Malam itu hujan turun tanpa henti, rintik-rintik yang berjatuhan itu tidak seperti pada biasanya. Mereka sedikit bercampur dengan buih putih yang dingin.
Rumah-rumah tampak menutup dengan rapat. Cahaya-cahaya hangat menerangi kegelapan. Dikejauhan tampak kota-kota yang mati. Bangunan yang paling kokoh yang kini tampak rapuh, tidak memiliki kekuatan untuk cuaca yang dingin. Musim berganti dengan aneh, kalender-kalender baru dan kelahiran yang baru juga menimbulkan keanehan yang mengerikan.
Rumah-rumah kayu tebal adalah tempat paling nyaman diantara bangunan kaca yang mati dijantung kota. Semua orang berusaha membangun ditengah hutan belantara yang sunyi.
Bangunan yang paling kokoh diantaranya adalah tumpukan batu-batu keras yang menyerupai kastil.
Mereka tidak bisa berkarat. Para pemburu menguasai jalanan, namun para predator malam jauh lebih kejam. Perang antar kelompok dimana-mana, tidak ada yang saling mempercayai. Tidak ada yang saling mengerti. Hanya ada interaksi karena saling membutuhkan untuk tetap bisa hidup ditempat yang sepenuhnya berubah menjadi tempat yang kelam dan penuh duka.
Dimalam purnama putih, kelahiran-kelahiran baru muncul, dan diantaranya adalah kelebihan-kelebihan yang mengukir sejarah baru, masa baru dan pertahanan baru.
"Aku tidak tahan lagi...hikss... "
"Tidak. Kau pasti bisa, percayalah... Kau bisa melakukannya!"
Suara tangisan yang berat, nafas yang terasa sesak. Kekacauan dimalam hari dan suara-suara orang yang berteriak ketakutan bagi yang tidak memiliki tempat.
"Ak... aku... aku memilih mati. Aku tidak mau melahirkannya... Aku akan mati bersamanya.. "
Orang itu menangis.
"Kau akan menghancurkan keseimbangan dunia jika kau sampai melakukan itu. Mereka akan semakin berkuasa dan dunia tidak akan pernah kembali normal. Biarkan dia lahir, biarkan dia hidup... Jika penderitaan itu benar-benar ditakdirkan untuknya... Maka dia akan menemukan kemenangan untuk dirinya sendiri.. kau harus bisa melakukannya,"
Nafas yang tersengal-sengal, suara jeritan yang menyakitkan dengan tangan-tangan yang mencengkeram erat.
"Aku tidak rela. Dunia ini akan hancur... Aku tidak bisa membiarkannya lahir... Dia akan memiliki banyak rasa sakit..."
Wanita itu bangun. Dengan penuh air mata dan mata yang memerah dia terbangun.
"Kau akan bersumpah untuk ini. Kau akan meminta surga untuknya, kau akan selalu disisinya... Dia tidak akan sendirian! Kau akan meminta, bahwa tidak ada siapapun yang bisa membunuhnya terkecuali takdirnya sendiri... Kau akan bersumpah!"
Tangan itu mencoba menggapai tangannya. Jari-jarinya begitu kuat saat dia mencengkeramnya erat. Jeritan yang memekakkan telinga terdengar begitu menakutkan. Membuat siapapun akan meringis mendengarnya.
Hingga suara tangisan seorang bayi kecil keluar begitu keras, sangat keras. Tetapi sayangnya setelah pelepasan suara teriakan itu, sang pemilik telah pergi. Tergolek lemas, dengan air mata yang mengalir. Nafasnya hilang dan siluet lain terjatuh duduk dilantai dengan memandangi pemandangan memilukan itu, sementara suara-suara tangisan itu masih menggelegar dengan keras...
"Dia milikku... "
***
"Dalam beberapa ungkapan disebutkan. Mereka bisa merubah beberapa nasib. Tetapi mereka tidak bisa merubah sebuah takdir yang telah ditentukan. Jika kau melanggar, kau akan mendapatkan rasa sakit yang tidak ada ujungnya..."