Chereads / Lacrimosgoth / Chapter 3 - Di Antara Pilihan Dan Jalan Takdir Ksatria

Chapter 3 - Di Antara Pilihan Dan Jalan Takdir Ksatria

Seusai makan malam bersama dengan hidangan yang didapat dari hasil perburuan yang dilakukan Gideon dan Victor,tiba-tiba Jacob menyampaikan sesuatu yang sangat serius.

Dia mengatakan bahwa Phantom mengirimi mereka sebuah pesan dari seseorang yang berasal dari suatu desa yang letaknya cukup jauh dari sana,desa itu bernama Cadaverial.

Dia menjelaskan bahwa situasi yang genting tengah terjadi di desa itu sebab teror berdarah yang ditebar oleh roh jahat sesosok ksatria penunggang kuda yang bangkit dari kematian.

Konon setiap malam di sepanjang musim gugur si penunggang kuda itu akan datang untuk membalaskan dendam dan membantai para penduduk di sana.

Selain hal itu situasi yang mereka hadapi kian bertambah rumit karena disamping harus berhadapan dengan teror dari si ksatria penunggang kuda mereka pun harus bertahan dari serangan para pasukan mayat hidup yang kabarnya tak bisa dibunuh dengan persenjataan apapun.

Jacob menjelaskan bahwa seingat dirinya seorang penyihir putih di tempat asalnya dulu pernah mengatakan bahwa ada sebuah bijih logam yang mampu membinasakan segala bentuk kekuatan roh jahat,logam itu bernama Purgatorite.

Konon kabarnya logam langka itu berasal dari pegunungan yang letaknya berada di ujung timur pada daratan Lacrimosgoth.

Jacob menambahkan bahwa jika mengacu pada letak geografis berdasarkan denah dari daratan Lacrimosgoth,wilayah yang terletak paling timur di Lacrimosgoth adalah Helberg dan tempat yang dimaksud kemungkinan besar adalah pegunungan Eclipsia.

Maka dia menyimpulkan bahwa seharusnya mereka berada tidak terlalu jauh dari lokasi dimana mereka bisa menemukan bijih logam tersebut.

Mereka pun berunding untuk mengagendakan perjalanan mencari bijih logam Purgatorite di wilayah pegunungan tersebut.

Namun Jacob memilih untuk pergi mencari material yang dimaksud seorang diri dan meminta ketiga rekannya untuk tetap berada di Helberg guna mengantisipasi serangan susulan yang bisa datang kapan pun.

Awalnya ketiga rekannya merasa keberatan menanggapi keinginan Jacob itu,namun Jacob terus meyakinkan mereka bahwa dirinya pasti akan baik-baik saja dan akan segera kembali dengan membawa material yang dimaksud.

Setelah perundingan panjang itu Akhirnya Castor,Gideon dan Agatha dengan sedikit berat hati menyetujui kehendak rekan mereka itu.

Tiba-tiba Victor yang tidak dilibatkan dalam perundingan itu memohon kepada mereka untuk mengizinkannya ikut bersama Jacob

sebab dirinya telah menanti untuk memulai petualangan besarnya dan menjadi seorang ksatria yang hebat di masa mendatang.

Awalnya mereka berempat tak mengizinkan Victor untuk ikut ke lokasi itu sebab mereka khawatir akan keselamatannya.

Namun melihat kesungguhan dalam diri Victor akhirnya mereka pun memberinya izin untuk ikut bersama Jacob dengan syarat dirinya harus berlatih lebih keras terlebih dahulu selama dua hari kedepan.

Victor yang tampak senang mendengar hal itu segera menyampaikan rasa terimakasihnya karena telah mempercayainya,dia berjanji akan bersungguh-sungguh dalam berlatih.

Melihat Victor mengingatkan Agatha pada sosok Vincent yang merupakan orang yang sangat dikaguminya.

Singkatnya selama dua hari menjalani masa pelatihan dibawah bimbingan Castor potensi besar pada diri Victor mulai terlihat,dengan cepat dia menguasai teknik dasar berpedang dan memanah.

Bahkan Victor telah mahir menggunakan senjata-senjata itu dalam praktik pertarungan dan perburuan hingga mereka berempat pun dibuat takjub dengan perkembangan pesat anak itu.

Hari dimana perjalanan menuju pegunungan Eclipsia pun tiba,pagi-pagi buta Victor pergi menuju ke makam sang ibu sebelum dia berangkat.

Sesudahnya dia pun pulang dengan begitu bersemangat untuk bersiap memulai petualangan pertama yang telah dia nantikan.

"Apakah kau yakin untuk ikut pergi ?",tanya Jacob pada Victor sesaat sebelum mereka berangkat.

"Tentu saja,aku akan menggenggam erat-erat tekadku untuk menjadi seorang ksatria yang hebat.",jawab Victor dengan penuh semangat.

"Victor,selalu berhati-hatilah,jaga dirimu baik-baik nak.",pesan Agatha.

"Ku rasa kau akan membutuhkan ini.",kata Castor pada Victor sembari mengulurkan busur dan sejumlah anak panah miliknya pada Victor.

"Terimakasih,kami akan segera kembali dengan membawakan Purgatorite sebanyak mungkin.",ucap Victor kepada Castor dan Agatha.

Castor mengusap-usap kepala Victor,Agatha memeluk anak itu dengan begitu hangat layaknya seorang ibu kepada anak tercintanya,lalu keduanya pun berangkat.

Di lain tempat Gideon yang tidak ada di rumah Victor sedari tadi rupanya tengah berada di pelataran desa dan sedang asyik bermain bersama para gadis,dia pun memamerkan keahliannya dalam melempar pisau untuk menarik perhatian para gadis.

"Baiklah nona-nona,lihat baik-baik dan jangan sampai kalian berkedip !",ucap Gideon dengan mata tertutup selembar kain dan beberapa pisau tajam di tangannya.

"Bagaimana jika kau meleset dan pisau itu mengenai kami ?!",tanya seorang wanita yang meletakkan sebuah apel di atas kepalanya bersama dengan beberapa wanita lain yang melakukan hal sama.

"Jadi,biar ku pertegas kembali,dalam hal ini aku tidak akan pernah gagal,namun jika lemparanku meleset dan mengenai kalian maka lebih baik jika aku menghujamkan belati ini ke jantungku sendiri daripada aku harus melihat para bidadari secantik kalian sampai terluka !",goda Gideon kepada para wanita.

Gideon memberi mereka isyarat untuk bersiap dan mulai menghitung mundur,pisau-pisau itu pun dilemparkannya secara bersamaan dan dengan tepat semua pisau itu mengenai setiap apel yang diletakkan para wanita di atas kepalanya sebagai sasaran.

Menyaksikan kehebatan Gideon sontak para gadis cantik itu dibuat kagum dan terpukau olehnya,mereka mulai beranggapan bahwa Gideon adalah seorang pria yang menarik.

Jacob dan Victor telah melewati gerbang utama desa dan keduanya pun tengah berada di luar.

Beberapa meter dari mulut gerbang desa Jacob membuka peta yang dibawanya untuk memperkirakan jalur pintas menuju ke pegunungan Eclipsia.

Setelah selama beberapa saat melakukan perkiraan akhirnya dia menyimpulkan bahwa rute tercepat untuk menuju ke pegunungan Eclipsia adalah dengan melewati hutan yang berada di sebelah timur Helberg.

Dia pun menyampaikan hal itu dan segera mengajak Victor untuk bergegas melalui rute tersebut.

Victor yang pada awalnya merasa sedikit keberatan untuk menempuh rute itu pun akhirnya keceplosan bicara.

Secara tak sengaja dia menceritakan sesuatu yang sebelumnya Gideon minta untuk tidak diceritakannya kepada rekan-rekannya yang lain.

Secara keceplosan Victor menceritakan saat dia dan Gideon nekat masuk ke hutan itu untuk berburu hingga akhirnya mereka harus berurusan dengan Fendragnir si penjaga hutan tersebut.

"Astaga !",ucap Victor setelah sadar bahwa dia telah keceplosan bicara.

"Sudah bisa aku duga sebelumnya.",kata Jacob sembari memegang keningnya dengan ekspresi wajah yang seperti tak habis fikir dengan kelakuan Gideon.

Dengan cukup mudah Jacob meyakinkan Victor untuk mengikutinya melalui rute itu sebab tujuan mereka melintasi hutan itu hanya untuk sekedar lewat dan tak sedikit pun berniat untuk mengganggu para penghuni hutan.

Di tengah perjalanan yang mereka tempuh secara tiba-tiba Victor menanyakan tentang pribadi Vincent sepanjang kebersamaan mereka dalam kelompok Light Scourge.

Sontak hal itu sedikit mengejutkan Jacob sebab dia fikir Victor belum mengetahui tentang sang ayah yang pernah menjadi bagian dari kelompok Light Scourge serta belum ada rekannya yang menceritakan hal itu kepada Victor.

"Ini pasti ulah Gideon...",kata Jacob dalam benaknya.

Sembari menghembuskan nafas panjang Jacob mengatakan bahwa hal itu sungguh rumit untuk dia jelaskan kepada Victor yang masih berusia dini.

Namun merasa bahwa hal itu tak lagi perlu dia rahasiakan dari Victor maka dia pun memutuskan untuk menjelaskan setiap hal yang dia ingat tentang Vincent kepada Victor yang terlihat penasaran.

Jacob menjelaskan bahwa Vincent adalah seorang rekan sekaligus seorang mentor yang hebat bagi mereka berempat.

Selain itu mereka mengenal Vincent sebagai seorang pria yang baik dan bijaksana dalam menentukan sebuah keputusan dan mengambil langkah dalam jalannya setiap misi yang mereka tempuh.

Secara pribadi Jacob sangat mengagumi sosok Vincent bahkan menjadikannya sebagai seorang panutan.

Dia pun juga bercerita tentang pertemuan terakhir mereka dengan Vincent ketika mereka sedang dalam sebuah misi di desa Crimsonhaze beberapa tahun silam.

Vincent yang saat itu sempat menyatakan pensiun dari Light Scourge dan memutuskan menetap di Helberg untuk memulai kehidupan barunya paska pernikahannya dengan Eleanor secara tiba-tiba muncul membantu mereka yang tengah terdesak dengan membawa bala bantuan yang tidak terduga.

Mereka berempat dibuat sangat kebingungan dengan apa yang terjadi saat itu dan setelah misi tersebut terselesaikan Vincent tiba-tiba menghilang entah kemana.

Awalnya mereka berempat sempat mengira bahwa Vincent kembali ke Helberg,namun saat mereka datang ke Helberg setelah menerima pesan yang Vincent kirimkan mereka justru tak menemukan kawan lamanya itu.

Kebingungan mereka pun bertambah ketika Victor yang merupakan anak kandung dari kawan lamanya itu menjelaskan bahwa sang ayah telah begitu lama pergi meninggalkan desa.

Tetapi bagaimana pun Jacob meyakini bahwa Vincent punya alasan yang bijak untuk hal ini dan apa yang telah dilakukan Vincent pasti semata-mata demi sebuah kebaikan.

Victor yang tampak emosinal menyimak apa yang telah Jacob jelaskan pun sempat ingin melayangkan suatu bantahan.

Namun belum sempat dia lakukan secara tiba-tiba Jacob mengisyaratkan untuk segera menghentikan langkah mereka.

Dengan suara pelan Jacob memperingatkan Victor untuk lebih waspada,sebab dirinya merasakan seperti ada sesuatu yang sedari tadi mengikuti dan mengawasi mereka.

Victor menduga bahwa itu adalah Fendragnir si naga darat penjaga hutan terlarang,lalu Jacob pun meminta Victor untuk kembali bergegas dengan tetap memasang mata yang awas ke sekeliling mereka,sebab bahaya tak terduga mungkin saja tengah mengintai.

Di lain tempat di Helberg Gideon yang masih keasyikan bermain-main bersama para gadis di pelataran desa secara tiba-tiba mendapat sekepal lemparan bola salju yang tepat mengenai wajahnya.

Seketika para gadis yang mengerubunginya pun dibuat sangat terkejut,di hadapan mereka telah berdiri Agatha yang sedang berkacak pinggang dan menatap Gideon dengan tajam.

"Maaf,permisi nona-nona,kita akan lanjutkan lagi ini lain waktu",ucap Gideon kepada para gadis sembari memandang Agatha yang terus menatapnya.

"Oh ayolah,tak bisakah kau berhenti untuk bermain-main dalam situasi seperti sekarang ini ? kita tak punya banyak waktu untuk hal ini !",Tegas Agatha pada Gideon.

"Hmmm...,baiklah,apa yang harus kita lakukan sekarang ?",tanya Gideon pada Agatha dengan senyum dan ekspresi yang salah tingkah.

"Sekarang kita harus lekas menemukan para pandai besi terbaik di desa ini untuk membantu kita membuat senjata nanti sembari menunggu Jacob dan Victor datang !",jawab Agatha.

"Baiklah,kelihatannya mereka bisa sedikit membantu kita.",kata Gideon pada Agatha sembari melihat ke arah para gadis yang masih di sana memandangi Gideon.

Gideon pun kembali menghampiri mereka lalu meminta agar mereka membantunya untuk menemukan para pandai besi terbaik yang ada Helberg,para gadis pun dengan senang hati menuruti pintanya itu lalu mereka pun pergi.

"Florencia ! Maria ! Anna ! Jezebel ! Shareen ! Aku akan menemui kalian lagi nanti !",teriak Gideon kepada para gadis,mereka berlima pun tertawa senang mendengar perkataan Gideon.

Salah seorang dari gadis-gadis itu terlihat mengecupkan bibir dari kejauhan pada Gideon,Gideon pun membalasnya dengan kedipan mata genitnya.

Agatha yang semakin tak habis fikir dengan kelakuan rekannya itu hanya bisa memegang keningnya sambil menggeleng-gelengkan kepala.

Tak berselang lama mereka berdua pun pergi dari sana untuk mencari informasi tentang para pandai besi terbaik yang ada di Helberg.

Sedangkan Jacob dan Victor yang telah tiba di pegunungan Eclipsia mengelilingi kawasan itu selama berjam-jam lamanya guna mencari lokasi yang diperkirakan sebagai tempat bijih logam Purgatorite ditambang.

Akhirnya mereka menemukan sebuah Goa besar yang tertutup dinding es yang sangat tebal.

Meyakini bahwa tempat itu adalah tempat yang mereka cari-cari Jacob dan Victor pun secara bersama-sama berusaha memecah dinding es yang menutupi mulut dari Goa itu.

Setelah bersusah payah memecah dinding es yang menutupi mulut Goa,sekali lagi Jacob menanyakan soal kesiapan Victor.

Tanpa sedikit pun terlihat ragu Victor menjawab Jacob dengan penuh keyakinan bahwa dirinya telah siap menghadapi apapun yang akan menghadang mereka di dalam sana,lalu mereka berdua pun memasuki tempat itu.

Semakin jauh mereka berjalan memasuki lorong Goa yang semakin menurun itu hawa panas kian kuat terasa.

Setelah jauh memasuki goa itu mereka pun menyadari bahwa goa itu adalah jalan akses menuju ke perut gunung berapi yang masih aktif.

Akhirnya mereka pun menemukan sebuah titik lokasi penambangan yang terbengkalai dengan sejumlah peralatan yang masih layak pakai,mereka pun dengan segera bergegas mendekati titik tersebut.

Beberapa jengkal sebelum mereka sampai ke titik penambangan itu suara raungan dahsyat pun menggelegar.

Sontak mereka menghentikan langkah lalu melihat ke sekeliling mereka,dari sebuah rongga besar pada dinding goa tampak sesosok monster besar yang menyerupai beruang dewasa dengan setengah tubuh menyerupai naga tengah menatap mereka dengan wajah geram.

Dengan cepat monster itu melompat turun lalu menghadang jalan mereka berdua,Victor tampak gemetar ketakutan saat menatap monster buas yang berada di hadapannya itu.

"Victor ! Berhati-hatilah !",kata Jacob.

Keduanya pun segera menpersiapkan senjata mereka masing-masing,Victor dengan busur dan panahnya,Jacob dengan kedua pedangnya.

Victor pun segera melesatkan beberapa anak panah untuk menyerang monster itu,anehnya si monster yang menyadari datangnya serangan tampak tak sedikit pun gentar atau berusaha menghindar.

Jacob yang merasakan sebuah keanehan pada moster itu pun menahan dirinya untuk tidak dulu mendekati makhluk itu.

Dan betapa keduanya terkejut ketika melihat semua anak panah yang Victor lesatkan hancur terbakar dengan sangat cepat sebelum berhasil menyentuh tubuh makhluk itu.

"Gallion ! Legenda itu ternyata benar !",kata Jacob.

"Makhluk apa itu ?",tanya Victor yang sangat keheranan setelah melihat serangannya sia-sia.

"Victor ! Jaga jarak dari makhluk ini,tubuhnya mengeluarkan sebuah tabir dari hawa panas yang sangat dahsyat,jangan sampai terlalu dekat karena dengan mudahnya dia bisa membakar habis siapapun yang berada di dekatnya,aku akan mencari cara untuk menjatuhkannya !",Jelas Jacob dengan lantang.

Gallion pun segera membalas mereka dengan terkamannya namun berhasil mereka hindari.

Victor yang merasa kebingungan soal bagaimana mengalahkan monster yang bahkan tak mungkin untuk tersentuh pun hanya menghindar dan menghindar dari setiap serangan yang dilancarkan oleh makhluk itu.

Sedangkan Jacob masih terus mencari celah kelemahan dari Gallion sembari terus berusaha menghindari serangan brutalnya.

Setelah cukup lama bertahan hanya dengan menghindari serangan,Victor yang kelelahan pun kian terdesak bahaya.

Saat berusaha menghindar Victor malah terjatuh sehingga Gallion mengincarnya sebagai sasaran.

Jacob pun dengan sesegera menghadang Gallion yang hendak menerkam Victor dengan membelakangi anak itu,hawa panas yang terpancar dari tubuh makhluk itu pun berhasil melelehkan hampir setengah dari ujung salah satu pedang yang akan Jacob hunuskan.

"Tidaaaak ! Paman Jacob !".teriak histeris Victor

Akan tetapi tiba-tiba belum sampai berhasil mendaratkan serangannya tubuh Gallion terpental menjauh dari mereka akibat bongkahan es hitam besar yang menghantam tubuhnya.

Jacob dan Victor yang terkejut pun melihat ke arah dari datangnya serangan itu dan secara tak terduga Fendragnir si penjaga hutan terlarang tengah berada tempat itu juga.

Gallion yang sesegera bangkit menatap Fendragnir dengan sorot mata yang tampak murka,dia pun meraung dengan dahsyat lalu berlari untuk menyerang balik Fendragnir.

Fendragnir tak tinggal diam,sesegera dia menyemburkan sebuah gelombang besar es hitamnya yang sedahsyat badai salju sehingga Gallion terhempas mundur dan membekukan beberapa bagian tubuhnya beserta hampir sebagian dinding goa.

Akibat serangan Fendragnir tabir hawa panas yang terpancar dari tubuh Gallion perlahan mulai melemah dan akhirnya sepenuhnya lenyap.

Jacob yang mulai menemukan kelemahan dari lawannya itu pun tak menyia-nyiakan kesempatannya untuk melancarkan serangan penghabisan.

"Victor ! Sekarang !",perintah Jacob pada Victor.

Victor pun secara beruntun menembakkan panah-panahnya yang dengan tepat mengenai sasaran hingga membuat Gallion sempat jatuh tersungkur.

Saat makhluk itu kembali mencoba bangkit Jacob yang telah melompat ke udara dengan kekuatan penuh menebaskan satu pedangnya yang masih tersisa ke tubuh Gallion hingga berhasil memberi makhluk itu luka serius yang memaksanya untuk mundur dari pertempuran.

Gallion pun melompat masuk ke rongga besar pada dinding goa lalu melarikan diri dari pertarungan.

Fendragnir menatap Victor lalu berjalan mendekatinya,Jacob yang khawatir segera berlari ke arah mereka lalu kembali membelakangi Victor.

Awalnya dia mengira bahwa Fendragnir akan menyerang mereka juga namun yang terjadi justru sebaliknya.

Fendragnir mendorong-dorongkan kepalanya ke tubuh Jacob seakan memintanya untuk menyingkir dan ingin bertatap muka secara langsung dengan Victor dari dekat.

Fendragnir terus mendorong-dorongkan kepalanya kepada Jacob yang enggan menyingkir,Victor yang gemetaran pun mencoba memberanikan diri untuk menjulurkan tangannya dari belakang Jacob untuk menyentuh kepala makhluk itu.

Secara tak terduga Fendragnir justru tampak sangat senang ketika Victor mengusap-usap kepalanya.

Sontak hal itu membuat Jacob merasa tak percaya dengan apa yang baru saja dilihatnya.

"Terimakasih atas bantuanmu kawan,tapi maaf,sejujurnya aku masih takut denganmu...",ucap Victor pada Fendragnir.

Tak berselang lama Fendragnir pun berlari pergi meninggalkan mereka berdua.

"Bagaimana bisa kau menjinakkan hewan buas itu ?",tanya Jacob dengan sangat heran.

"Soal itu...,aku sendiri juga tak tahu",Jawab Victor yang sama-sama heran.

Tanpa buang-buang waktu lagi mereka berdua pun segera bergegas menuju ke titik penambangan itu.