"Maaf, Ginny. Aku hanya terkejut. Karena akhirnya kau merasakan sesuatu untuk laki-laki tampan itu." Irmina ikut latah memandang sekeliling.
Untung saja, tidak ada yang menoleh atau merasa terusik dengan pekikan tak sengaja yang dilontarkan oleh Irmina.
"Apa hal ini wajar, Nona Mina? Tapi aku lebih merasa kesal."
"Kenapa?"
"Karena dia sedang keluar kota aku satu minggu. Tapi, dia sama sekali tidak mengirim pesan atau menelpon." Genevieve mengerucutkan bibir.
"Ini hari ke berapa?"
"Hari ketiga, Nona."
"Dan kau mulai merindukan sosok lelaki itu? Sayang, sepertinya kau sudah mulai jatuh cinta padanya." Irmina tertawa kecil.
"Cinta?" Genevieve menatap Irmina dalam-dalam. Ia tidak tahu apakah ia benar sudah jatuh cinta kepada Adler.
"Iya, sikapmu itu seperti gadis yang sedang jatuh cinta," kata Irmina menegaskan.