Paska pertarungan berdarah yang terjadi pada malam itu Gideon yang menderita luka parah harus tak sadarkan diri selama semalaman sebab kehilangan banyak darah.
Dengan sangat terpaksa akhirnya mereka harus kembali mengulur waktu untuk menjalankan agenda misi mereka ke Cadaverial demi merawat Gideon hingga dirinya kembali pulih.
Saat itu Jacob dan Castor tampaknya tengah membicarakan suatu yang serius secara empat mata,Castor menunjukan senjata belati berantai milik si gadis misterius yang berhasil dirampasnya saat mereka bertarung.
Jacob yang Castor rasa tahu banyak hal pun terlihat sangat serius mengamati senjata itu seakan mengetahui sesuatu tentang benda tersebut.
Sedangkan Agatha dan Victor bersama beberapa gadis yang waktu itu bersama Gideon di tengah desa sedang merawat Gideon yang terkulai lemah di atas sebuah tempat tidur.
Victor pun bertanya pada Agatha soal siapa sebenarnya gadis misterius yang telah mencelakai mereka hingga membuat Gideon seperti itu.
Agatha menjelaskan berdasarkan apa yang gadis itu katakan bahwa dirinya berasal dari Grimdale yang datang untuk membalaskan dendam pada mereka berempat setelah pembantaian besar yang mereka lakukan kepada para bala pasukan Grimdale di beberapa desa beberapa bulan belakangan.
Victor yang masih polos pun mengutarakan keinginannya untuk mengajak keempatnya mencari keberadaan Grimdale setelah misi di Cadaverial terselesaikan demi membalaskan apa yang telah gadis misterius itu perbuat kepada teman-temannya itu.
Sontak Agatha tersenyum geli dengan kepolosan anak itu,dia pun kembali menjelaskan tentang keberadaan Grimdale yang masih diselimuti misteri bahkan tak ada seorang pun yang mengetahui secara pasti dimana kerajaan vampir itu berada.
Ditengah apa yang sedang mereka lakukan tiba-tiba Gideon tersadar,para gadis yang mengerubungi dirinya pun tampak sangat gembira melihat Gideon yang telah kembali sadarkan diri.
"Uh...Aww...,hey nona-nona,senang rasanya bisa kembali melihat kalian...Aw...",kata Gideon yang masih merasakan sakit.
"Oh coba lihatlah siapa yang baru saja bangun ?! Sang pangeran tampan !",sindir Agatha pada Gideon yang kelihatan senang dengan kehadiran para gadis desa yang telah ikut merawatnya.
"Agatha...?",tegur Castor dengan lembut pada Agatha sembari menepuk bahu kanan rekannya itu.
Para gadis pun tampak bergembira dengan Gideon yang masih bisa-bisanya menggoda mereka dalam keadaannya yang masih lemah.
"Victor,mau ikut dengan ku ? Ada hal penting lain yang harus segera kita kerjakan.",ucap Jacob kepada Victor.
Mereka berdua pun bergegas menuju ke balai desa Helberg sembari membawa sekarung material yang telah berhasil mereka tambang di pegunungan Eclipsia saat itu.
Di balai desa para pandai besi terbaik Helberg telah dikumpulkan oleh sang petinggi desa untuk membantu mereka dalam pembuatan senjata yang akan segera mereka gunakan dalam misi mereka di Cadaverial nanti.
Castor yang pada dasarnya adalah seseorang yang sangat memperhatikan kawan-kawannya pun mendekati Gideon dan berpesan agar lain kali Gideon lebih berhati-hati dalam bertindak.
Dia meminta Gideon agar mengurangi sifat yang selalu saja bertindak terlalu nekat,sebab selain dapat membahayakan keselamatannya sendiri hal itu juga membuat kawan-kawannya yang lain kerepotan dan khawatir kepadanya.
Gideon pun tertunduk sungkan mendengar nasihat dari Castor,sebab dirinya secara pribadi sangat menaruh hormat pada sosok Castor sebagai kawan seperjuangannya.
Agatha yang tampaknya masih kesal dengan Gideon terus menatapnya sembari berkacak pinggang setiap kali dia memikirkan kelakuan Gideon yang terkesan terlalu menganggap remeh segala sesuatu dan terkadang juga kekanak-anakan.
Sementara para warga desa tengah sibuk bergotong royong membersihkan sisa kekacauan semalam dengan mengumpulkan potongan tubuh para vampir yang berserakan di pelataran desa untuk kemudian mereka bumi hanguskan.
Jacob dan Victor melintas di sepanjang jalan desa pun bertemu dengan para penduduk yang menanyakan soal perkembangan keadaan Gideon,mereka tampak sangat mengkhawatirkan keadaan Gideon yang telah terluka parah akibat kejadian itu.
"Terimakasih telah mengkhawatirkannya,dia baik-baik saja dan akan segera pulih..",jawab Jacob kepada para penduduk yang menanyainya.
Sampailah Jacob dan Victor di balai desa,saat itu di sana telah menunggu sang pemimpin desa dan para pandai besi yang menyambut kehadiran mereka.
"Terimakasih atas apa yang kalian telah lakukan untuk melindungi kami,sebagai balas budi izinkan aku membantu kalian untuk mempersiapkan apa pun yang kalian butuhkan untuk perjalanan kalian selanjutnya.",kata sang pemimpin desa.
Jacob pun berterimakasih kembali atas semua kebaikan mereka,dia menyerahkan sekarung Purgatorite yang dia bawa kepada para pandai besi dan memohon agar mereka mau membantu mereka untuk membuatkan persenjataan yang nantinya akan mereka gunakan pada misi ke Cadaverial.
Dia pun juga menyerahkan sekantung koin emas dan perak sebagai imbalan untuk para pandai besi yang akan membantunya,namun para pandai besi menolak pemberian Jacob itu,mereka menganggap bahwa apa yang Jacob dan rekan-rekannya telah lakukan adalah sebuah pengorbanan besar yang tak mungkin mereka bayar dengan apa pun.
Sehingga mereka pun ingin membalas budi dan kebaikan mereka berempat dengan membantu mereka menyiapkan segala hal yang akan mereka perlukan untuk jalannnya misi mereka selanjutnya secara cuma-cuma.
"Victor,Aku rasa kau pun telah berusaha sebaik yang kau bisa untuk membantu para pahlawan kita,aku merasa sangat bangga padamu nak,seandainya Ayah dan Ibumu masih ada untuk melihatmu,mereka pun juga pasti akan merasakan hal yang sama seperti apa yang aku rasakan.",kata sang pemimpin desa yang memuji Victor.
Victor pun terdiam,lagi-lagi hal itu secara tak sengaja membuat hatinya sedikit merasa sedih,namun Victor terus berusaha menegarkan hatinya sebab dia tak ingin terlarut terlalu lama dalam duka.
Sang pemimpin desa pun menghampiri Victor lalu memeluk dan mengusap-usap kepala anak itu.
"Kau akan menjadi seorang pahlawan yang hebat suatu hari nanti,berusahalah sebaik mungkin nak...",kata sang pemimpin desa.
Mereka pun segera bergegas mengerjakan persenjataan untuk para Light Scourge,di tengah apa yang para pandai besi kerjakan Jacob menunjukkan senjata si gadis misterius yang di bawanya kepada sang pemimpin desa untuk menanyakan hal yang dia sendiri belum yakin.
Seketika sang pemimpin desa dibuat sangat terkejut ketika mengamati setiap detil dari senjata tersebut,menurutnya berdasarkan motif ukiran dan ornamen yang terdapat pada senjata tersebut menjelaskan bahwa senjata tersebut adalah senjata yang telah berusia ratusan tahun.
Dia pun menambahkan bahwa jika di amati lebih teliti lagi senjata itu berasal dari dinasti kerajaan Crestvalian yang telah hilang secara misterius setelah sebuah peperangan besar yang terjadi ratusan tahun silam,kemungkinan besar itu adalah milik mendiang sang raja Crestvalian yang melegenda,sebab terdapat ukiran nama sang raja pada bilah senjata tersebut.
Namun dia sendiri tak mengerti bagaimana bisa senjata yang sudah berusia ratusan tahun itu ada di tangan si gadis misterius yang menyerang ketiga rekan Jacob pada peristiwa mengerikan yang terjadi semalam.
"Sudah aku duga sebelumnya...",ungkap Jacob setelah mendengar apa yang sang pemimpin desa jelaskan.
Victor yang menyimak percakapan antara Jacob dan sang pemimpin desanya pun tampak keheranan akan suatu hal yang dia rasa mengganjal.
"Crestvalian ? Bukankah kerajaan itu hanya sebuah legenda kuno ?",tanya Victor dengan rasa heran.
Sang pemimpin desanya pun menceritakan pada Victor bahwa Crestvalian dan Grimdale adalah dua kerajaan yang pernah terlibat pertikaian hingga menyebabkan pecahnya suatu peperangan besar antara bangsa manusia dengan bangsa vampir yang mendiami Lacrimosgoth pada masa silam.
Peperangan panjang itu menyebabkan kedua kerajaan tersebut lenyap secara misterius sehingga kekacauan besar pun mulai terjadi di seluruh daratan Lacrimosgoth.
Bertahun-tahun lamanya setelah peperangan tersebut para manusia mulai berkoloni kembali lalu membangun peradaban baru tanpa adanya pengaruh dan kuasa dari sebuah kerajaan,hingga lahirlah desa-desa tak bertuan yang kini berdiri di seluas daratan Lacrimosgoth,salah satunya termasuk Helberg.
"Jadi...,selama ini dongeng seram tentang keberadaan kerajaan vampir Grimdale dan legenda tentang kerajaan Crestvalian adalah suatu hal yang memang benar adanya ?",tanya Victor.
"Dari beberapa bukti yang ada serta apa yang telah aku amati aku rasa demikian,keberadaan Grimdale bukanlah sekedar dongeng seram untuk menakuti anak-anak kecil dan legenda tentang Crestvalian bukan sekedar karangan cerita belaka...",jawab sang pemimpin desa.
Sedangkan di teras rumah Victor,Castor yang tampaknya masih sangat penasaran dengan apa yang sebenarnya menjadi tujuan dari lawan yang mereka hadapi semalam,dia merasa bahwa ada sebuah kejanggalan dalam hal itu.
"Castor,apa yang sedang kau fikirkan ?",tegur Agatha yang keluar dari dalam rumah.
"Aku sendiri tak begitu yakin dengan apa yang tengah aku fikirkan saat ini.",jawab Castor sembari menatap langit.
"Kau pasti sedang memikirkan peristiwa semalam bukan ?.",duga Agatha.
"Menurutmu apa sebenarnya tujuan mereka datang dan menyerang desa ini ? Jika hanya sekedar mencari kita berempat untuk balas dendam atau pun memberi kita peringatan ku rasa bukan itu alasan mereka yang sebenarnya.",ungkap Castor.
"Aku pun tak tahu,yang pasti jika suatu saat nanti kita bertemu mereka lagi maka aku akan benar-benar meremukkan tulang mereka !",jawab Agatha.
"Baiklah,aku akan pergi ke hutan untuk mencari sesuatu yang bisa kita makan untuk makan malam kita nanti,bisakah kau membantu untuk memasak hidangan makan malam kita nanti ? Aku akan segera kembali secepatnya.",kata Castor.
"Tentu,aku akan memasaknya,berhati-hatilah di sana.",kata Agatha.
Castor pun masuk ke dalam rumah untuk mengambil panah dan perlengkapan berburu kemudian dia pun berangkat ke hutan.
Malam pun tiba,Jacob dan Victor yang telah kembali dari balai desa pun menemui Castor yang telah kembali lebih dulu dari hutan dan menyampaikan informasi apa yang telah mereka dapat dari sang pemimpin desa.
Sementara Agatha sedang sibuk memasak sesuatu untuk dihidangkan sebagai menu makan malam mereka.
Jacob kembali menyerahkan senjata belati berantai milik si gadis misterius kepada Castor agar dia menyimpan senjata tersebut.
"Ini aneh...",ungkap Castor.
"Aku pun berfikir demikian,apakah ada gadis itu ada kaitannya dengan si pemilik asli dari senjata ini ?",imbuh Jacob.
"Memangnya apa yang aneh ?",tanya Gideon yang secara tiba-tiba datang menemui mereka bertiga.
"Kau sudah mulai sembuh ?",tanya Victor yang merasa terkejut melihat kondisi Gideon yang terlihat pulih dengan sangat cepat.
"Hehehehehe...,menurutmu ? Victor,perlu kau ketahui,tak ada satu pun wanita di dunia ini yang bisa membunuhku,karena aku sang pria penakluk hati semua wanita.",jawab Gideon dengan ekspresi yang tampak menyombongkan diri.
"Oh...,begitu rupanya,hehehehe...",kata Victor menanggapi jawaban Gideon dengan raut wajah yang tampak keheranan seperti tak habis fikir.
"Jangan bermulut besar ! Beruntung kau tak sampai celaka waktu itu !",kata Agatha dari ruangan dapur saat baru saja selesai memasak hidangan makan malam.
Jacob dan Castor pun tampak menahan tawa mendengar sindiran ketus dari Agatha dan melihat ekspresi Gideon yang tampak seperti sedang menahan malu.
"Victor,bisa kah kau kesini untuk membantuku membawa makanan-makanan ini ke meja makan ?",pinta Agatha pada Victor.
"Baiklah...aku akan segera ke sana.",jawab Victor.
Victor pun segera pergi ke dapur untuk membantu Agatha dan tak berselang lama dia dan Agatha datang membawa sejumlah hidangan untuk makan malam mereka.
Sementara itu di sebuah ruangan kastil yang redup pencahayaan Samantha sedang menghadap seorang pria muda yang tengah duduk di singgasana,di samping Samantha juga ada si pria besar yang sosoknya masih misterius dan hanya terlihat sorot matanya saja.
Pria muda yang tampak seperti seorang bangsawan itu menanyakan pada Samantha soal bagaimana pendapatnya tentang para Light Scourge setelah sempat berhadapan dengan mereka.
"Jadi...,bagaimana pendapatmu setelah berhadapan dengan mereka ? Apakah mereka memang sehebat yang dikabarkan ?",tanya pria itu sembari melebarkan senyum yang tampak jumawa.
"Itu hanyalah kabar angin yang terlalu dibesar-besarkan...,mereka memang sedikit merepotkan tapi mereka bukanlah sebuah ancaman yang berarti,tak ada yang perlu kita khawatirkan dari mereka,mereka tak lebih dari sekedar para pemburu biasa...",jelas Samantha.
"Tetap awasi pergerakan mereka ! Karena bisa jadi suatu saat nanti mereka akan menjadi duri tajam yang mengganggu langkah kita selanjutnya.",perintah pria itu pada Agatha.
"Aku mengerti...",jawab Samantha.
Samantha pun melangkah pergi dari ruangan kastil itu,tak lama setelahnya sosok pria besar yang hanya terlihat bayangannya saja itu mengatakan sesuatu pada pria muda yang duduk di singgasana itu.
"Tuan Adrian,kenapa waktu itu kau memintaku untuk mencegah Samantha yang hampir saja berhasil melenyapkan mereka ?",tanya pria besar yang sosoknya masih misterius itu.
"Aku rasa untuk sementara hal itu memang tak perlu kita lakukan,lagi pula tujuan kita melepaskan para Vampire Familiar adalah sekedar untuk uji coba,bukankah binatang-binatang itu masih dalam tahap pengembangan yang belum sempurna ?",Jawab Adrian.
"Aku mengerti,akan ku suruh para alchemist untuk menyempurnakan mereka sesegera mungkin.",kata pria besar misterius itu.
"Tugasmu adalah mengawasi kelangsungan proses eksperimen yang tengah dikerjakan oleh para alchemist...,jadi tolong ya,aku mengandalkanmu,Baltus...",kata Adrian sembari melebarkan senyum misteriusnya.
"Aku mengerti yang mulia...",jawab pria misterius yang bernama Baltus itu.
Pada keesokan malamnya Castor dan yang lainnya tampak tengah sibuk mempersiapkan senjata-senjata mereka yang baru saja selesai ditempa,untuk bersiap berangkat dua hari kedepan dan memulai misi mereka di Cadaverial yang sempat tertunda karena Gideon yang terluka.
Victor hanya terdiam dan terus memandang mereka yang tengah sibuk dari dekat perapian dengan raut wajah yang seakan tampak merasa sedih sebab rencana kepergian mereka berempat meninggalkan Helberg dan dirinya.
Dia pun berjalan menghampiri keempatnya untuk mengungkapkan sesuatu yang rasanya tak sanggup lagi untuk dia sembunyikan.
"Apakah kalian berempat benar-benar akan pergi ke Cadaverial besok lusa ?",tanya Victor kecil dengan nada yang sedih.
Seketika mereka berempat pun menengok ke arah Victor lalu terdiam seakan tak tahu lagi bagaimana untuk menjelaskan soal hal itu kepada Victor.
Agatha yang melihat Victor tampak murung pun segera menghampirinya,dia duduk bersanggakan lutut di depan Victor sambil meletakkan kedua tangannya di atas pundak anak itu.
"Ya...,kami akan sangat merindukanmu,jika suatu hari nanti kita kembali berjumpa aku berharap saat itu kau telah menjadi seorang ksatria yang hebat...",ungkapnya sembari membelai kepala Victor.
Air mata Victor pun tak terbendung,dengan begitu erat Victor memeluk tubuh Agatha yang seketika membuat Agatha menjadi sangat terenyuh dengan hal itu,dia pun mendekap erat tubuh Victor.
Situasi yang penuh keharuan pun terjadi di malam itu,Victor yang tampaknya enggan berpisah dengan mereka berempat tak lagi sanggup menahan luapan kesedihan hatinya.
Dalam benaknya terlintas akan kesendirian dan kesepian yang segera kembali menghampiri hari-hari dalam hidupnya yang kini telah sebatang kara.
"Aku...,aku akan sangat merindukan kalian...",ungkap Victor dengan berisak tangis histeris.
Castor,Jacob dan Gideon pun menghampiri mereka berdua,mereka memeluk tubuh dan mengusap kepala Victor untuk menghibur hati Victor yang tengah menangis dalam dekapan Agatha.
"Victor,aku sangat bangga kepadamu...,kau harus tumbuh menjadi seorang pria yang hebat dan bijaksana.",ucap Castor.
"Jangan bersedih,suatu hari nanti kita pasti akan kembali berjumpa,kau bocah terhebat yang pernah kami jumpai di sepanjang petualangan kami berempat...",imbuh Jacob.
"Hey ! Sudahilah tangisanmu itu,ini...,terimalah sebagai hadiah dariku atas keberanian yang telah kau buktikan...",ucap Gideon sembari memberikan dua bilah pisau lempar kesayangannya.
"Dan ingatlah ! kau harus menjaga keduanya dengan baik-baik,ku beri nama kedua nona mematikanku itu sebagai Ivory dan Lucy,sesuai nama gadis cantik kembar yang sempat ku kencani secara sekaligus saat misi kami di Crimsonhaze.",kata Gideon sembari tertawa konyol.
Castor,Jacob dan Agatha pun sontak langsung mengalihkan pandangan mereka kepada Gideon sehingga membuatnya menjadi seperti salah tingkah dengan tatapan mata mereka bertiga.
"Hah ?! Kalian ini kenapa ?! Apanya yang salah dengan perkataanku barusan ?!...",kata Gideon saat mereka betiga menatapnya dengan raut wajah yang tampak heran dan tak habis fikir.
"Begitulah dirimu ! Dasar kau pria hidung belang...,aku harap Victor tak sampai tertular sifat burukmu yang satu ini",kata Agatha dengan nada yang seketus biasanya.
"Oh,ayolah...,kenapa semua wanita selalu saja berkata secara ceplas-ceplos ?!",ucap Gideon yang sudah tak lagi bisa berkata apa-apa untuk membela dirinya.
Victor pun sempat dibuat tertawa geli meski masih berisak tangis,hatinya merasa sedikit terhibur dengan Gideon yang terkadang bertingkah konyol di hadapan ketiga rekan seperjuangannya.
Victor yang masih berisak tangisnya pun menerima pemberian dari Gideon itu.
Perlahan situasi penuh keharuan pun secara sedikit demi sedikit mulai mereda,Agatha yang merasa Victor akan baik-baik saja pun kembali mengatakan sesuatu untuk menguatkan hati Victor.
"Kau harus bisa mengatasi kesedihanmu,aku percaya kau akan baik-baik saja.",ucap Agatha pada Victor sembari mengusap air mata yang berlinang deras di wajah Victor.
"Berjanjilah kepada kami ! bahwa suatu hari nanti saat kita berjumpa kembali kau akan menjadi seorang ksatria yang jauh lebih hebat melampaui kami berempat.",pinta Castor.
"Baiklah...,aku....,berjanji pada kalian berempat...,kita pasti akan segera berjumpa kembali bukan ?",kata Victor.
"Tentu saja...",jawab Agatha sembari tersenyum dan mengusap kepala Victor.
Dan malam yang penuh emosi itu pun berlalu begitu singkat dengan datangnya hari esok yang tetap terselubung tirai misteri.