Musim kemarau tiba, dinegaraku hanya ada musim kemarau dan hujan, tapi akhir-akhir taun ini musim hujan dan kemarau sudah menjadi satu. seperti hatiku saat ini mulai terombang ambing dengan perasaan yang ditimbulkan akhir-akhir ini. yah kebaikan Dimas mulai membuatku nyaman dan larut setiap harinya. Dimas merencanakan liburan bersama denganku bulan ini. akupun menyetujuinya. 6 bulan menjalani hubungan dengannya. baru kali ini aku menyetujui keinginannya, aku sedikit takut selama ini aku tidak pernah melakukan kontak fisik dengannya semenjak berkencan dengannya. mungkin hanya sekedar pegangan tangan yang kita lakuin. dan tibalah hari dimana aku berlibur dengan Dimas. aku dan Dimas pergi ke pulau Lombok bersama, disana panas terik lebih terasa dibandingkan di Jogja. aku menyukai suasana pantai yang indah. aku tidak ikut andil dalam rencana liburan ini. aku hanya menemani Dimas berlibur. ku duduk di pinggir pantai sebelum pergi ke hotel.
" sayang. . . seneng gak kita akhirnya bisa liburan..?"
" anggep aja gitu.. "
" kamu masih belum tumbuh benih-benih kasih sayang sama aku kah? ini sudah 6 bulan kita jalan."
" em, belum.."
" padahal, aku seneng banget sekarang, tapi ternyata kamu nggak. "
" kamu pesen hotel berbintang..?"
" iya,, kenapa sayang.."
" sayang uangnya. pesen berapa kamar?"
"2 kamar sayang"
"batalin 1 kamar, kita pesan kamar yang isi 2 bed.." ( ucapku ke Dimas..)
"gak papa sayang, kan aku yang bayar."
"gak papa, aku pengen 1 kamar sama kamu. biar ada barengnya" (ucapku)
" ah yang bener kamu? nantik kalo aku apa-apain kamu gimana?"
" hmm ya gak papa lah, aku yakin kalo ada apa-apa sama aku kamu gak bakalan lari gitu aja, sekalipun kamu lari, aku siap sih. "
" makasih sayang kamu sudah mulai percaya sama aku. ok kalo gitu aku pilih-pilih kamar lagi ya,,"
sesampainya di hotel, Dimas mengubah pesanan kamar, aku menunggunya di lobi. tak lama ada telfon masuk dari no yang tak dikenal di ponselku. aku angkat telfon itu, ternyata dia mantan kekasih ku, yang menyelingkuhi ku dulu.
"halo.. ?"
" Fanny..?"
" ya ada apa telfon aku?"
" gak papa kangen aja.. kamu diman sekarang?"
"di Bali..!"
"Weh, sama siapa? kamu kan gak punya temen sekarang.."
" ya bukan urusanmu lagi aku ke Bali sama siapa.. " ( jawabku ketus) " udah ya Edo aku masih sibuk jangan ganggu aku lagi.. "
telfonnyapun aku matikan. Dimas menghampiri ku. dia menanyakan telfon dari siapa yang aku terima.
" telfon dari siapa sayang..?"
" mantanku.. "
" doh ngapain dia nelfon kamu? mo ngajak balikan?"
" enggaklah,,, dia cuman mau nyingirin aku aja.. "
" kenapa? moodnya kamu langsung berubah dapet telfon dari dia.."
" gimana gak kesel, aku sudah block no dia, bisa aja tau no aku."
" kamu putus kenapa sama dia?"
" dia selingkuh sama sahabat aku sendiri.."
" Hank? beneran sayang?"
" gak usah sok kaget gitu kamu, ini udah biasa selama aku pacaran, semua pacar aku direbut sama temen aku sendiri. mungkin kamu juga bakalan kayak gitu, lebih suka sama temen aku. ato jangan-jangan kamu pacaran sama aku cuman pengen kenal sama temen-temen aku ya..?"
" enggak sayang,, aku tulus sayang sama kamu, aku gak tau temen-temen kamu yang mana, aku kenal dan tau kamu pas posisi sendirian. gimana aku tau temen kamu..?"
jangan mikir negatif teruslah sayang. kamu masih trauma ya buat pacaran lagi..? "
" iya!" (jawabku ketus) udah ayok ke kamar aku mau mandi! "
akupun pergi ke kamar. akhirnya bisa rebahan juga setelah perjalanan panjang. yah, selama ini aku selalu dikhianati oleh sahabat dan juga mantan kekasih ku sebelumnya. cukup lelah bagiku setiap kali berhubungan dengan lelaki manapun selalu ujungnya dikhianati. maka dari itu aku memutuskan untuk tidak mencari dan mencintai laki-laki lagi. tapi entahlah kenapa aku harus memulai lagi dengan Dimas. akupun pergi mandi, setelah mandi akupun pergi tidur tanpa memperdulikan Dimas yang 1 kamar denganku.
" kok sudah mau tidur..?" kan belum makan sayang.."
" kamu aja yang makan, aku lagi gak mood makan"
" lah napa? aku salah lagi?"
"nggak, kamu gak salah, cuman capek aja hari ini."
"temen mana yang berani khianati kamu sayang?"
" kamu masih kepo yang tadi..?"
" ya maaf kalo gak mau cerita, gak papa".
" temen aku dari SMA, dia yang ngenalin aku sama itu mantan dia juga yang ambil cowoknya.."
" terus sekarang dimana temenmu itu..? "
" ya palingan dirumahnya,, mana aku tau, mau aku kenalin ya?" biar aku telfon ni mantanku!!"
" gak kok sayang aku cuman nanyak aja."
" ini ni fotonya, sama mantanku yang sekarang jadi cowoknya. namanya bunga.puas kamu!." (sambil ngasih foto lewat sosial medianya)
" owalah itu, masih cantikan kamu jauh kq sayang..."
" dahlah gak usah muji muji, nanti ujung-ujungnya sama! udah sana kalo mau makan, makan aja."
Dimas duduk terdiam melihatku tidur ditutupi selimut, dia kebingungan harus menghiburku seperti apa lagi. akhirnya dia pergi dan berpamitan mau membeli makanan untukku.
mengingat kejadian masa lalu, entah bagaimana aku bisa kembali sedih dan sedikit mengingat kejadian masa lalu. tiba-tiba Dimas datang membawa makanan.
"sayang ini aku beli makanan... ayo makan.."
sembari membuka selimut dan membangun kanku. aku menggunakan baju yang sedikit terbuka. rasanya sedikit aneh.
"hmm... iya taruh aja disitu, nanti aku makan."
"ayo makan bareng, ngapain sekamar kalo gak.bisa barengan malah nutup selimut gitu."
"hmmm,, yelah yelah..."
akhirnya akupun makan bersama dengan Dimas.. sambil membuka buka tas plastik, aku menemukan barang kecil seperti kontrasepsi, Hank ngapain dia beli kondom, hmmm sudah kuduga, pasti dia ada.pikiran mau kesana.
" oh sayang ini apa..?" (sambil menyodorkan kondom dari tas plastik itu) Dimas tak merespon sibuk dengan menyiapkan meja makannya. setelah dia menoleh ke arahku, barulah dia sadar dan merasa sedikit malu malu dan kikuk.
"oh itu, iya aku beli buat saring kran dikamar mandi takut bocor."
"cie cie,, takut bocor air apa takut bocor hamil..?" (godaku pada Dimas )
"emmm,,, dua-duanya.. hehehe"
"udah berapa kali beli ginian?" jujur aja aku gak papa kq.."
" belum pernah, baru pertama kali ini beli"
"ah masak?"
" iya aku beru pertama kali ini beli gituan, sebelumnya aku pacaran gak pernah serius sampe ke hotel."
" lah terus ngapain kamu bawa aku ke hotel?"
"ya liburan donk sayang.."
" sama pacar sebelumnya gak pernah liburan..?"
" ya pernah, tapi gak jauh dan gak nginep"
"terus ngapain aja?"
" ya gak ngapa-ngapain... paling jauh juga ciuman.."
"lah terus napa beli kondom?"
" ya buat jaga-jaga aja. takut kelewat, biasalah cowok suka khilaf, apa lagi liat kamu pake baju kyk gitu. kan ketar ketir akunya."
"mau nyobak? " (godaku ke Dimas lagi)
" dahlah ayo makan." ( dengan muka malunya)
selesai makan Dimas pergi mandi, akupun rebhan setelah makan. selesai mandi dan rebahan. kita ngobrol-ngobrol lagi. muncullah suasana yang gak diduga. seolah kita mau kissing gitu. akhirnya kita berciuman. awalnya aku sedikit canggung dan ragu. setelah Dimas menciumiku kembali aku membalas ciumannya dengan penuh gairah. semakin panas ciuman kita, Dimas mulai terangsang, dan mulai meraba-raba area sensitifku, aku sedikit mendesah, suasana pun semakin panas, dan akhirnya jadilah malam pertama kita. keesokan paginya, kita bangun dikasur yang sama. untuk pertama kalinya tidurku lebih nyaman dari biasanya, sepertinya aku menikmati malam itu.
"udah bangun sayang...?" (sambil memelukku kembali)
" iya.."
"nikah yuk?"
"masih pagi gini jangan ngelindur kalo ngomong"
" serius, ayo nikah."
"ayolah, kan aku sudah bilang nikah itu ribet"
"terus kalo kamu hamil gimana?"
"aku sudah biasa hidup sendiri dari kecil, jadi sekalipun aku hamil biar anakku nanti jadi temen hidup aku."
"Hank.... sayang, aku jalanin hubungan sama kamu ini bukan buat mainan, kamu percaya sama aku sedikit aja bisa gak sih..?"
" aku percaya, tenang aja aku pasti percaya. aku sadar diri, aku cuman takut keluarga kamu gak Nerima keadaanku. aku bukan dari keluarga terpandang, aku bukan orang kaya dan aku bukan anak yang cerdas dan lain lain lah."
"orang tuaku sudah gak ada sayang, aku juga tinggal sendiri, cuman tinggal saudara aku aja. dan itupun mereka sudah gak ikut campur urusanku."
"baiklah baiklah nanti aku pikir-pikir lagi soal pernikahan."
liburanpun kita lewati bersama dan menyenangkan. dan tiba waktunya Dimas melamarku lagi. dia memanggil saudara terdekatnya datang jauh-jauh ke Lombok untuk menjadi saksi. aku belum siap dengan jawabannya, apa aku asal menjawab lagi untuk sekarang ini aku benar-benar belum siap untuk menikah. Dimas membawaku ke pinggiran pantai, disana sudah terset untuk melamarku, Dimas sambil menyanyikan lagu dan menyodorkan sebuah cincin didepanku, dengan angin pantai yang menyejukkan hati. sedikit terharu, untuk pertama kalinya aku merasakan perbedaan saat dilamar. "Will you marry me?" ucap Dimas dengan senyuman penuh harapan. akupun tidak banyak berpikir, menyulurkan jari telunjukku ke Dimas dan dia memasangkan cincin ke jari manisku. dan dia langsung memelukku dengan bahagia dan menciumku dengan penuh kasih. entah kenapa aku menerimanya dengan mudah. apa mungkin aku mulai menerima dan mencintainya. kita lihat saja nanti apa kita akan bertahan atau takdir berkata lain.