Ayu dengan girangnya berjalan bolak balik pasang badan dari dapur ke ruang makan hanya untuk mempersiapkan jamuan makam malam bersama kekasih dan keluarga kecilnya, terlihat senyum kegirangan yang tampak diwajah ayu penuh semangat, alhasil semua jamuan sudah beres dipindahkan dengan tatanan yang rapi nan indah dipandang
"buk, yank, ayoq makan, makanan sudah ready" ucap ayu sedikit berteriak menaikkan nadanya seraya menunggu duduk manis dikursi bagiannya
"ya" sahut luky dari arah ruang tamu seraya bergegas melipat sejadah yang ia kenakan sholat isya
sedangkan ibu ayu masih terlihat menyelesaikan sujud terakhirnya dengan penuh khusyuk didalam kamarnya
"mana ibu" cetus luky seraya menarik kursi tempat ia hendak duduk
"paling dia masih sholat" ucap ayu sambil menyajikan nasi kepiring-piring yang masih kosong
"oh,,, terus kenapa sayangnya nggak sholat" canda luky tersenyum tersipu malu sambil menatap wajah terkasih
"ah sayangku ini pura-pura nggak tau saja" ucap ayu manja menggeleng-gelengkan kepalanya membalas candaan kekasih "apa perlu kukasih lihat" sambung ayu membalas candaan kekasihnya
"husssst sayang ini aneh-aneh saja" suara luky takut "nggak enak nanti didengar ibu" sambungnya sedikit panik
"apa itu apa" cetus ibu ayu dari belakang luky
"eh ibu, nggak ada buk" ucap luky kaget tambah panik dan dengan spontan mengambil kerupuk yang ada didepanya dan langsung melahapnya
"hahahhaa" tawa ayu pecah melihat ekspresi kekasihnya yang mulai salah tingkah "nggak ada apa-apa kok buk" ucap ayu menelan tawanya mengalihkan pembicaraan "ayo dah kita mulai makan, sebelum..." suara ajakan ayu terhenti
"hussst kamu ini" cetus ibu menghentikan omongan ayu "tunggu putri adikmu pulang dulu" pinta ibu "mentang-mentang ada pacarmu disini kamu sudah mulai lupa sama adikmu" ucap ibu becanda "hhheemmmzzz" desahan nafas ibu melengkapi candanya
"astaga,,, iaia aku sampai lupa sama bocil yang satu itu" ucap ayu kegirangan
"tau nih, main duluan-duluan saja" suara luky melengkapi candaan
"hehehe sory bosku" ucap ayu masih kegirangan seraya menatap manis ke arah kekasihnya
Sembari menunggu putri yang belum juga pulang dari tempat pengajiannya, mereka terlihat ngobrol santai nan bahagia. Putri yang merupakan anak bungsu atau adik dari ayu yang masih duduk di bangku kelas 2 SMP sedangakn ayu kini berstatus sebagai mahasisiwi semester 3 di Fakultas ekonomi. Mereka adalah dua bersaudara yang harus mengikhlaskan untuk ditinggal pergi sama sang ayah karna kejamnya sebuah perceraian, sehingga dengan terpaksa mengharuskan ibunya menjadi tulang punggung keluarga selain untuk menafkahi kebutuhan hidup mereka sehari-hari sang ibu juga harus terus berjuang meneruskan langkah pendidikan anaknya yang masih berstatus pelajar dan mahasiswi. karna baginya pendidikan itu sangatlah penting agar dia tak dipandang sebelah mata dan mudah dipermainkan seperti masalalunya yang pahit yang ia alami, karna baginya cukup dia saja yang merasakannya jangan sampai terjadi kepada kehidupan anak-anaknya dikemudian hari nanti, dan itu juga berlaku kepada semua orang yang bermaksud untuk mencapakan kehidupannya, dan walau terkadang luky juga ikut andil dalam membantu kehidupan mereka.
Setiap sore menjelang petang putri selalu berangkat mengaji al-qur'an dan pulang setelah ba'da isya datang. Putri adalah anak yang rajin, taat dan patuh kepada orang tuanya, jiwa dan karakternya tak jauh beda dengan kakaknya, itu semua tak terlepas dari ajaran dan didikan sang ibunda tercinta.
"weettt" suara pintu samping terbuka "ssalamu'alaikum" ucap salam putri seraya beranjak masuk kedalam
"Wa'alaikumussalam" terdengar sahutan secara serempak dari tempat perjamuan
"kaq luky" sapanya akrab sedikit terkejut dan spontan kegirangan disaat dia melihat dan menyadarinya
dan lukypun hanya membalas dengan senyuman manis semanis madu
putri juga tak lupa untuk mengulurkan tangannya untuk menyalami mereka semua hingga memutar memutari meja jamuan makan.
"cepat taruh perlengkapan mengajinya sayang, biar bisa kita mulai makan malamnya" suruh ibu dengan lembut
"ya buk" dan putripun langsung mengiakan pinta ibunya dengan ucapan yang santun.
mereka makan dengan begitu lahapnya, hingga tak banyak nasi dan lauk yang tersisa, dari sana kita bisa melihat betapa enak dan lezat masakan yang dihidangkan oleh tangan seorang ibu yang super.
Waktu malampun terus berjalan hingga membuat acara jamuan makan malampun turut berlalu, Luky melihat jam tangan yang menempel ditangan kirinya, sudah menunjukkan pukul 10:15 hingga harus memaksanya untuk segera pulang.
"waduh sudah tak terasa jam 10:15" cetus luky sedikit kaget memberi tahu kekasihnya
"masa sih sayang, koq cepat sekali rasanya" ucap ayu tak percaya "coba lihat" seraya menarik lengan kiri luky yang kebetulan duduk disampingnya "yaya" sambungnya berkerut
"ya sudah aku langsng pamit pulang saja" pinta luky
"tapi aku masih kangen yankkk" suara ayu terdengar begitu manja disertai dengan tingkahnya yang begitu mencolok
"ya aku juga sama sayang, tapi mau bagaimana lagi" ucap luky lembut dengan mulut yang ditekuk
"hhhhmmmmzzzz" hembusan nafas ayu seakan tak menerima "ya sudah aku kasih tau ibu dulu" ucap ayu beranjak dari tempat duduknya
"ya sayang" balas dedi penuh senyum seraya menunggu kekasihnya kembali.
"buk,,,buk" suara ayu memanggil dari depan kamar ibunya "treeet" suara pintu terbuka dengan pelan dan dari bilik pintu yang sedikit terbuka ayu melihat raut wajah ibunya yang tengah tertidur pulas seakan penuh mimpi sontak senyum cengegesan terlihat dipipi ayu kala melihat kelakuan putri adiknya yang tertidur menaikan kakinya ke paha ibunya dan ayu pun menutup rapat kembali pintu kamar ibunya dan berlalu pergi begitu saja meninggalkan senyum kebahagiaan.
"ibu sudah tertidur sayang, kelihatannya sudah pulas lagi jadi aku nggak enak buat banguninnya" ucap ayu saat berada di dihadapan kekasihnya
"hhhmmmm ya sudah kalau begitu" jawab luky pasrah "aku langsung pulang saja" sambung luki seraya memasang jaket jeansnya
"ya sayang, kamu hati-hati ya" suaranya ayu berat melepaskan
"ya sayangku" ucapnya manja sambil menyapu rambut kekasihnya yang terlihat kusut seraya berjalan keluar keteras rumah" ingat sepulangku nanti langsung tidur, istirahat cepat biar nggak gampang sakit" pesan luky
"yang paling penting kunci rumah dulu yank" canda ayu seraya menguap didepan kekasihnya
"sayang ini dah ngantuk juga masih saja sempat becanda" ucap luky menggelengkan kepalanya sedikit tersenyum
"hehehe, ya bosku, semua pesan siap akan dijalankan dengan baik" ucapnya sigap
"ya dah aku pulang ya" ucap luky tersenyum hangat
"ya sayang" sahut ayu membalas senyuman kekasihnya seraya mencium tangannya sebagai tanda perpisahan
"assalamu'alaikum" ucap luky ketika berada diatas motor maticnya yang hendak mau jalan
"wa'alaikimussalam" sahut ayu melemparkan senyumn perpisahannya
Dari atas teras rumahnya ayu masih memandangi kekasihnya yang beranjak pergi, semakin lama semakin jauh terlihat hingga sesampainya dibelokan ia tak terlihat lagi dengan mata sayunya, ditambah lagi dengan pandangan yang mulai terhalang oleh tebalnya embun malam yang berselubung dingin yang ditiup angin spoi-spoi hingga terasa masuk menusuk kulit yang terdalam. Dan dengan cepat ayupun masuk kamar tempat perbaringanya seusai menutup rapat dan mengunci pintu depan dan kamarnya. kini dia mulai mencoba memejamkan mata indahnya seraya mengingat kembali kejadian tadi saat bersama kekasihnya, lambat laun ingatannya semakin memudar dan menghilang disaat ia mulai tertidur pulas.