Setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh dan melelahkan mereka berlima pun sampai di sebuah desa terbengkalai yang bernama Witchapel,pada saat itu hujan turun dengan sangat deras disertai angin yang menerpa dengan sangat kencang dan kilat yang menyambar pepohonan.
"Kawan-kawan ! sebaiknya kita mencari tempat berteduh untuk beristirahat sejenak ! Cuaca seperti ini tak memungkinkan kita untuk terus melanjutkan perjalanan.",teriak Castor di antara gemuruh angin dan hujan serta suara petir yang menggelegar.
Kondisi cuaca buruk yang kian membabi buta membuat medan yang mereka tempuh menjadi sangat sulit untuk dilalui ditambah lagi jarak pandang yang tak memungkinkan membuat mereka berlima secara mau tak mau harus menghentikan sejenak perjalanan mereka di desa itu.
Tak terlalu jauh dari mereka berada terlihat sebuah bangunan terbengkalai yang sudah sangat tak terawat,mereka berlima pun memutuskan untuk segera menuju ke bangunan itu untuk berlindung.
"Huft...,benar-benar cuaca yang sangat tidak bersahabat,sampai-sampai tadi aku tak bisa melihat jalan...",ungkap Gideon yang seakan sedang menggigil kedinginan.
"Untuk sementara kita berteduh di sini sampai cuaca membaik.",ucap Jacob.
"Tempat apa ini sebenarnya ?!",tanya Victor dengan sangat penasaran.
"Kita sedang berada di Witchapel,sebuah desa yang telah sangat lama terbengkalai,konon menurut kabar desa ini dulunya adalah sebuah pemukiman yang padat penduduk sampai sebuah penyerangan terjadi dan seluruh penduduknya tewas dihabisi...",jelas Gideon.
"Apakah mereka juga diserang oleh para vampir ?",tanya Victor.
"Bukan,mereka diserang oleh para pasukan yang diutus oleh kerajaan yang berasal dari daratan asing yang jauh dari Lacrimosgoth dengan tujuan untuk menyebarkan gospel atau ajaran agama mereka,konon siapa pun yang menentang dan tak mau menerima ajaran itu tanpa segan-segan akan mereka habisi.",Jawab Jacob.
"Lalu jika bukan vampir apakah itu berarti para pasukan tersebut juga manusia seperti halnya kita ?",tanya Victor.
"Ya,mereka pun juga manusia seperti halnya kita,mereka menyebut diri mereka sebagai para ksatria misionaris,tak hanya desa ini saja,mereka pun juga melakukan banyak penyerangan di berbagai desa,namun hanya Witchapel sajalah yang sampai detik ini tak lagi berpenghuni.",jawab Jacob.
"Kejam sekali...,kenapa mereka bisa sampai setega itu...?",ungkap Victor dengan suara lirih dan tak habis fikir.
"Sebaiknya kita makan terlebih dahulu sembari menunggu cuaca membaik,kebetulan aku membawa beberapa perbekalan yang diberikan oleh para penduduk Helberg.",kata Castor sembari mengeluarkan beberapa makanan dari tas yang dibawanya.
Mereka berlima pun bersama-sama makan di tempat itu dan saat Victor secara tak sengaja menengok ke dalam ruangan dari bangunan itu tiba-tiba dia melihat sesosok wanita misterius yang tampak sedang mengintip dan mengawasi mereka berlima dari balik sebuah tembok.
"Hey ! Apa yang sedang kau lakukan disitu ?!",tanya Victor dengan suara lantang.
Sontak mereka berempat pun dibuat terkejut dengan apa yang Victor teriakkan.
"Apa yang kau lakukan ?! Dengan siapa kau berbicara barusan ?!",tanya Agatha.
"Aku melihat ada seorang wanita yang mengintip kita dari balik tembok itu.",jelas Victor sembari menunjuk ke arah tembok yang dia maksud.
Seketika mereka semua pun mengalihkan pandangan mereka ke arah dimana jari Victor menunjuk namun tak satu pun di antara mereka berempat yang melihat sesuatu.
"Hey Victor,tak ada apa pun di sana...",jelas Gideon.
"Tidak,dia bersembunyi di balik tembok itu dan mengawasi kita tadi...",tegas Victor.
"Biarakan aku memeriksanya !",kata Jacob.
Jacob pun berjalan perlahan mendekat ke arah tembok itu lalu memeriksanya,namun Jacob tak melihat atau menemukan apa pun di balik tembok yang Victor maksud.
"Tak ada apa pun di sini...",ucap Jacob yang dibuat keheranan.
"Tapi barusan aku benar-benar melihat ada seseorang di sana...",tegas Victor yang masih bersih keras bahwa dia melihat seseorang sedang mengawasi mereka.
Jacob pun kembali menghampiri mereka berempat lalu melanjutkan makan.
"Victor,ku rasa kau hanya berhalusinasi karena kelelahan,setelah ini beristirahatlah terlebih dulu !",ucap Agatha.
"Baiklah...mungkin aku memang hanya sekedar berhalusinasi tadi...",kata Victor dengan perasaan yang masih merasa ada yang janggal dengan apa yang baru saja dia lihat.
Beberapa saat kemudian setelah mereka selesai makan Victor menyandarkan kepalanya dan tidur di pangkuan Agatha.
Dalam tidurnya dia bermimpi sedang berada di sebuah pemukiman padat penduduk yang tampak asing banginya,setiap orang yang dia temui terlihat sangat sibuk dengan persiapan subuah acara keagamaan.
Tak lama setelahnya tiba-tiba suasana di pemukiman itu menjadi sangat kacau,tampak para penduduk berlarian ketakutan saat para pasukan asing yang dipimpin seorang pria yang menunggangi kuda putih datang ke tempat itu lalu berusaha untuk menangkap para penduduk.
Tak perlu waktu lama mereka pun berhasil menangkap para penduduk yang ada di sana lalu mengikat mereka dan dikumpulkanlah mereka di sebuah tanah lapang yang berada di desa itu.
"Tundukkanlah kepala kalian di hadapan kuasa sang raja semesta yang sejati lalu tinggalkan kesesatan kalian,bertaubatlah ! Maka dengan begitu kalian akan tetap hidup dalam ampunan !",ucap si pria berkuda dengan lantang.
"Persetan denganmu pria asing !",ucap seorang penduduk sembari berusaha meludahi pria itu.
"Ku beri kalian satu kesempatan lagi untuk menyerah dan bertaubat !"ucap si pria penunggang kuda.
Para penduduk pun semakin marah setelah mendengar apa yang di ucapkan si pria penunggang kuda,mereka pun berusaha memberontak sembari terus melontarkan kalimat demi kalimat berisi makian kepada si pria penunggang kuda dan bala serdadunya.
Si pria penunggang kuda dan para bala serdadunya pun akhirnya dibuat tak punya pilihan lain selain menggunakan cara kekerasan.
"Kalau begitu dengan sangat terpaksa...",kata si pria penunggang kuda sembari menarik pedangnya.
"Kirim mereka semua ke neraka !",teriak lantang si pria penunggang kuda untuk memerintahkan para pasukannya mengeksekusi para penduduk.
Sebab penolakan itu satu demi satu penduduk di habisi tanpa ada lagi yang tersisa,kemudian para pasukan itu pun menyeret jenazah para penduduk ke sebuah tempat di mana ratusan liang pemakaman telah dipersiapkan.
Satu demi satu jenazah dimasukkan ke dalam liang kemudian mereka kuburkan secara masal,tak berselang lama setelahnya tiba-tiba Victor mendapati dirinya tengah berada di salah satu tempat penguburan jenazah dengan ratusan nisan tanpa nama.
Tepat di hadapannya tengah berdiri seorang wanita yang tampak tak asing baginya sedang memanggil namanya.
"Victor !",panggil wanita itu.
"Kau....!",kata Victor saat menatap wajah wanita misterius itu dengan tubuh yang gemetaran.
"Aku mohon...,tolonglah kami semua !",ucap wanita misterius itu.
"Apa ?! Apa maksudmu ?! Aku tak faham dengan apa yang barusan kau katakan !"ucap Victor.
Tiba-tiba tubuh wanita itu lebur layaknya debu dan berubah menjadi tulang belulang yang berjatuhan di hadapan Victor lalu dari tempat pemakaman tanpa nama itu bangkit para mayat hidup bersuara menyeramkan yang dengan segera merangkak mendekat ke arah Victor.
Seketika Victor dibuat histeris ketakutan saat dia berusaha kabur salah satu kakinya telah dicengkeram oleh tangan yang muncul dari dalam tanah yang kemudian menariknya hingga jatuh dan para mayat hidup itu pun dengan cepat mengerubungi lalu menggigit tubuh Victor.
"Tidaaaaak....!",teriak Victor yang tiba-tiba tersadar dari mimpi buruknya.
Seketika keempat rekannya yang lain dibuat sangat terkejut dengan teriakan Victor itu.
"Victor ! Kau kenapa ?!",tanya Agatha.
"Aku...,aku baru saja bermimpi buruk...",jawab Victor yang berkeringat dingin lalu memeluk tubuh Agatha dengan lemas serta nafas yang terengah-engah.
"Tenanglah ! Itu hanya sebatas mimpi...",ucap Agatha untuk menenangkan Victor sembari mengelus-elus kepalanya.
"Ku rasa kau hanya sangat kelelahan,karena itulah kau sampai berhalusinasi hingga bermimpi buruk.",ucap Jacob.
"Mungkin kau hanya terlalu terbawa oleh halusinasimu yang melihat sesosok wanita di balik tembok ruangan itu barusan.",ucap Castor.
"Ya,aku bertemu dengannya di dalam mimpi burukku,dia memohon agar aku menolong mereka...",ungkap Victor dengan nafas yang masih terengah-engah.
"Mereka ?! Mereka siapa yang kau maksud ?!",tanya Gideon dengan begitu penasaran.
"Mereka ! Para penduduk desa ini ! Aku tak tahu apa maksud dari perkataannya.",jawab Victor.
"Sudahlah ! Tenangkan dirimu,aku ada di sini untuk selalu menjagamu !",ucap Agatha untuk menenangkannya sembari terus memeluk tubuh Victor yang masih lemas karena ketakutan.
Agatha,Castor,Jacob dan Gideon pun saling menatap satu sama lain tanpa mengatakan apa-apa seakan mereka berempat merasakan adanya sebuah kejanggalan dari mimpi buruk yang Victor alami.
Setelah berjam-jam lamanya menunggu cuaca membaik akhirnya hujan mereda saat jelang senja,mereka pun kembali bersiap untuk melanjutkan perjalanannya.
Victor yang saat itu tengah asyik menggambar sesuatu dengan jarinya pada lantai bangunan yang berdebu pun di hampiri Jacob yang bermaksud memberitahunya agar segera kembali bersiap untuk melanjutkan perjalanan.
Saat Jacob melihat apa yang telah Victor gambar seketika Jacob dibuat sangat terkejut dan segera menghapus sesuatu yang Victor gambar.
"Hey ! Kenapa ?!",tanya Victor yang seketika dibuat kaget saat Jacob menghapus sesuatu yang digambarnya.
"Dari mana kau mengetahui simbol itu ?! Apakah kau sadar apa yang baru saja kau gambar ?!",tanya Jacob dengan tegas kepada Victor.
"Tidak,Memangnya itu apa ?!",tanya balik Victor dengan sangat penasaran.
"Huft....,Victor,asal kau tahu,itu adalah salah satu simbol dari sihir jahat,Necromancy ! Bagaimana kau bisa menggambar simbol itu tanpa tahu itu apa ?!",terang Jacob dengan menghembuskan nafas panjang.
"Maaf Jack,aku benar-benar tak tahu soal itu,aku melihat simbol itu muncul dalam mimpiku,tepatnya di permukaan tanah pemakaman sebelum para mayat hidup bangkit lalu menyergapku...",ungkap Victor dengan nada sesal.
"Victor,Berjanjilah ! Jangan menggambar sesuatu semacam itu lagi,itu sangat berbahaya ! Kau mengerti ?!",tegas Jacob sembari memegang erat kedua pundak Victor untuk memberinya pengertian.
"Baiklah,aku mengerti...",Jawab Victor.
"Jack,Victor,apakah ada masalah ? Ayo bergegaslah !",panggil Castor.
"Tidak ada...",jawab Jacob.
Mereka pun meninggalkan bangunan tua itu dan kembali melanjutkan perjalanan mereka.
Ditengah perjalanan secara diam-diam Victor menanyakan sesuatu soal Necromancy kepada Castor,mendengar apa yang Victor tanyakan seketika Castor merasa sedikit heran dan bertanya-tanya soal mengapa Victor menanyakan hal itu kepadanya.
Castor pun menjelaskan bahwa Necromancy adalah suatu sihir jahat untuk membangkitkan dan mengendalikan orang-orang mati,sihir itu sangat berbahaya sebab berakibat fatal bagi orang-orang disekitar penggunanya bahkan bagi siapa pun yang menggunakannya.
Victor terdiam mendengar apa yang Castor jelaskan,Castor yang masih penasaran pun menanyainya mengapa tiba-tiba Victor bertanya hal yang demikian.
Victor yang tak tahu bagaimana harus menjelaskannya hanya beralasan bahwa dia hanya merasa penasaran dengan hal itu dan tidak ada apa pun selain sekedar merasa penasaran.
Saat akan memasuki sebuah hutan pinus yang rimbun tiba-tiba mereka dihadang oleh segerombolan pria bersenjata yang berniat untuk merampok mereka berlima.
"Berhenti ! Jangan melawan jika kalian ingin selamat !",ancam salah seorang perampok.
"Maaf tuan-tuan,kami tak punya waktu untuk meladeni kalian,sebaiknya kalian segera menyingkir dan beri kami jalan,karena ada urusan yang sangat penting yang harus segera kami kerjakan.",ucap Castor dengan sopan kepada para perampok.
Seketika para perampok itu dibuat tertawa terpingkal-pingkal setelah mendengar perkataan Castor.
"Apa kau tak tahu siapa kami ?!",teriak salah seorang perampok.
"Tentu saja kita tak saling mengenal,jadi tuan-tuan,sekali lagi aku mohon dengan sangat hormat agar kalian beri kami jalan karena kami pun harus buru-buru.",ucap Castor dengan sangat sopan sembari tersenyum.
"Cukup ! Ini cuma buang-buang waktu !",sahut Agatha yang mulai merasa kesal dan akan maju untuk menghajar para gerombolan perampok itu.
"Agatha,jangan...!",ucap Castor sembari mencegah Agatha yang berniat akan menghajar para perampok.
"Oh waw ! Kawan-kawan ! Lihatlah si gadis menggairahkan yang sedang marah itu ! Hahahahaha....,aku tak sabar ingin segera bermain dengannya dan membuatnya memohon agar aku melakukan hal yang menyenangkan dengannya lagi dan lagi...",kata salah seorang perampok.
"Hmmmm...ya,aku rasa dia akan sangat menyenangkan untuk kita...",sahut salah seorang perampok lainnya.
"Begini saja ! Serahkan semua harta dan persenjataan kalian,maka kami akan biarkan kalian berlima lewat dengan selamat !",ucap salah seorang perampok.
"Tidak ! Maksud kami kalian berempat ! Karena kami juga mau gadis itu menjadi salah satu syarat agar kalian bisa lewat ! kalian juga harus menyerahkannya kepada kami !",imbuh salah seorang perampok lain sembari menjulurkan lidah dengan ekspresi cabul sembari menatap Agatha.
Merasa risih dan dibuat semakin kesal dengan perkataan para perampok yang terus menatapnya dengan tatapan yang cabul,Agatha pun menepis lengan Castor yang coba menahannya.
"Cukup ! Dasar mesum ! Akan aku hajar kalian semua !",teriak Agatha dengan geram saat menepis tangan Castor.
Agatha pun berjalan dengan tangan yang mengepal keras ke arah para perampok yang menghadang mereka.
"Sepertinya kalian sedang dalam masalah besar tuan-tuan !",ucap Castor.
"Hehehehehehe...,datanglah kemari nona manis akan ku beri kau kesenangan yang tak mungkin kau lupakan seumur hidupmu,hehehehe...",kata salah seorang perampok.
"Aku akan membantunya !",ucap Victor yang juga akan ikut maju membantu Agatha.
Namun Gideon menghentikan Victor dan memintanya untuk menjadi penonton saja,dia meyakinkan Victor bahwa Agatha saja sudah cukup untuk memberi para perampok itu pelajaran.
"Hey ! Tak perlu ! Kau akan lihat betapa menakutkannya Agatha saat dia dibuat marah,tenanglah ! Sebaiknya kita menjadi penonton saja.",ucap Gideon saat mencegah Victor yang ingin membantu Agatha.
"Oh,ummm...,baiklah...",jawab Victor.
Para perampok pun tertawa terbahak-bahak saat Agatha semakin berjalan mendekat ke arah mereka,tanpa banyak bicara Agatha segera berlari dan menendang dengan keras wajah salah seorang perampok hingga jatuh pinsan.
Tanpa perlu waktu lama satu demi satu kawanan perampok bersenjata itu Agatha hajar dengan tangan kosong hingga babak belur dan akhirnya mereka menyerah.
"Ampun ! Ampuni aku nona ! Jangan bunuh aku ! Aku mohon !",ucap salah seorang perampok yang Agatha injak kepalanya.
"Lain kali jangan berperilaku mesum dan berkata-kata sesuatu yang cabul kepada seorang wanita,dasar kalian sampah !",ucap Agatha sembari menginjak kepala salah seorang perampok yang telah tersungkur babak belur dihajarnya.
"Agatha ! Sudah cukup ! Biarkan mereka pergi !",perintah Castor.
Agatha pun segera mengangkat kakinya dari kepala perampok itu dan membiarkan gerombolan perampok itu lari tunggang langgang meninggalkan kawanan mereka yang pinsan.
"Hebat ! Betapa pertunjukan yang sangat menghibur !",ucap Gideon sembari bertepuk tangan dengan gembira setelah melihat aksi Agatha.
Victor yang tercengang melihat bagaimana Agatha menghajar para perampok itu seorang diri pun seakan dibuat tak bergerak sedikit pun dengan apa yang dia saksikan barusan.
"Bergegaslah ! kita sudah semakin dekat !",perintah Castor kepada kawan-kawannya.
"Hey ! Bagaimana ? Hehehehehe...",kata Gideon pada Victor yang masih terdiam di tempat dengan tercengang.
Mereka berlima pun segera memasuki kawasan hutan pinus untuk kembali melanjutkan perjalanannya yang sempat terhambat itu.
Sementara itu di Cadaverial para penduduk tampak tengah berjuang mati-matian menghadapi gempuran para mayat hidup yang seakan tak ada habisnya.
Ditengah-tengah pertempuran hebat itu terdapat seorang kakak beradik yang memimpin para penduduk dalam pertempuran,dari ciri-ciri fisik dan penampilannya mereka berdua tampak bukan berasal dari daratan Lacrimosgoth.
"Ayaka ! Awas di belakangmu !",teriak sang kakak saat sang adik akan diserang oleh salah satu mayat hidup dari arah belakang.
Dengan cepat sang adik yang masih seorang gadis belia melompat menghindar kemudian melemparkan pisau-pisaunya ke kepala para mayat hidup yang kemudian meledak.
"Kakak ! Bagaimana cara membunuh para mayat hidup ini ?! Bahkan serangan kunai ku pun tak berarti apa-apa bagi mereka !",teriak sang adik kepada sang kakak yang tengah bertarung melindungi para penduduk saat serangannya tak berhasil membunuh para mayat hidup itu.
"Bertahanlah ! Aku belum menemukan caranya...!",sahut sang kakak dengan lantang.
Saat tengah sengit bertarung tiba-tiba tangan dari salah satu mayat hidup yang dia ledakkan dengan pisaunya tadi mencengkeram kaki kiri sang adik hingga membuatnya terluka lalu terjatuh,tak lama para mayat hidup lain segera mengerubuti tubuh gadis itu untuk bersiap memangsanya hidup-hidup.
"Kakak ! Tolong aku...!",teriak sang adik dengan suara kesakitan.
"Tidak ! Ayaka !",teriak histeris sang kakak.
Saat para mayat hidup telah mengerubuti gadis itu tiba-tiba panah-panah berapi melesat dengan cepat dan mengenai tubuh para mayat hidup.
Dengan cepat tubuh para mayat hidup yang mengerubuti gadis itu pun terbakar lalu hancur lebur menjadi abu.
Sontak semua orang yang tengah berjuang terkejut dan mengalihkan pandangan mereka ke arah dari datangnya panah-panah berapi itu melesat.
Dari kejauhan mereka melihat Castor dan yang lainnya telah datang untuk membantu perjuangan mereka.
"Bertahanlah kawan ! Biar kami yang urus mereka,kalian cepatlah berlindung ! Akan kami selesaikan ini dengan cepat !",teriak Castor.
Ayaka dan kakaknya pun segera mundur dari pertempuran bersama para penduduk dan mencari tempat berlindung yang aman sembari menyaksikan sepak terjang Castor dan yang lainnya.
Para mayat hidup pun sesegera mengalihkan perhatian mereka kepada Castor dan yang lainnya,perlahan mereka mulai berjalan mendekati Castor dan yang lainnya untuk menyerang.
"Saatnya menendang bokong para mayat !",ucap Gideon sembari menarik pedang dari punggungnya.
Tanpa dia sadari gesekan pedang itu menghasilkan percikan api yang membuat pakaiannya terbakar.
"Apa kalian mencium aroma gosong ?!",tanya Gideon sambil mengendus-enduskan hidungnya tanpa menyadari bahwa punggungnya tengah terbakar.
Sontak teman-temannya terdiam dan menatapnya dengan wajah yang tercengang.
"Kenapa kalian malah menatapku seperti itu ?!",tanya Gideon.
"Ummmm...,Gideon,punggungmu terbakar....",jelas Victor.
Seketika Gideon yang baru menyadari akan hal itu langsung bergulung-gulung di tanah sembari meminta tolong kepada kawan-kawannya agar membantunya memadamkan api yang membakar punggungnya.
"Dasar bodoh...",kata Agatha dengan nada yang heran.
Victor dan yang lainnya pun segera membantu Gideon memadamkan api yang membakar punggungnya.
"Berhati-hatilah ! Material Purgatorite sangat sensitif terhadap gesekan !",jelas Jacob.
"Kenapa tidak menjelaskannya dari awal ?! Kalau begini aku malah tampak konyol di hadapan banyak orang !",gerutu Gideon sesaat setelah api yang di punggungnya berhasil dipadamkan.
"Maaf...!",ucap Jacob.
"Semuanya ! Ayo maju dengan kekuatan penuh !",perintah Castor.
Mereka berlima pun segera melancarkan serangan mereka untuk membasmi para mayat hidup.