Chereads / Left And Right / Chapter 12 - Perlu Menjelaskan

Chapter 12 - Perlu Menjelaskan

Berhubung hari ini adalah hari pertama bersekolah, tentunya tidak ada jam pelajaran yang akan dimulai. Semua murid baru pasti diberikan waktu untuk saling berkenalan dengan teman-teman mereka satu sama lain. Ya, walaupun satu minggu yang lalu mereka juga sudah diberikan kesempatan untuk saling mengenal saat masa pengenalan lingkungan sekolah. Dan hari ini, tanpa ada kegiatan apapun mereka bebas untuk berbicara dengan siapapun. Namun, hal ini sama sekali tidak dilakukan oleh Angel, bukan karena dia tidak ingin berbicara atau perkenalan dengan teman-teman satu kelasnya ini. Tapi, gadis itu memilih untuk berdiam di tempatnya dan melakukan konversasi singkat bersama dengan Lisa. Karena memang dirinya belum memiliki niatan untuk mengenal lebih jauh teman-teman satu kelasnya ini. Tapi, bukan berarti dia akan menolak jika ada yang mengajaknya untuk mengobrol lebih dulu. Ya, karena memang Angel sedikit sulit untuk memulai pembicaraan bersama orang baru.

Untuk saat ini, gadis itu hanya diam di tempatnya seraya mengamati satu persatu wajah semua teman satu kelasnya ini. Walaupun, dirinya belum bisa mengenal nama-nama mereka, paling tidak dirinya harus bisa menghafal wajah-wajah yang akan bersamanya satu tahun ke depan di kelas ini. Wah, dirinya sama sekali tidak menyangka saat ada beberapa siswa dan siswi yang memiliki wajah serupa. Entahlah, Angel juga tidak tahu apakah mereka memiliki hubungan saudara atau tidak. Tapi, sepertinya dirinya sedikit kesulitan untuk mengingatnya. Untuk laki-laki yang duduk di kursi ujung paling belakang, Angel sama sekali tidak mau mengingat mereka. Iya, dua laki-laki itu adalah Edwin dan juga teman satu bangkunya. Mereka sudah membuat dirinya naik pitam tadi pagi. Ah, bahkan Angel masih bisa merasakan kekesalan yang tadi pagi dia rasakan ketika terus mengingat perbuatan teman satu bangku Edwin. Baiklah, untuk saat ini dia sama sekali tidak ingin melibatkan rasa emosi apapun. Angel hanya ingin mengamati teman-temannya saja.

"Kau tidak marah 'kan, karena tadi pagi aku tidak bisa menjaga tempat duduk kita berdua?" tanya Lisa.

Angel yang mendengar pertanyaan dari teman satu bangkunya itu langsung menolehkan kepalanya ke arah Lisa. Dirinya menggelengkan kepalanya sebelum membalasnya dengan suara. "Sebenarnya, aku tidak marah. Hanya saja, aku ingin kau juga tegas pada orang yang ingin mengambil hakmu," jawabnya.

"Iya, aku minta maaf," Lisa terlihat memerlukan pandangannya dan memainkan jari-jarinya yang berada di atas meja. "Aku hanya terlalu takut dengan laki-laki seperti itu," katanya lagi.

Angel menganggukan kepalanya, "Tidak apa-apa, pasti banyak gadis lain yang juga takut dengan laki-laki seperti dia," balasnya untuk menenangi temannya itu agar tidak merasa bersalah berkepanjangan. Karena Angel juga sangat percaya jika tidak banyak wanita yang bisa tegas dengan sesuatu yang harusnya memang butuh untuk dipertegas.

Berniat untuk kembali pada kegiatan sebelumnya, secara tiba-tiba gadis itu menghentikannya setelah mendapat pesan dari teman-temannya. Iya, itu teman-teman dekatnya selama di SMP. Di dalam grup pesan itu, hanya dirinya dan juga Della yang berada di SMA yang sama. Tentunya, dua orang yang lain menanyakan tentang kegiatan mereka berada di SMA ini. Padahal, menurut Angel sendiri tidak ada sesuatu yang menarik, kecuali laki-laki yang memang menarik emosinya. Hanya saja, secara tiba-tiba obrolan mereka justru beralih pada laki-laki yang tidak ingin Angel bahas. Namun, teman-temannya itu mengharapkan akan cerita tentang Edwin.

"Memangnya, apa yang perlu diceritakan dari dia?" tanya Angel pada dirinya sendiri dengan suara lirih.

Lantas kedua ibu jarinya mengetikkan pesan yang berisikan tentang ceritanya tadi pagi mengenai tempat duduknya yang sempat direbut oleh teman satu bangku Edwin. Tapi, dia sama sekali tidak menceritakan rasa curiganya pada laki-laki itu, Angel merasa tidak enak dengan temannya yang menyukai Edwin. Khawatir, jika dirinya selalu meletakkan rasa curiga ataupun kekesalan pada laki-laki itu, Della tak akan menyukai sikapnya, dan tentunya Della akan merasa jika Angel tak akan bisa kenal dengan Edwin. Padahal, Della ingin mengenal Edwin dari temannya sendiri. Dia juga membaca banyak reaksi yang diberikan oleh teman-temannya itu mengenai ceritanya tadi pagi. Mungkin, bagi mereka itu hal yang mustahil karena Angel melawan seorang laki-laki sendirian. Tapi, memang itu yang terjadi padanya tadi pagi—kendati pada akhirnya Edwin datang untuk mengakhiri semuanya.

Setelah beberapa menit dirinya saling bertukar pesan dengan teman-temannya, Angel memilih untuk menyudahi acara mengirim pesan itu. Pasalnya, ada gadis lain yang menghampiri tempat duduknya bersama dengan Lisa. Mungkin, karena dia ingin berkenalan juga dengan Angel dan Lisa. Gadis itu tampak cantik dengan penampilannya yang sangat anggun. Dia duduk di bangku depan Angel dan Lisa yang sedang kosong, lantaran pemilik bangku itu sedang pergi keluar kelas.

"Hai, aku Nadia," kata gadis itu yang lebih dulu memperkenalkan dirinya. "Kalian berdua kenapa hanya berdiam diri di sini?" tanyanya.

Angel rasa, gadis bernama Nadia ini menyadari jika hanya dirinya dan juga Lisa yang sama sekali tidak beranjak dari tempat duduk. "Tidak apa-apa, aku hanya sedang mengamati dan menghafal semua wajah-wajah kalian," jawab Angel.

Nadia tampak menganggukkan kepalanya. Dia juga melakukan konversasi singkat bersama Lisa. Tapi, setelah beberapa menit mereka berbincang dan saling memperkenalkan nama, Nadia justru membahas hal yang tadi pagi terjadi padanya. Tak heran jika memang banyak orang yang akan bertanya tentang kejadian tadi pagi. Karena memang hal itu menarik perhatian lainnya, seluruh pasang mata di kelas ini juga pasti menyaksikannya.

"Ah, sebenarnya aku tidak suka membahas hal seperti ini. Tapi, karena kita semua juga baru pertama kali kenal, aku rasa aku harus menjelaskannya, agar tidak ada yang mengira aku adalah gadis nakal," kata Angel sebelum mulai menjelaskannya. "Sebenarnya, aku juga tidak tahu siapa laki-laki itu yang dengan beraninya mengambil tempat dudukku bersama Lisa. Tapi, saat itu kami berdua sudah membersihkannya, dan sudah pasti kami juga tidak akan rela jika tempat kami diambil begitu saja oleh orang lain. Jadi, aku hanya perlu memperebutkan apa yang seharusnya sudah jadi milikku," jelas Angel.

"Aku malah menyebutmu pemberani, dan aku juga salut padamu, karena kau berani untuk mengatakan hal-hal seperti itu," tutur Nadia. Tampak senyuman manis yang dia tunjukkan pada Angel dan Lisa. "Zaman sekarang, para gadis pasti jarang ada yang berani sepertimu, dan mereka lebih memilih untuk mengalah daripada melawan," katanya lagi.

Angel dan Lisa dapat mengangguk bersamaan, dia juga menyetujui apa yang barusan dikatakan oleh Nadia. Gadis di depan mereka itu memang sangat cantik, bahkan mereka bisa mengatakan jika Nadia adalah gadis yang tercantik di kelas ini. Kulitnya juga putih dan bersih. Sudah pasti, gadis yang mengajak mereka berkenalan lebih dulu ini akan menjadi incaran semua laki-laki di sekolah ini. Termasuk para kakak kelas yang biasanya suka mengincar adik kelas dengan wajah yang cantik.