Chereads / khayalan rakyat jelata / Chapter 1 - semua terlihat mudah

khayalan rakyat jelata

Yurizha
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 4k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - semua terlihat mudah

saat ini aku berdiri sejenak, berfikir apakah ini akan menjadi lebih sulit dan lebih berat. yah, sebut saja aku debu,, inilah aku sekrang, menjalani kehidupan yang berkesinambungan, yang terlihat sama setiap harinya, aku berfikir dan itu selalu membuang waktu terbuang. padahal disisi lain aku harus mengerjakan semua pekerjaan yang harus diselesaikan. melihat kehidupan yang begitu kejam, terkadang membuat diri ini ingin berhenti, apalah dayaku yang hanya butiran debu,, yang lahir dari keluarga biasa tanpa status sosial dan kekayaan.

sesaat melihat kehidupan manusia yang aku lihat selama aku hidup, semua terlihat enak dan menyenangkan. sesekali pikiranku muncul khayalan-khayalan yang membuat beban pikiranku menghilang sesaat. itu sebuah hiburan yang menyenangkan. walaupun tidak nyata dan sulit diwujudkan.

" waktu berputar begitu cepat, akupun memulai pekerjaanku kembali, dan memulai melihat hiruk pikuk kehidupan sepeti biasanya, saat ini akubersama seorang pri entah siapa namanya, aku duduk disebelahnya dia sibuk dengan ponsel yang dia pegang. sepertinya dia sedang mengalami kesulitan, entah apa itu. tak lama dia memintaku untuk memegangkan ponselnya.

" mbak mintak tolong boleh pegangkan barang saya sebentar."

" oh ya mas.. "

dia menitipkan kotak bekal dan hp yang dia pegang. kenapa dia begitu percaya dengan orang yang belum dia kenal sama sekali. ak terdiam dan terus menunggunya. entah dia pergi kemana akupun lupa menanyaknnya. 30 menit berlalu, akupun mulai kebingungan dengan barang yang aku pegang. akupun harus pergi ke kantor. saat ini aku terduduk diam dihalte bus dan menunggu pemilik ponsel dan tas kecil ini kembali.

tak lama ada telefon masuk menelfonku,

" heh dimana kamu! 'kamu lupa ya, sekarang ada meeting penting!"

" iya buk maaf, saya tidak lupa, saya dalam perjalan, nunggu bus."

"baik saya tunggu 30 menit lagi! kalo telat ada sanksi buat kamu!'

" i..iyya buk baik "

akupun mula panik dengan ancaman yang diberikan oleh bosku, aku baru memulai pekerjaan ini 1 tahun yang lalu, mana mungkin aku harus memulai pekrjaan lagi, aku sudah lelah mencari dan mencari. dan bus pun datang, akupun bergegas pergi dan mebawa titipan barang orang tadi yang belum aku kenal.

sesampainya dikantor, akupun memulai pekerjaanku kembali, dan memulai rapat bersama tim kerja yang lain. tak lama ponsel orang yang tidak aku kenal berbunyi, dan terus berbunyi. setelah selesai pekerjaanku aku melihat ponsel itu dimeja terus berbunyi, aku membernikan diri mengangkatnya.

" halo..."

" halo, mbak ini mbak yang tadi saya titipin tas dama ponsel kan ya?'

" iya mas..."

" mbak, mbak ini saya yang punya ponsel itu, saya mau ambil ponsel itu, mbak sekarang dimana? "

" sekrang sday adikantor mas, gak bisa ambil sepulang kantor gak? soalnya saya lagi sibuk, mas tadi saya tunggu tunggu gak dateng dateng jadi saya bawak aja ini barang..." tenang mas gak saya ambil barang mas, saya sudah punya brang yang kayak gini.. "

"ndak bak, bukan soal barangnya tapi isinya itu yang pentin.. oiyya ini dengan mbak siapa? biar saya nantik nyariknya enak terus kirimin alamatnya juga.. "

" saya fanny,, nanti saya kirim alamatnya lewat pesan.." maaf masnya sendiri namanya siapa ya? saya takut salah orang pas kasih barangnya"

"aku Rafa, ok nati saya ketempat mbak ya,, maksih banyak mbak..."

akupun menutup telfonny dan kembali bekerja. saatnya makan siang setelah pekerjaan yang begitu membosannkan dan begitu luarbiasa. aku pergi makan bersama dengan teman - teman ku yang lain. jam menunjukkan waktunya pulang, dan aku mulai bergegas pulang dan segera mengembalikan barang orang ini.

aku menunggu didepan kantorku, tak lama mobil sedan berhenti didepanku, hmm aku rasa ini bukan mobil murah, akhirnya aku menepi ketempat lain, dan turunlah seorang pria yang sepertinya pernah aku liat.

yah, yang keluar dari mobil itu adalah pemilik ponsel ini, Dimas turun dari mobilnya, dan mencari- cari akhirnya diapun melihatku. dia memanggilku, akupun menihatnya..

" mbak.. mbak fany.."( sambil melambaikan tangan pada fanny)

"oh.. " ( sambil melihat kearahnya dan memberi kode )

dimas menghampiriku dan disitulah mulai perbincangan yang sepertinya mulai larut dalam kenyamanan..

" mbak, maaf ya saya tadi asal nitip barang gitu aja.. "

" iya mas gak papa kok,.. "

" mbak, kerja disni?'

" iya, saya kerja disini, "

" hmm, mau pulang? "

" iya, saya mau pulang"

" mau saya antar?"

"oh ndakmas terimakasih sebelumnya,"

" nggak mbak gak papa saya bukan orang jaha.."

" iya mas maaf sebelumnya saya, pulang sendiri saja,,"

" oke mbak, kalo gitu, saya tidak emaksa mbak untuk ikut. oiyya ini kartu nama saya, kalo mbak perlu apa-apa, boleh hubungi saya. sekalian, saya boleh nggak mintak kartu nama mbak ..."

" saya gak punya kartu nama mas,saya bukan orang penting, 'hehe"

" hmm.. kalo gitu saya pinjam ponsel mbak boleh..?"

" buat apa?'

" sebentar aja .. kalo ada sandi hp sekalian dibuka kan ya mbak "

" ini.." (sambil memberikan ponselku ke dia)

" ok,, ini,, makasih ya mbak"

" iya mas sama-sama, kalo gitu saya pergi pulang dulu.."

" iya hati-hati mbak.."

akupun pergi ke arah halte bus dan menunggu bus datang. tak lama ponselku berbunyi, ada telfon masuk dan itu no yang belum aku kenal. aku mengabaikannya. setelah sampai dirumah aku mendapatkan pesan, no yang tidak kukenali, ternyata itu dimas. " ini saya dimas, simpan no saya ya, terimakasi, selamat beristirahat" beigtu isi pesan darinya. aku hanya membalasnya dengan emoticon saja.

waktunya merawat tubuh ini, setelah seharian melalui banyak hal yang berbeda dari sebelumnya. selesai melakukan perawatan diri, akupun pergi tidur kasur yang aku impikan datanglah kepadaku..''

akhir pekan pun datang,, waktunya mengumpulkan khayalan khayalan yang sempat tertunda. sabtu besok rencanaku adalah tidur dengan tenang tanpa ada deringan telfon dari bos untuk datang tepat waktu.

" me time again, yeah,," ah sudah mau malem aja, seharian rebahan enaknya.."

"criing...cring..." ponsenlpun berbunyi kembali.

" duh sapa sih, masih sabtu juga belum minggu sore sudah telfan telfon!"

" haloh.. sapa nih.. "

" ini aku dimas mbak..."

"oh ya dimas ada apa ya.." ( hah ngapin ni orang nelfon..")

" mbak ada acara..?' kalo gak ada bisa gak kita ketemu sebentar?'

"( baru kenal, dan gak jelasjuga kenalnya mau ngajak ketemu?' hmmm,,, jangan-jangan dia mau maen maen aja sama saya.." gak bisa dibairin nih..') maaf mas dimas saya ada acara.." lain kali saja kita bertemu.."

" baik mbak kalo gitu, nanti saya hubungi mbak lagi kapan bisanya.."

sepertinya orang ini bukan orang biasa, seperti pria yang sering aku temui, tetap waspada ajalah ya sekarang musimnya sudah gak selau kayak dulu jaman masih bodoh bodohnya aku. tak lama waktu berlalu, semua berjalan sesuai tempatnya, hari yang terulan-ulang sepertibiasanya dan membosankan terus berlalu. dan suatu ketikaa...

ponselpun berdering kembali, yah ini sudah kesekian kalinya dimas menelfonku dan menanyakan kapan aku bisa bertemu, tak kala akupun bertanya, kenapa dia selalu terus-terusan ingin bertemu denganku, apa yang dia ingin kan sebenarnya. dandisaat aku bertanyapun dia tidak pernah menjawab alasan dia ingin bertemu denganku. akhirnya aku memberanikan diri untuk bertemu dengannya.

"halo..."

" halo, lagi apa fanny?'

" baru sampe rumah dari kantor..' ada apa nelfon lagi.."?

" kamu merasa terganggu ya saya telfon..?'

" nggak, saya cuma mikir aja, kamu diliat dari kartu nama yang kamu kasih waktu itu, terus barang yang kamu punya, kamu ini bukan orang biasa, pasti kamu, orang yang status sosialny abgus dan juga gak kekurangan,,' apa sih yang kamu pengen dari saya, langsung saja kita bicarakan di telfon sekrang,," jujur saya takut yang mau ketemu kamu..' soalnya kita baru kenal dan itupun gak sengaja aja.."

"nggak kita sebeneranya sering ketemu, cumsn belum didekatkan aja.."

"hank..? kapan sejak kapan kamu mulai tau saya..?'

"ayok tentuin tempatnya fanny, nanti saya jelaskan pas kita ketemu.."

"okay-okay.. nanti saya kirim pesan kapan dan dimana kita ketemu.."

tak lama dari hari itu, tepatnya di akhir pekan akupun mengirim pesan dimana aku akan bertemu dengan Dimas, agar masalah ini cepat terselesaikan. jujur aku lelah ketika harus bertemu dengan pria dan melakukan pendekatan seperti biasanya. yah usiaku tidak muda lagi, untuk apa aku berlama-lama dan membuang waktu untuk pekenalan saja.

Dan tibalah waktunya aku bertemu Dimas, ditempat yang aku kirimi pesan padanya. aku datang lebih dulu dari dia, takut terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, jadi aku akan bergegas pergi. 15 menit kemudian dia datang, hmm... lumayan terbuang waktuku..

" maaf mbak Fanny saya telat, datengnya.. "

" iya gak papa, ( dengan sedikit nada ketus)"

dia menceritakan, awal mula bertemu denganku di suatu tempat, saat itu aku ikut bosku untuk sebuah proyek, mungkin saja aku lupa dengan wajahnya, dan dia bertemu denganku saat mengerjakan proyek tersebut. yah kantor ditempatku bekerja dan perusahaan yang dia miliki pernah melakukan kerja sama. wajar saja kalau dia pernah mengenaliku. tapi kenapa aku lupa? apa karena penampilannya? ah entahlah..

dan dia selalu bertemu denganku di halte bus saat aku pergi ke kantor, tepatnya saat dia menitipkan ponselnya saat aku pergi ke kantor pada waktu itu. dan dia selalu menunggu dijam saat aku pergi bekerja, menunggunya dimobil, setelah melihatku tiba di halte dia selalu mengambil gambarku lewat ponselnya dengan diam-diam. pantas saja dia takut sekali kehilangan ponselnya saat itu. mungkin dengan cara menitipkan arangnya padaku sebagai alasan untuk saat ini bisa bertukar cerita dengannya.

" jadi gitu mbak ceritanya, intinya saya suka mbak pas awal ketemu."

"jadi maksudnya, kamu terpesona pandangan pertama gitu?" (wkwkwkwk...' bukan sinetron gak usah ngarang lah ya, ni orang keliatan banget)' pikirku dalam hati"

" yaaaa.. bisa dibilang seperti itu mbak,,,"

"sudah-sudah mas,,, gak usah ngarang bebas,, ' anggap saja kita sudah mulai berteman.. "

"soal rasa-rasa itu bisa dibicarakan kapan2"

"tapi aku jujur kok mbak.." bakalan saya buktikan ke mbak pake cara apapun..'

"iya mas, silahkan mas mau ngapain aja itu hakmu... " tapi saya gak bakalan percaya..'

" gak percayanya dimana mbak..? '

perdebatan pun mulai, sampai akhirnya aku menjelaskan kalo keberadaan dia sekarang sangatlah berbeda denganku.. sampai akhirnya aku memutuskan untuk pulang dan bertemu dengannya dilain waktu..

"maaf mas saya mau pulang dulu,, pembahasan ini sudah gak ada ujungnya.. "

"kapan-kapan kalo saja saya berani ketemu sama mas, saya hubungi lagi. terimakasih banyak waktunya..'

"saya antar ya mbak... "

"nggak mas terimakasih..'

akupun pergi pulang. sambil menghirup udara malam yang indah. sambil berpikir apa dia benar2 menyukaiku apa adanya..? itu sungguh mustahil, dia sempurna dalam segala hal, tapi aku hanyalah butiran debu.. yang kapan saja hilang gitu aja. hmmm sudahlah, untuk apa memikirkan hal yang bukan bukan..

waktu berselang kemudia, hari-hari mulai dilalui, tapi sedikit berbeda, setiap pagi dimeja selalu ada makanan dan juga bunga dimeja kerjaku, aku tanyaka kepada rekan kerjaku mereka tidak ada yang tau.

setiap harinya selalu ada barang diatas mejaku. dan pada akhirnya akupun mengetahui siapa sipengirim rahasia ini. yah siapa lagi kalau bukan Dimas. aku meneleponnya untuk berhenti mengirimi barang-barang seperti ini. aku merasa tidak nyaman menerimanya.

" Dimas kamu kirim barang-barang yang saya foto dan di kirim via pesan itu?"

" iya,,, biar kamu semangat kerjanya..'

" terimakasih,,, tapi untuk selanjutnya, tidak perlu mengirimnya lagi, kamu bisa memberikannya ke wanita yang bisa kasih kamu perhatian yang sama seperti ini. aku gak bisa balas apa-apa ke kamu.. "

" lhoo,, tapi cewek itu kamu, aku gak butuh apa-apa dari kamu..' aku pengen kamu seneng aja sudah cukup kok.. "

" maaf Dimas,, sekali lagi maaf,, dan terima kasih pemberiannya.."

akupun tidak banyak berbasa-basi. jam kerja pun selasai dan waktunya pulang, didepan kantor sudah mobil, sepertinya mobil itu aku kenal, ya siapa lagi kalo bukan Dimas. dia kemudian memanggilku yah akupun terpaksa harus menemuinya..

" Fanny,, Fanny,, "

" ya... ' ngapain kamu kesini Dimas. ada perlu apa lagi..?"

" gitu banget mbak!' salahku apa sih?" aku cuman pengen berteman aja sama kamu, salah Tah aku?"

akupun terdiam, apa yang harus aku jawab.

"kamu gak salah, aku yang salah,, aku cuman gak bisa balesin kebaikan yang kamu kasih ke aku. gak ada kelebihan yang aku punya. kamu pengen apa dari aku, aku gak bisa kasih!"

" gak kamu gak perlu ngeluarin kelebihan apapun itu aku cuman butuh kamu, apalagi kalo kamu disamping aku setiap saat itu sudah cukup buat aku.."

" baiklah kalo itu cuman mau kamu, tapi tolong jangan banyak berharap apapun sama aku. dan aku gak bisa 24 jam disamping kamu terus terusan. ya kamu tau sendirilah aku perempuan baik-baik yang masih punya rumah.."( sambil tersenyum )

" hehe nggak gitu juga Fanny maksud aku."

yah akhirnya aku memutuskan untuk berteman dengannya, waktuku berlalu, Dimas pun sering bersamaku. kita pun saling bertukar cerita bahkan Dimas tidak pernah memandangku rendah. selama ini aku berfikir banyak orang yang sempurna yang selalu jadi pemilih setiap pergaulannya. berbeda sekali dengan Dimas. dia bergaul dengan siapapun dan tidak pernah memilih milih orang.

Dan tibalah dimana Dimas memperjelas perasannya. dia menyatakan perasaannya yang sesungguhnya kepadaku. tanpa basi basi akupun menerimanya walau pun terkesan sangat cepat. seolah dia melakukannya sangat gampang. tapi menjalaninya hanya untuk membuat dia senang. Karena aku belum bisa membalas apapun untuknya.

" Fanny... ' pacaran yuk..?"

" ya ayok..."

" lah beneran..?" ( tanya Dimas dengan tidak percayanya)

" iya beneran..." kenapa?

" gak papa... kemaren aku ajakin temenan susah,, sekarang pacaran iya iya aja.. " ini beneran? kamu gak menang kan?"

" nggak,, kamu ajakin nikahpun aku mau.. "

"beneran ya kamu mau nikah sama aku? kalo iya aku siapkan besok lamarannya.."

" hehehe,,, santai,, janganlah kamu anggap serius nikah itu persoalan yang panjang dan riweh." aku nggak' keburu nikah."

" kenapa?" (tanya Dimas penasaran)

" nikah cuman bikin susah hidup aja.." jadi aku nggak mau nikah." hidup sendiri gini aja capek apalagi nikah."

" tapi aku bakalan buat kamu nyaman, aku gak bakalan buat kamu hidup susah Fanny..!"

" udah kamu ngajakin aku nikah apa pacaran..?' kalo pacaran ayo dicoba kalo nikah nggak!" ngerti! "

" baiklah, kita deal pacaran ya..?" ( Dimas memastikan dengan senang."

" iya.."

dari hari itupun kita berpacaran, walaupun aku belum merasakan apapun.