Setelah hampir dua hari lamanya Jacob dan Victor berada di lokasi penambangan untuk mencari Purgatorite,akhirnya mereka berdua menemukan bongkahan bijih logam berwana merah yang memiliki corak seperti nyala bara api yang membeku.
Mereka berdua pun sangat meyakini bahwa itu adalah material yang mereka cari-cari sejauh ini.
Tanpa membuang waktu lagi mereka pun dengan sesegera mungkin mencari lebih banyak dan mengumpulkan bijih logam itu untuk dibawa pulang ke Helberg.
Namun ketika mereka telah sampai di mulut goa ternyata di luar sana sedang terjadi badai salju dahsyat sehingga perjalanan mereka pun harus terhambat.
Sembari menunggu sampai badai itu berlalu Jacob dan Victor pun memanfaatkan waktu mereka untuk berlatih.
Sedangkan di Helberg Castor yang terus mencemaskan tentang keselamatan mereka berniat untuk menyusul mereka ke tempat itu.
Tetapi Agatha dan Gideon terus meyakinkan Castor agar mengurungkan niatnya itu dan memintanya untuk tetap bersabar menunggu hingga mereka berdua kembali ke Helberg.
"Entah mengapa aku merasa akan terjadi sesuatu yang buruk,aku sendiri tak tahu apa itu,namun semoga saja firasatku kali ini salah.",Jelas Castor kepada Agatha dan Gideon dengan memandang ke langit yang mulai menyapa senja.
Keduanya pun termenung,sebab yang mereka tahu pasti bahwa selama ini firasat Castor sangat jarang meleset.
Secara tiba-tiba Castor terfikir untuk menemui pemimpin desa dan memintanya untuk memerintahkan seluruh penduduk agar mengamankan diri di rumah mereka masing-masing malam ini untuk mengantisipasi terjadinya hal yang tidak diinginkan.
Dengan sesegera mungkin si pemimpin desa memerintahkan orang-orang kepercayaannya untuk menemui serta memberitahukan para penduduk tentang hal itu.
Dalam hal ini para penduduk Helberg yang sangat kooperatif pun menuruti perintah pemimpin desa mereka demi menjaga keselamatan mereka masing-masing.
Setelahnya Castor segera bergegas kembali ke rumah Victor,setelah sebelumnya meminta Agatha dan Gideon agar mempersiapkan persenjataan mereka untuk menjaga Helberg sepanjang malam nanti guna memastikan keselamatan para penduduk yang berlindung di rumah mereka masing-masing.
Singkat cerita malam pun tiba,dinginnya udara Helberg malam itu memang terasa tak seperti biasanya.
Burung-burung penghuni hutan di sekeliling Helberg tampak beterterbangan berhamburan di redupnya langit seolah ikut merasakan kegelisahan dan kecemasan yang tengah orang-orang rasakan pada saat itu.
Tiba-tiba sesaat angin berhembus dengan begitu kencang ke seluruh penjuru Helberg yang akan membuat siapapun yang sedang berada di luar saat itu merasa bergidik ngeri seakan sedang mencium datangnya aroma kematian yang semakin merayap mendekati desa itu.
Dengan penuh kewaspadaan mereka bertiga pun berjaga di tengah-tengah pelataran desa pada malam itu.
Para penduduk yang tengah berlindung di dalam rumah mereka masing-masing pun dapat merasakan sebuah ketakutan yang luar biasa,sebab suasana malam itu memang terasa lebih mencekam dibanding dengan malam saat terjadinya invasi para Vampire Familiar beberapa waktu yang lalu.
Tak berselang lama suara bergemuruh di udara mulai terdengar,tampak segerombolan makhluk yang terbang berputar-putar membelakangi cahaya bulan.
Rupanya itu adalah para Vampire Familiar dengan jumlah yang tak kalah banyak dari yang pernah menyerbu Helberg sebelumnya.
Tak hanya itu saja,dari kegelapan pun juga muncul segerombolan orang-orang berkulit pucat yang tiba-tiba mengepung mereka bertiga.
Orang-orang itu pun mulai menggeram dan menampakan taring-taring tajam mereka seakan tengah bersiap memangsa ketiga orang yang terlihat di hadapan mereka.
Gideon kemudian melayangkan sebuah ejekan kepada orang-orang yang ternyata adalah para bala prajurit Vampir.
"Hey para bedebah ! Ku rasa kalian datang ke tempat yang salah ! Sepertinya kalian sudah bosan hidup.",ejek Gideon sembari mentertawakan mereka.
"Tetaplah waspada,kita habisi mereka dengan cepat !",kata Castor kepada kedua rekannya itu.
Tanpa banyak bicara lagi mereka bertiga pun segera menarik senjata mereka dan dengan cepat maju melancarkan serangan.
Para vampir dan binatang-binatang buasnya pun juga tak tinggal diam,mereka mulai bergerak meladeni ketiga orang yang akan menyerang mereka.
Mengawali jatuhnya korban,tebasan kedua pedang Agatha berhasil membuat beberapa prajurit vampir tewas dengan kepala terpenggal.
Disusul Castor yang berhasil membunuh beberapa prajurit vampir dan para binatang buas mereka secara sekaligus hanya dengan satu sabetan belati berantai.
"Baiklah nona-nona,kini saatnya pertunjukan kita mulai !",ucap Gideon kepada pisau-pisau lemparnya.
Gideon yang tak mau kalah dengan cepat melemparkan pisau-pisaunya sekaligus yang dengan tepat mengenai kepala para Vampire Familiar hingga mereka pun jatuh tersungkur menghantam tanah lalu sekarat.
Dan sekali lagi pertempuran berdarah terjadi di Helberg pada malam itu,dengan cepat cairan merah pekat para vampir menodai daratan putih Helberg yang tertutup salju tebal.
Satu demi satu prajurit vampir dan binatang buasnya terbantai secara mengenaskan ditangan mereka bertiga.
Potongan demi potongan tubuh para vampir pun kian berserakan yang dengan segera disusul aroma amis darah yang semakin kuat menyeruak ke seluruh sudut desa.
Dengan kegaduhan yang tengah terjadi di luar sana para penduduk yang tengah berlindung pun dibuat semakin ketakutan setengah mati.
Secara sadis dan tanpa mengenal belas kasih ketiganya membantai para vampir hingga hanya tersisa sebagian yang mulai merasa gentar.
Sepanjang pertempuran itu Gideon mengoceh dan tertawa di seakan hal itu membawa suatu kesenangan tersendiri baginya.
"Datanglah pada ayah dasar para bedebah !",
"Hahahahaha...,jangan lari,teruslah menari !",
"Biar ku bantu mengakhiri penderitaanmu !",
"Makanlah ini sialan ! Hahahahaha....",
Oceh Gideon sepanjang pertempuran.
"Berisik ! Tak bisakah mulutmu diam dasar bocah gila !",teriak Agatha kepada Gideon sembari memalingkan pandangannya ke arah Gideon.
Tiba-tiba seekor Vampire Familiar terbang dengan cepat dari arah belakang untuk menerkam Agatha yang tengah tampak lengah.
Namun dengan refleks yang sangat cepat Agatha segera menebaskan kedua pedangnya hingga membuat binatang itu tewas dengan tubuh yang terbelah menjadi dua bagian.
"Tetaplah fokus Agatha ! Jangan sampai kau lengah dan memberi kesempatan mereka untuk menyentuhmu !",ucap Castor.
"Bisakah kau dengar itu hey kau nona galak ?! Ahahahaha....",ejek Gideon kepada Agatha sembari tertawa.
Dengan raut wajah yang tampak kesal Agatha pun menarik belati berantainya lalu menyabetkannya hingga secara sekaligus membuat beberapa vampir tewas terpenggal."Dasar bedebah !",ucap Agatha dengan nada kesal.
Akhirnya pertempuran itu hanya menyisakan beberapa vampir yang mencoba melarikan diri dari pertempuran,namun lagi-lagi ketiganya menggagalkan usaha pelarian diri para vampir itu.
Satu persatu vampir yang masih tersisa mereka habisi tanpa kenal ampun,parau sekarat para vampir yang meregang nyawa pun seakan bergemuruh di antara kegelapan malam.
Ketiganya tampak sangat kelelahan setelah pertempuran brutal itu,Agatha pun duduk berselonjor dengan kedua tangan menyangga punggungnya.
Dengan nafas terengah-engah tak beraturan awalnya ketiganya sempat berfikir bahwa semua telah selesai,namun sesaat setelahnya sepasang sorot mata yang menyala merah di antara kegelapan tampak kian jelas mendekat ke arah mereka yang sontak mengejutkan ketiganya.
"Ku rasa kalianlah orang yang bertanggung jawab atas pembantaian ribuan prajurit Grimdale di beberapa tempat beberapa bulan belakangan...",ucap seorang wanita dari dalam kegelapan.
Suara langkah kaki pun kian jelas terdengar mendekat di antara kesunyian,tak berselang lama tampak seorang gadis misterius berkulit pucat yang mengenakan gaun tipis setengah terbuka yang memperlihatkan lekuk-lekuk tubuh indahnya dan sebuah tudung yang menutupi kepalanya.
Dari fisiknya perkirakan usianya berkisar antara dua puluh hingga dua puluh lima tahunan dan tak begitu terpaut jauh dari Agatha yang saat itu baru berusia dua puluh enam tahun.
Gadis itu tampak sedang fokus membaca sebuah buku besar yang ada di tangannya.
"Hey nona ! Apa yang kau lakukan di sini ?! Cepat pulanglah ! Lagi pula dengan pakaian yang seperti itu kau bisa sakit bahkan mati kedinginan !",ujar Gideon kepada gadis yang tampak tengah membolak-balikkan halaman demi halaman dari buku yang tengah dia bawa.
"Oh benarkah ? Tak perlu khawatirkan aku soal itu,justru khawatirkanlah diri kalian sendiri sebab mungkin malam ini akan menjadi kali terakhir bagi kalian untuk bernafas !",jawab gadis itu dengan sikap yang dingin sembari terus memandangi halaman demi halaman dari buku di tangannya.
Tiba-tiba di belakang mereka seorang prajurit Vampir yang tengah sekarat berusaha bangkit lalu mencoba kabur dari sana dengan tubuh yang sudah sempoyongan.
Menyadari hal itu gadis itu pun menggunakan kekuatan sihir hitamnya untuk memanipulasi bayangan dari si prajurit vampir yang hendak kabur,tiba-tiba sebuah rahang hitam besar muncul dari bayangan tubuh si vampir yang seketika menerkamnya hingga tewas dan hanya menyisakan kepala yang terputus lalu menggelinding di tanah.
Seketika ketiganya pun terkejut seakan tak percaya dengan apa yang telah mereka saksikan barusan.
"Memalukan ! Sungguh sampah !",ucap gadis itu setelah membunuh si prajurit vampir yang berusaha melarikan diri.
"Agatha ! Gideon ! Waspadalah,dia seorang Shadowmancer !",ucap Castor kepada Gideon dan Agatha.
Gadis itu pun menutup bukunya lalu menatap mereka bertiga dengan sorot mata merahnya yang tampak jahat.
"Sebaiknya aku bermain-main dulu dengan kalian,Light Scourge....",kata gadis itu sembari mengeluarkan sebilah belati lalu mengaitkan gagangnya pada ujung rantai yang terikat di tubuhnya.
Mereka bertiga pun dibuat kian penasaran dengan siapa sebenarnya identitas asli dari sosok yang akan mereka hadapi saat itu.
Sebab sepengetahuan mereka bahwa selama ini teknik pertarungan dengan bersenjatakan belati berantai hanya dikuasai dan digunakan oleh para Light Scourge.
"Nona ! Siapa kau sebenarnya ?!",tanya Castor.
Gadis itu pun menjawabnya dengan Dingin,"itu tidaklah penting untuk kalian ketahui,sebab sebentar lagi kalian akan segera lenyap !".
Dengan gerakan yang sangat cepat gadis itu menyabetkan belati berantainya ke arah mereka bertiga namun berhasil mereka hindari.
Sesegera ketiganya pun maju untuk meladeni serangan yang sempat gadis misterius itu layangkan.
Kecepatan dan kelihaian si gadis misterius berhasil membuat kewalahan Castor,Agatha dan Gideon,bahkan dirinya seakan sedang menari-nari dengan belati berantainya yang secara beruntun tersabet ke sana kemari mengincar mangsa.
Tiba-tiba Agatha meneriaki Gideon yang sedari tadi tampak aneh,sebab dia terlihat hanya bertahan dengan menghindar dan menepis setiap serangan tanpa berusaha membalas.
"Apa yang kau lakukan bodoh ?!",teriak Agatha dengan nada kesal kepada Gideon.
Tanpa merasa bersalah sedikit pun Gideon menjawab,"Mana mungkin bisa aku melukai seorang wanita ?!"
Mendengar jawaban yang terkesan aneh itu seketika Agatha menjadi semakin murka.
"Awas saja kau ! Setelah selesai dengannya aku akan benar-benar menghajarmu !",ancam Agatha kepada Gideon.
Castor pun segera menengahi keduanya untuk menghentikan perdebatan yang tidak tepat waktu itu dan meminta mereka agar ekstra waspada sebab lawan yang kali ini mereka hadapi bukan orang sembarangan.
Akhirnya Castor menemukan sebuah rencana bagus,dia memancing gadis itu mendekati tumpukan balok kayu besar yang tertata di dekat salah satu bangunan yang tak jauh dari mereka dan sesuai rencana gadis itu pun bergerak mendekat ke titik tersebut.
Ketika gadis itu menyabetkan belati berantai miliknya dengan cepat castor menghujamkan kedua pedangnya yang tepat memasuki celah pada rantai dari senjata gadis itu kemudian menancapkannya ke tumpukan balok kayu besar itu hingga berhasil menahan senjata dan serangan si gadis misterius.
"Agatha ! Sekarang !",Perintah Castor pada Agatha.
Tanpa menyia-nyiakan kesempatan Agatha pun segera berlari mendekat ke arah si gadis misterius,dengan memanfaatkan Gideon sebagai tumpuan lompatannya Agatha mendaratkan sebuah tendangan kuat yang berhasil mengenai wajah si gadis misterius hingga membuat lawannya itu terpental keras sejauh beberapa meter dan roboh.
"Rasakan itu sialan !",maki Agatha pada lawannya.
"Hey ! Kau sudah bertindak terlalu kasar !",teriak Gideon kepada Agatha.
"Kau ! Memangnya hal berguna apa yang sudah kau lakukan sedari tadi ?!",jawab Agatha sembari menarik kerah pakaian Gideon.
"Kalian berdua ! Sudahlah ! Sekarang mari kita ikat dan bawa gadis itu untuk nanti kita interogasi",bentak Castor kepada kedua rekannya itu.
Sesaat kemudian saat hendak mendekati si gadis misterius yang mereka fikir telah pinsan justru suatu hal yang di luar dugaan mereka terjadi,gadis misterius itu mampu kembali bangkit.
Lebih anehnya lagi dia tampak tak sedikit pun terluka bahkan seperti tak merasakan sakit sama sekali setelah terkena tendangan yang sekuat itu.
"Sepertinya aku sudah terlalu menganggap remeh kemampuan kalian",kata gadis itu sembari melebarkan senyum dingin di wajahnya.
Dia kembali menutupkan tudung kepalanya yang sempat tersingkap akibat serangan keras itu.
"Astaga Kau ! Kau ini...?...Tak ku sangka kau begitu cantik !",ucap Gideon secara spontan yang terpukau saat memandang wajah si gadis misterius secara jelas.
Tiba-tiba ketiganya merasa tak bisa bergerak sedikit pun,sesegera bayangan tubuh mereka bertiga berubah menjadi telapak tangan besar yang mencengkeram kuat tubuh mereka.
Dengan sorot mata yang merah menyala gadis itu perlahan berjalan mendekat ke arah Agatha sembari berkata,"Ada kata-kata terakhir yang ingin kalian sampaikan ?".
"Hey ! Ayolah ! Tak bisakah kita bicarakan ini baik-baik dan jelaskan kau ini siapa ?!",ucap Gideon kepada gadis itu.
"Oh Tentu saja...Tidak perlu !",jawab Gadis itu dengan nada yang ketus kepada Gideon.
Namun untungnya belum sampai sempat mencelakai mereka gumpalan awan hitam pekat menutupi cahaya bulan sehingga mereka bertiga pun berhasil terlepas dari cengkeraman sihir gadis itu.
Dengan cepat Agatha melayangkan sebuah tendangan berputar ke arah wajah lawannya itu,namun sayangnya kali ini serangan Agatha berhasil gadis itu hindari.
"Sialan kau !",maki Agatha kepada gadis itu.
Mereka bertiga pun kembali terlibat aksi saling serang yang sangat sengit dengan gadis itu dan berusaha memanfaatkan situasi tengah terjadi untuk meringkus si gadis misterius sebelum bulan kembali menampakkan cahayanya.
Namun beberapa saat berlalu dan usaha mereka pun sia-sia,ketiganya yang sudah berusaha mati-matian untuk menangkap lawannya itu harus kembali ekstra waspada sebab gumpalan awan hitam kini bergerak menjauhi cahaya bulan yang sempat disembunyikannya.
Tanpa menyia-nyiakan waktu gadis itu pun kembali menggunakan kekuatan sihirnya untuk menciptakan cakar-cakar besar yang bersiap untuk mencengkeram mereka lagi.
"Tunggu ! Gideon ! Jangan !",cegah Castor yang merasakan sebuah keanehan saat Gideon akan melakukan sesuatu yang nekat.
Gideon pun secara nekat melompat untuk menyergap tubuh gadis itu kemudian menindihnya untuk menahan tubuh lawannya itu.
"Kau ?! Kenapa...kenapa kulitmu dingin sekali ?! Suhu tubuhmu ini seperti mayat...",ungkap Gideon dengan sangat terkejut sembari terus berusaha menahan gadis itu di bawahnya.
"Kau masuk perangkapku sekarang !",kata gadis itu sembari melebarkan senyum dinginnya.
Tiba-tiba sebuah jari telunjuk berukuran besar yang meruncing muncul dari bayangan tubuh gadis itu yang kemudian menusuk perut Gideon hingga membuatnya diam di tempat dalam kondisi berdarah-darah.
Seketika kedua rekannya yang lain dibuat sangat terkejut dengan hal nekat yang telah Gideon lakukan tadi dan dengan keadaannya sekarang.
Castor pun dengan segera menyabetkan rantainya untuk menjerat tubuh si gadis misterius,sementara Agatha berlari menolong Gideon yang sudah lemah tak berdaya.
"Dasar bodoh ! Kenapa kau selalu saja bertindak senekat itu ?!",bentak Agatha kepada Gideon yang terbujur lemas di pangkuannya.
Dengan tetap bersikap santai seperti biasa Gideon mengatakan sesuatu kepada gadis misterius yang telah berhasil terlilit rantai yang disabetkan Gideon.
"Hey nona ! Kau ini benar-benar tipe wanita idamanku ! Selain menarik kau juga sangat hebat dalam bertarung !",ungkap Gideon sembari tertawa lemah.
"Gideon bertahanlah !",ucap Castor kepada Gideon.
Gadis misterius itu pun tanpa diduga berhasil meloloskan diri dari lilitan rantai dengan masuk kedalam bayangannya sendiri lalu secara mengejutkan muncul beberapa jengkal di belakang mereka bertiga.
Awalnya gadis itu berniat untuk melanjutkan pertempuran dan menghabisi mereka bertiga saat itu juga.
Namun saat akan kembali menyerang mereka bertiga tiba-tiba muncul sesosok pria berbadan besar yang tersamarkan kegelapan malam tak jauh di belakang gadis misterius itu.
Tak jelas siapa serta bagaimana rupa dan sosok dari pria misterius itu,hanya terlihat bayangan tubuh besarnya dan sorot kedua matanya yang seperti hewan buas.
"Samantha ! Sudah cukup ! Tuan Adrian memerintahkanmu untuk kembali !",kata pria yang tak jelas sosoknya itu untuk mencegah tindakan si gadis misterius.
"Kali ini kalian beruntung,anggaplah ini sebagai sebuah peringatan kecil !",kata gadis misterius itu.
"Light Scourge ! Ingat baik-baik ! Jangan berani-beraninya mengganggu urusan kami lagi !",Ancam sosok berbadan besar itu.
"Adrian ?!",ucap Castor dengan sangat penasaran.
"hehehehe...,Samantha....",ucap Gideon sembari tertawa lemah lalu pinsan.
Secara perlahan gadis itu melangkah mundur lalu tak lama setelahnya mereka berdua menghilang di antara pekatnya kegelapan malam.
Tak berselang lama setelah itu Jacob dan Victor yang berhasil kembali ke Helberg dengan membawa Purgatorite dibuat sangat kaget ketika melihat begitu banyak potongan tubuh para vampir yang berserakan di beberapa titik di pelataran desa.
Merasa cemas dengan sesegera mungkin mereka mencari keberadaan ketiga rekannya itu dan alangkah histeris keduanya setelah menemukan dua rekan mereka dengan Gideon yang tengah terbujur tak sadarkan diri di pangkuan Agatha.
Para penduduk desa yang merasa situasi telah aman pun memberanikan diri untuk melihat keadaan di luar sana paska pertempuran yang terjadi tadi.
Dengan sesegera para penduduk bergerombol untuk menolong mereka yang telah rela mengorbankan keselamatan demi melindungi para penduduk Helberg.