Malam hari Ryan ,Ellie dan pak Sio berkumpul untuk membantu pembuatan pulpen mana tetapi Ryan tak perlu berlama-lama Asalkan ada bahan material nya Dan digabungkan dengan Skill pengembangan Ryan bisa membuat pulpen mana nya sendiri tetapi sedikit berbeda mana yang dimasukkan ke pulpen Ryan 4 X lebih banyak dibandingkan pulpen mana lainnya yang dibuat di akademi pulpen Ryan terbilang lebih unggul sekali lagi Ryan membuat pak Sio sangat terheran
Setelah selesai membuat pulpen mana Ryan melakukan ujicoba dengan membuat kalung yang berbahan tanah Dikonversikan menjadi berlian Dan jadilah kalung berlian yang sangat indah kini Ryan mampu membuat apa saja asal ada pulpen mana itu Ryan lalu memberikan kalung itu kepada Ellie sebagai hadiah karena telah membantunya Ellie pun senang tetapi sedikit malu untuk mengakui nya di depan Ryan tak lupa Ryan juga memberi hadiah pak Sio berupa burnknackle baja dan menunjukkan cara pemakaian nya agar pak Sio tidak terlalu lemah saat menghadapi monster kemudian pak Sio langsung pulang
Keesokan harinya di akademi
Dikelas kesatria yang terkenal akan kelincahan dan kekuatan berpedang nya disini Sang ketua Kelompok kesatria Odin Sangat kesal terhadap Morvius ketua kelompok pengrajin sebab Odin kalah oleh Morvius kini Odin takut dengan Morvius ternyata Morvius menyembunyikan kekuatan nya kesal karena itu dia pun keluar untuk mencari udara segar
Dia tak sengaja melihat Ryan dan ingin memalaknya karena kesal terhadap kelas pengrajin Odin mengajak Ryan ke gang sempit di akademi tapi sialnya Ryan menolak Odin pun naik darah dan marah
Odin : hey bocah kau anak buah Morvius ya apa kau punya koin aku
Ryan : aku punya kenapa
Odin : (merampas kantong koin Ryan) haha lumayan banyak juga koin mu bocah
Ryan : hey kembalikan itu bukan milikmu
Odin : kenapa apa kah kau akan melawanku
Ryan : ya aku akan melawanmu
Odin : bocah sialan kutinju kau sini
Ryan : segera membuat armor di dalam bajunya menggunakan skill dan elemen tanah
Odin : (memukul Ryan tepat di armor perutnya dan tangannya kesakitan) uaaagh , kenapa keras sekali perut bocah ini
Ryan : kenapa tanganmu kesakitan apakah kau lemah
Odin : bocah sialan akan ku hajar kau menggunakan pedangku
Ryan : oh pake pedang ya (menggabungkan elemen tanah dan api)
Ryan : sini aku juga punya pedang
Odin : Sial darimana kau dapat pedang , lagipula kau kan hanya pengrajin mana bisa berpedang
(Odin menebaskan pedangnya ke Ryan)
(Ryan menangkis ayunan pedang Odin)
Ryan : haha jangan salah aku dulu suka nonton film ninja Lo aku juga tau cara berpedang lewat samurai
Odin : Kau ini bicara apa aku tidak paham
Ryan : sudahlah lupakan (Ryan menggunakan elemen angin dan tanah lalu menebaskan debu ke arah Odin)
Ryan kabur bersama kantong koin nya sementara Odin matanya masih dikelilingi debu pasir
Odin : aakh sialan anak itu mataku jadi perih akan kuhajar lain kali lagi pula dari mana dia dapat pedang padahal kan dia kelas pengrajin
Ryan : fyuh untung bisa kabur kalo tidak pasti banyak masalah yang datang lagi
Ellie tidak sengaja berpapasan dengan Ryan dan mereka mengobrol tentang akademi ni
Ryan : Ellie, katanya mana mu tidak terbatas kenapa sekarang jadi terbatas
Ellie : entahlah aku juga tidak begitu paham sekarang mana ku sangat terbatas dulu ibuku masih hidup dialah sumber mana tidak terbatas ku tapi sekarang ibu sudah
Ryan : oh begitu rupanya sudah lah aku sudah paham tidak perlu dijelaskan lagi aku akan membantu mu untuk memecah limiter mu
Ellie : maka dari itu aku ingin belajar disini sambil mengamati sihir apa saja yang mereka gunakan lalu siapa orang yang telah menyerbu istanaku dulu
Ryan : (terdiam) cukup sampai sini saja percakapan kita nanti kalo orang lain dengar bisa membahayakanmu
Ellie : baik aku duluan ke kelas ya ,sayang
Ryan : eeeh, tapi kan sekarang tidak ada orang lain kenapa kau memanggilku itu
Ellie : tidak apa apa kan bebas tidak ada yang melarang, wleee
Ryan : tapi (kau kan yang buat peraturan itu)
Seminggu kemudian diadakan kompetisi pertarungan antar kelompok masing-masing kelompok harus mengirimkan 3 kandidat
Mendengar hal ini kelompok pengrajin sangat putus asa semua anak pengrajin panik setengah mati kita bisa apa melawan mereka kita kita kan cuma pengrajin
Marvious mencoba menenangkan situasi
Marvious : semua harap tenang aku akan mencalonkan diri ku aku akan maju adakah 2 Anggota lagi dari kelas kita siapa yang bersedia
Ryan : baiklah aku akan mengikuti mu ketua
Marvious : bagus Ryan satu orang lagi siapa yang bersedia
Ryan : aku punya usulan ketua
Marvious : siapa itu Ryan beri tahu aku
Zenor : (perasaanku ga enak)
Ryan : Si bodoh Zenor
Zenor : oiiii,Kenapa kau mengumpankan ini kepadaku sialan
Marvious : baiklah zenor ya
Zenor : tunggu ketua tunggu
Marvious : oke semua baiklah itulah kandidat kelompok kita Aku , Ryan dan Zenor mengerti semua
Satu kelas menjawab : siap mengerti
Zenor : (sudah pasrah) siiaaal
Sementara itu kelompok Sihir mengirim Ryuji , Ellie dan Viny
Kelompok Kesatria mengirim Odin , Sato dan Fiola
Masing-masing kelompok berlatih tetapi tidak dengan Ryan dan Ellie tujuan mereka hanya ingin mengukur kekuatan lawan mereka berdua sudah merencanakan dan menyiapkan sesuatu
Ryan Sibuk menyiapkan sesuatu
Ellie tidak berlatih sama sekali
Ryuji tidak berlatih sama sekali
Viny berlatih sekuat tenaga
Marvious tidak berlatih sama sekali
Zenor tidak berlatih karena pasrah
Odin berlatih Sangat keras karena ingin balas dendam kepada Marvious dan menghajar Ryan
Sato berlatih
Fiola berlatih
Sementara itu Pak Sio diutus kepala sekolah pak Nam untuk mempersiapkan arena dan memperkuat arena turnamen pak Sio juga di bantu para dwarf yang didatangkan dari negara sebelah dalam waktu 1 Minggu Arena siap digunakan
Pada saat Hari pertama turnamen Ryan sangat siap sekali karena dia punya sesuatu yang akan mengejutkan semua orang
Pertandingan pertama
Ellie dari kelas Sihir melawan Sato dari kelas kesatria
Pertandingan dimulai
Sato : salam kenal nona aku akan melawanmu dengan sekuat tenaga dan tidak segan
Ellie : baiklah aku akan pakai pedang biasa saja
Sato : (eeh aku diremehkan) wah pedang ya
Pertandingan dimulai Sato melancarkan serangan pertama dengan melesat sangat cepat kehadapan Ellie berusaha mencari titik lemah tapi belum berhasil
Ellie : lumayan cepat
Sato : tentu aku sudah bilang tidak akan segan
Sato melesat bagai torpedo cepat sekali Ellie sampai terpental
Sato : bagaimana nona apakah kau yakin hanya ingin pakai pedang saja kau kan dari kelas penyihir jadi pakai sihir jarak jauh saja lagipula jarak jauh kan kau yang diuntungkan
Ellie : hehehe lumayan juga kau tapi tidak terima kasih aku cukup pakai pedang saja
Sato kemudian melesat dan menebas Ellie dengan bertubi-tubi sampai Ellie sedikit kewalahan dibuat nya
Sato : bagaimana nona apa kau yakin bisa menang hanya dengan pedang
Ellie : hey kau tadi bilang kan bahwa aku boleh pakai sihir
Sato : (sial pasti dia ingin menggunakan sihir jarak jauh tidak akan kubiarkan)
Sato menebas pedang Ellie hingga patah
Sato : bagaimana sekarang kau tidak punya pedang lagi menyerahlah
Ellie : pedang ini ya ini kan sebagai permulaan kali ini aku akan serius (mengeluarkan jurus pedang apinya)
Sato : apa pedang api
Ellie : sudah kubilang aku akan mengalahkan mu dengan pedang
Ellie melesat Sato pun melesat keduanya beradu ilmu pedang Ilmu pedang mereka sama sama imbang tetapi Ellie unggul dalam apinya Sato kepanasan tangannya melepuh
Dalam keadaan lemah dan berada di titik lemah Ellie memanfaatkan momentum tersebut untuk menebas Sato dan Sato yang terlambat mengelak pun terkena tebasan tersebut
Sato kalah Ellie pun jadi pemenangnya