yang menempel dipipinya.
"nama kamu siapa sih" terdengar suara lirih nan manja seraya bertanya pada dirinya sendiri "koq disaat ketemu kamu, kamu slalu terlihat keren, kereeeeeen sekali" pujiannya semakin menjadi "apa kamu sengaja ya biar aku terus-terusan kepincut seperti ini" sambungnya dengan lirih dibalik hatinya yang lagi gelisah meronta-ronta "karna kehadiranmu,,, aku jadi kebayangin kamu terus" sambungnya seraya meraih bantal guling yang ada disampingnya dan turut memeluknya dengan erat sekali "pokoknya kamu harus tanggung jawab atas kegelisahanku ini" tuturnya menutup gurauan yang meronta-ronta didalam hati dan fikirannya. mata indahnyapun mulai terpejam dengan lembut sehingga mampu membuatnya tertidur dengan pulas bersama harapannya yang ingin ia buat menjadi kenyataan.
Dalam ruang dan tempat yang berbeda, luky terlihat berjalan menaikan anak tangga yang menuju kekamar tidurnya, untuk segera bersandar dan beristirahat setelah perjalanan penuh seharian seraya ingin cepat menutup harinya yang cukup melelahkan nan penuh mengesanakan didalam penghujung hari atau malam minggu. Setibanya didalam kamar ia langsung menjatuhkan tasnya, melepas jaket dan menggantungnya ditempat gantungan, baju kerah berlengan pendek serta celana levis yang terlihat kusut setelah seharian menempel di tubuhnya ia lempar dan tumpuk kedalam keranjang pakaian kotor dan tak lupa ia melepaskan jam tangan yang menempel di lengan kirinya seraya ia melihat waktu yang sudah menunjukkan pukul 11:00 tepat
"telfon nggak ya, buat ngasih tau, kalau aku sudah sampai rumah" ucap luky disaat mengambil hapenya dari dalam tasnya yang berserakan dilantai "kalau jam segini biasanya sih dia sudah bermimpi" suaranya ciut tersenyum sinis ketika melihat kembali waktu yang ada di ponselnya. "sudahlah biarkan saja, mending aku SMS saja caranya" gumam luky sedikit kebingungan "sayang,,, aku tau sayangnya sudah tertidur, tapi aku cuma mau ngasih tau, kalau aku sudah sampai rumah dengan selamat" ucap SMS luky terkirim untuk kekasihnya dan tak lupa ia tutup dengan emoji senyum penuh kebahagiaan.
"hhhhhmmmmzzz" suara helaian nafas lega "sekarang waktunya buat cuci muka dan gosok gigi, habis itu baru deh tidur" ucap luky seraya meraih handuk kecilnya yang menempel didinding kamar didekat kamar mandinya.
Disaat luky tengah asyik bersandar mencoba menutup mata diatas pembaringannya sambil mengingat-ngingat kembali kejadian-kejadian yang telah berlalu barusan dirumah sang kekasihnya tiba-tiba ia harus membuka matanya yang sudah terpejam dengan rasa berat, disaat terdengar suara nada dering bertambah getar diponselnya yang menandakan ada panggilan masuk datang.
"ya ada apa bro, malam-malam gini tlfn" tanya luky berat disaat melihat panggilan masuk dari dedi datang
"kirain kamu sudah tidur bro" sapa dedy lantang
"emank aku sudah tidur tadi kampret, hanya saja kebangun karna kamu yang telfon" ucapnya sedikit kesal
"hehe sorry bro sorry" ucapnya minta maaf
"yaya, memangnya ada hal apa kamu telfon malam-malam" tanya luky sekali lagi
"hehee nggak penting-penting amat sih" jawabnya tanpa rasa bersalah
"apa makanya" tanya luky masih penasaran
"aku cuman mau ngajak kamu nongkrong ditempat biasa aja besok" jawabnya lugu "udah gitu doang" sambung dedy seraya sedikit ketawa
"emang kampret kamu, kirain ada hal yang penting, kalau masalah itukan bisa kamu telfon besok" ucap luky kesal langsung menutup telfonnya "dasar jomblo memang kerjaanya isengin orang saja, hhhhhhhhh, nyesel aku angkat" ucap helaian nafas luky penuh dengan kekesalan. Dan tak lama kemudian lukypun tertidur dengan aura kekesalanya kepada dedy.