hiruk pikuk pagi hari diperkotaan yang memulai kehidupan manusia, dimana semua dipaksa untuk melakukan pekerjaan mereka. ada yang terpaksa ada pula yang tenang. aku Dimas Darmono, pejuang receh untuk membuat kebahagiaan.yah begitulah aku menyebut diriku sendiri, berjuang untuk diri sendiri. sampai ditujuan usaha yang tidak sia-sia, aku mulai bekerja saat orang tuaku sudah tidak ada, aku hidup dengan saudara laki-laki, kita berjuang bersama sampai detik ini. saudaraku sudah memiliki hidup baru bersama orang pilihannya. awalnya aku berpikir percintaan hanya membuang waktuku sia-sia. tapi semua itu berubah ketika aku bertemu dengan seorang wanita yang aku temui di jalan. saat itu dia tersenyum dengan orang-orang disekitar. aku belum pernah melihat senyuman setulus itu. dia sedang membantu orang disebelahnya. aku hanya melihat sepintas, saat aku melewati jalan didepannya. saat itu juga aku ingin berenti dan menyapa. akupun berfikir, hey ada apa denganmu Dimas kenapa berfikir semudah itu. berhenti berkhayal, waktunya kerja! ucaku pada diriku sendiri. yah semoga kita berjodoh. tak lama selang beberapa hari, perusahaannku sedang melakukan kerja sama dengan perusahaan lain, dan tibalah partner bisnisku itu yang tidak lain wanita yang aku lihat waktu itu. wah aku rasa ini takdir cinta, betapa antusiasnya aku saat melihatnya, walaupun wajahnya tak sering saat itu. hmmm seperti nya dia punya beban yang belum diselesaikan. meeting pun dimulai. dia sibuk menyiapkan berkas yang dibutuhkan, bahkan aku melihat bosnya sangat tegas padanya, aku tidak tega melihatnya. setelah meeting selesai, aku berdiskusi dengan bosnya sebentar untuk basa-basi, sambil menggali informasi yang dikumpulkan darinya. akhirnya aku mendapatkan informasi wanita itu, alamat rumah dan no ponselnyapun didapat. namanya Tiffany, panggilannya Fanny sesuai dengan senyumannya saat aku bertemu. aku mencari alamat rumahnya tak jauh dari tempat aku bertemu dengannya saat itu. setiap hari aku melewati jalan itu, sesekali aku menjadi paparazi yang diam-diam mengambil fotonya, sampai akhirnya aku mendapatkan foto yang sangat cantik, saat dia tersenyum indah. setiap hari aku melewati dan melihatnya, sampai akhirnya aku memutuskan untuk ingin melihat lebih dekat lagi dan jauh lebih dekat lagi. menjadi pengagum rahasia rasanya masih kurang, aku ingin kenal lebih banyak lagi. aku membawa ponsel yang memiliki banyak foto-fotomya dan saat itu aku hanya membawa tas bekal, hmmm aku rasa ini sudah cukup untuk dijadikan alasan. aku pergi lebih awal dari biasanya dan menunggunya. sampai dia Dateng aku sedikit membaur dibanyak kerumunan orang agar tidak terlihat dia. saat dia sedang menyapa orang barulah aku mendekat. setelah dia selesai menyapa orang-orang barulah aku beraksi. setelah dia memegang ponselku, aku pergi menghilang untuk membuatnya sedikit bingung. aku memperhatikan dia dari mobil. setelah dia pergi naik bus sembari mengikutinya dari belakang. setelah sampai dikantornya aku mulai menelfon untuk sedikit basa-basi. setelah itu aku pura-pura untuk meminta kbali ponselku dan akhirnya kita bertemu untuk mengambil barangku.
" mbak, mbak yang tadi aku titipkan ponsel di halte kan? "
" iya mas... "
" makasih ya mbak, sudah jagain ponselnya"
" iya mas, sama sama. oiyya kalos udah saya pergi dulu ya"
diapun tidak berasa basi untuk ingin tau tentangku dan lainnya. akhirnya aku memberikan kartu namaku untuk membuat pertemuan kembali dengannya.
pertemuan keduapun selesai. akupun mencari cara untuk bertemu lagi dengannya, susah sekali untuk kenal dengan dia. berfikir dan berfikir, akhirnya aku menggunakan perusahaan agar bisa bertemu dengan dia kembali. hmmm awalnya aku tidak ingin menggunakan cara ini, seolah aku memamerkan apa yang aku punya, dan mungkin dia akan sulit menerima. tapi itupun jika dia melihatku dari sudut pandang lain. mungkin tidak jika dia memandang ku dari sudut materi. tapi tadi dia terlihat flat saat aku turun dari mobilku. akhirnya kitapun bertemu di rapat yang aku rencanakan untuk kerjasa.a dengan perusahaannya. dia sedikit kaget dan canggung. akhirnya kita bertukar nomor ponsel dan kembali lagi bertemu. aku menceritakan detailnya saat aku bertemu dengannya. dia masih belum menerima. dan aku memberanikan diri untuk mengajaknya berteman. awalnya dia menolak, akupun terus meyakinkanmya agar dia percaya dengan niat baikku. lama kelamaan diapun mau dengan niat baikku. akhirnya kita mulai berteman. dan aku terus memikirkan bagaimana caranya aku bisa memiliki dia sebagai kekasihku. perlahan tapi pasti,.akhirnya dia mau menjadi kekasihku. dia dengan mudahnya menjawab iya saat aku mengatakan perasaanku sesungguhnya. dia sudah tau apa yang diinginkanku. tapi dia memang sedikit kurang yakin dengan keberadaan ku yang tiba-tiba datang untuk nya. aku akan berjanji pada diriku sendiri untuk menjaganya. aku akan terus meyakinkannya agar dia mulai menyukaiku. aku tidak memaksa untuk mencintaiku sekarang, mungkin aku hanya menunggu waktu agar dia bisa mencoba untuk menerimaku dan mencintaiku...
semoga dibalik senyumannya tersimpan rasa cinta yang akan hadir diwaktu yang akan datang...