Pengalaman yang menyedihkan. Segala sesuatu yang telah terlihat, melintas, terasa dan menyesakkan. Tentu semua itu sangat menakutkan.
Bagaimana kamu akan mengalaminya. Itu semua terlalu terasa pedih, hari ini pada genap 20 tahun, sebuah kemalangan lain tiba-tiba saja datang dengan tanpa di duga.
Semua orang tampak mendoakan, dan saat kau menatap ke langit, air akan turun dengan mulus darisana.
Hawa dingin yang menyejukkan, pakaian-pakaian tebal dengan Ciput. Sepatu kulit, dan celana tebal yang hangat. Semua orang tampak memakainya. Terkecuali para orang tua disana, dengan rok tebal mereka.
"Aku tidak pernah menyangka hal ini akan terjadi. Dia sangat sehat sebelumnya, bagaimana kita bisa menyudahi kemalangan ini."
Gadis dengan mantel biru muda itu tampak kedinginan. Tetapi dia tetap ikut mendoakan tubuh di atas kayu basah dengan kain putih dan bunga-bunga putih kecil di sisinya.
"Hatiku sakit, dia orang yang sangat perhatian pada semua orang. Kami semua tanpa orang tua, tapi saat dia menghampiriku. Memberiku ruang yang hangat, aku selalu menangis."
Gadis berambut hitam legam itu seperti menimpali. Dia memeluk tangannya sendiri di depan dada. Seolah-olah, cuaca ingin mengigit habis mereka dengan hawa dingin di sore hari itu.
"Dimana dia? Apa dia begitu membenci dirinya sendiri sampai dia tidak mau datang?,"
Tanya gadis yang bernama Malina tersebut. Dia tampak muda, sangat muda tetapi dia gadis yang kasar.
"Diamlah, apakah kau tidak bisa membenci orang hanya dalam keadaan tertentu? Kau benar-benar memuakkan,"
Gadis dengan mantel biru muda dengan nama Tsaelita Cevera itu menegurnya, tetapi Malina hanya mendelik tajam. "Sungguh Cevera! Aku ingin bertarung denganmu jika orang-orang mengijinkan. Aku benar-benar muak harus bersama kalian terus-menerus seperti ini. Rasanya aku lebih baik berjuang sendiri dan mati sendiri,"
"Silahkan! Jika itu maumu. Pergilah... Dan saat kau kembali kau hanya akan menemukan dirimu lebih banyak tidak diinginkan orang. Setidaknya hari ini mereka menganggapmu berguna walaupun kau sangat kasar. Lain kali kalau sampai kau berani kabur kau akan lebih banyak dilempari kotoran!"
Gadis itu seperti ingin menghajar Malena. Dia berbicara seolah dia benar-benar memaki dirinya.
"Ada apa ini? Mengapa kalian bertengkar disaat sedang berduka seperti ini? Apakah kalian ini masih manusia? Kalian bukan pemburu, bukan juga predator malam, setidaknya perlihatkan kesopanan kalian yang membedakan daripada orang-orang itu,"
Seorang laki-laki berusia 37 tahun dengan mantel hitam dan perlindungan dikepalanya. Dia memakai jubah seperti manusia-manusia vampir. Tetapi dia adalah murni manusia. Bukan, mereka bukan mayat hidup. Tetapi kelompok mereka disebut predator malam karena mereka pada dasarnya bisa merubah wujud mereka menjadi kelelawar. Kulit mereka sangat jelas bisa dibedakan. Putih kebiru-biruan, bahkan tidak begitu seperti mayat.
Kulit mereka seperti dicampur tepung, sangat putih tapi juga seperti daging busuk. Mata mereka benar-benar merah disisi mata. Tetapi nyatanya mereka tidak benar-benar memiliki mata merah. Mata mereka persis seperti kelelawar. Mereka bisa hidup dalam sinar matahari, mereka tidak akan terbakar seperti di film-film atau cerita fiksi vampir. Mereka tetap bisa berjalan tetapi keberadaan mereka sangat dikenali.
Orang-orang akan lebih suka memburu mereka di siang hari lalu memanggang tubuh mereka di tempat eksekusi di atas tebing langit. Sementara mereka sendiri, mereka lebih suka tidur disiang hari karena itu mereka jarang ditemui.
Kau mungkin tidak akan percaya, tetapi sejak musim berubah menjadi aneh, pergantian abad dan hal-hal normal mulai berubah segalanya menjadi mengerikan, tidak bisa diterima. Orang-orang terlalu kacau, seluruh dunia terlalu kacau dan masing-masing Negara sedang kacau dengan orang-orang mereka. Perubahan musim mereka dan hal-hal lainnya yang sulit diterima oleh otak dan logika manusia.
Terutama hal ini ikut dipengaruhi dengan kelahiran-kelahiran manusia yang baru. Saat para orang tua mereka diberikan vaksin untuk kekebalan tubuh mereka, lalu kemudian saat mereka melahirkan anak-anak mereka sesuatu itu terjadi, keanehan itu yang sama sekali tidak bisa dimengerti sepenuhnya oleh manusia.
"Itu dia... Dia datang... Dia tampak kacau, tanpa nyawa. Aku benar-benar merasa kasihan walaupun hidup kita semua dalam bahaya."
Seseorang berbicara diantara mereka, saat Drevis sibuk memandang tajam Malena dan Cevera, seorang gadis dengan rambut cokelat kental dan gelap baru saja tiba dibantu dengan dua orang yang menyangga tubuhnya. Dia sakit, tampak sakit dan lemah.
Tetapi jiwanya yang rapuh melampaui segala rasa sakit itu. Dia lebih sakit di dalam. Harapannya satu-satunya hilang, dan dia seperti sebatang kara tanpa tujuan di dalam kekacauan dunia ini.
Perlahan-lahan, dengan kaki yang diseret, gadis dengan mantel pervenche mendekati tubuh orang yang telah berbaring dengan mata yang tertutup rapat. Dalam rintik-rintik gerimis, dan bola-bola salju kecil yang turun, tangannya yang dingin menggapai wajah yang mulai membiru itu dan sejatinya lebih dingin daripada sebongkah es di kutub Utara.
Air mata yang hangat terjatuh, dan dia mendekatkan wajahnya ke sana. "Maafkan aku... Maafkan aku... Aku tak bisa menjaga janjiku untuk tetap selamanya bersamamu, aku ingin pergi bersamamu... Tapi aku tak bisa..."
Dia dengan berbisik di depan pipinya, begitu merasa menyesal setengah mati. Tidak ada yang pernah menyangka dia benar-benar meninggal tanpa sebab. Dia ditemukan tak bernyawa ketika dia sedang menjahit pakaian hangat untuk anak-anak. Ya, anak-anak dengan kelahiran baru dan bakat baru.
Tidak ditemukan luka-luka apapun ditubuhnya, gigitan, cakaran, pukulan, tebasan benda tajam atau benturan. Dia murni, tidak ada yang melukainya secara fisik. Tetapi tubuhnya sangat aneh, lebih dingin dan terlalu dingin seperti daging yang baru saja dikeluarkan dari bongkahan es.
"Aku berharap kau bisa berkumpul bersama mereka... Dan tunggu saja... Tunggu aku disana... Aku akan meminta dalam hidupku, meski aku tidak bertemu mereka... Aku hanya ingin melihatmu kembali, bersamamu... Aku berjanji."
Dia kemudian menjauhkan wajahnya dari sana. Mereka harus menguburnya sebelum malam. Atau predator lain mungkin akan menemukan jasadnya dan mencabik-cabik tubuhnya.
"Saat aku berkata bahwa aku akan melindungi orang-orang dengan semampuku. Aku berjanji untuk itu, tidak semua orang mendapatkan kelebihan, diantaranya hanya menjadi kelemahan... Sama sepertiku, yang berada diantara dua pilihan itu. Aku berjanji... Aku akan berusaha dalam hidup ini... Dan aku akan bertahan... "
Dengan segera orang-orang dari benteng pusat membawa tubuhnya pergi. Ritual doa telah selesai di lakukan. Setelah dimandikan, maka mereka akan menguburnya dengan peti besi dan diberikan penangkal agar tidak pernah ada orang yang bisa menggali ataupun menyentuh jasadnya lagi.
.
Next chapter's coming!