Chereads / Menikahi Sepupu / Chapter 3 - Kumpul Keluarga

Chapter 3 - Kumpul Keluarga

Dua jam kemudian, mobil silver yang membawa Sara dan ibunya pun baru sampai ke tempat tujuan mereka. Sebuah rumah yang asri dengan pekarangan rumah yang sangat luas di kelilingi oleh beberapa pohon yang rindang yang dapat membuat rumah tersebut menjadi adem dan sejuk sekali.

Sara dan ibunya yang tertidur tidak menyadari kalo mereka sudah sampai di rumah keluarganya tersebut. Sara dan ibunya terlelap dalam tidurnya di sepanjang perjalanan mereka.

"Maaf mbak Sara..!! Kita sudah sampai di lokasi."Panggil Sang supir hendak memberitahukan kepada Sara bahwa mereka sudah sampai.

Tapi saat sang supir menunggu beberapa menit tak mendapat respon dari ucapannya. Sang supir pun menilik dari kaca spion di depannya melihat keadaan penumpangnya yang duduk di belakang.

" Pantes aja nggak ada respon, masih pada tertidur rupanya. ckckck.." Batin sang supir sambil mengelengkan kepalanya.

"Mbak.. Mbak Sara.." Panggil supir itu sambil meninggikan sedikit suaranya agar dapat di dengar dua orang yang dibelakangnya itu.

"Mbak Sara..!!" Panggilnya lagi meninggikan suaranya lebih keras dari yang tadi.

Sara pun yang sayup -sayup mendengar ada suara yang memanggil manggilnya pun akhirnya terbangun. Sara berusaha membuka matanya yang sebenarnya masih lengket karena masih merasakan ngantuk yang lumayan.

"Mbak Sara..!!" Panggil supir itu lagi melihat sudah ada pergerakan dari Sara.

"Oh ya ampun Pak. Maaf-maaf saya nggak dengar bapak manggil-manggil saya dari tadi. Saya keenakan tidur. Hihihi" Sara cengar-cengir malu terhadap pak sulir yang didepannya.

"Nyaman banget ya mbak tidur di dalam mobil sampai kayak gitu banget pulasnya tidur mbak dan ibunya?'Tanya supir itu heran dengan sikap kedua penumpangnya.

" Iya Pak. Nyaman banget tidurku. Seperti sedang tidur di kasur tempat tidurku. Bapak bawa mobilnya sangat mantap sehingga tak terasa sama sekali ada goyangan saat berada di dalam mobil ini."Aku Sara pada supir itu.

"Masa sih, mbak?" Supir itu tak percaya ucapan Sara tadi.

"Bener Pak. masa sih saya bohong. Lihat tuh ibu saya aja masih terlelap di sana sampai sekarang." Sara menunjuk ke arah ibunya yang memang sedari tadi belum bangun walau Sara dan supir tersebut sudah ngobrol dari tadi.

"Hehehe.. iya juga ya mbak" Sang supir menggaruk - garuk kepalanya yang tak gatal melihat ke arah penumpangnya itu.

"Oh iya mbak, mau saya bantu masukkan barang-barangnya kedalam?" Tanya sang supir yang sudah mengeluarkan bawaan Sara dari mobilnya sambil bicara pada Sara.

"Iya , Pak. Makasih sebelumnya ya. Maaf merepotkan bapak. Saya mau membangunkan ibu saya dulu." Sara pun tersenyum lalu membuka bangku penumpang tempat ibunya sedang tidur nyenyak.

"Ibu.. Ibu.. Bangun.. Kita sudah sampai loh." Sara menggoyang-goyangkan badan ibunya agar dia bisa bangun.

"hmm.." racau ibunya setengah sadar

"Ibu.. Bangun dong..!!" Sara semakin tak sabaran menggoyang-goyangkan ibunya sedikit lebih keras dari yang tadi.

Akhirnya ibu Santi pun terbangun. Dia merenggangkan kedua tangannya untuk menyadarkan dirinya dari tidur lelapnya.

"Udah sampai ya Sara" Tanya ibu Santi tanpa perasaan berdosa sama sekali.

"Udah dari tadi bu kita sampai. Lihat aja tuh barang-barang kita sudah di antar pak supir ke depan pintu." Sara menunjuk ke arah rumah itu terlihat barang-barang mereka sudah dijejerkan di depan pintu rumah oleh sang supir.

"Hahaha.. Maaf.. Maaf Sara..!! Ibu kayaknya ketiduran." Kata bu Santi sambil cengar cengir lalu menggaruk kepalanya malu.

"Bukan kayaknya bu. Memang ketiduran. Nyenyak pulak itu" Ledek Sara.

"Hahahaha. Udah ahh Sara. Ayo masuk..!" Ajak bu Santi menghindari rasa malunya pada anaknya.

"Ya udah ibu masuk duluan. Sara mau bayar ongkos mobil dulu." Ucap Sara.

"Kamu ada uangnya?" Tanya bu Santi

"Ada kok bu." Jawab Sara.

"Ya udah kalo gitu ibu masuk ya. Kamu juga cepat masuk setelah selesai.

" Siap bu" Sara menghormat ibunya tanda setuju. Ibunya tertawa geli melihat tingkah putrinya itu. Lalu melangkah masuk ke dalam meninggalkan putrinya menyelesaikan urusannya dengan supir travel tersebut.

"Makasih Pak. Ini saya bayar ongkosnya sesuai kesepakatan tadi." Sara menyerahkan uang untuk membayar rental mobil tersebut.

Supir itu menerimanya lalu menghitung jumlah uang yang diberikan oleh Sara.

"Mbak, uangnya kelebihan ini..!!" Seru pak Supir itu.

"Iya Pak. saya memang sengaja kasi lebih sebagai uang tip untuk bapak karena bapak kerjanya bagus dan baik sama saya dan ibu saya." Ucap Sara

"Nggak apa-apa mbak. Nggak perlu di kasi tip juga nggak apa-apa. Kan memang sudah kewajiban saya membawa mbak dan ibunya dengan selamat sampai ke tujuan." Kata supir itu sembari hendak menyerahkan uang lebih itu pada Sara.

"Nggak apa-apa pak. Ambil saja. Anggap saja rezeki buat keluarga bapak. Saya ikhlas dunia akhirat." Sara menyorongkan kembali tangan bapak itu.

"Ya sudah mbak, kalo gitu terima kasih banyak ya..! Mudah-mudahan Tuhan memberikan rezeki lebih buat mbak dan keluarganya." Doa Pak Supir.

"Amin..!!"

"Kalo gitu saya pamit pulang mbak. Sampaikan salam saya buat ibunya mbak ya." Supir itu menyalam tangan Sara lalu masuk ke dalam mobil itu.

"Iya Pak. Hati-hati di jalan ya." Sara pun melambaikan tangan sambil menatap kepergian sang supir itu.

Setelah mobil silver itu pergi, Sara pun membalikkan badannya hendak masuk ke dalam rumah itu. Tanpa Sara sadari, ada seorang pemuda yang menatapnya tanpa berkedip di balik pepohonan yang berada di sekitar rumah itu. Sepertinya pemuda itu terpesona melihat kecantikan dan kebaikan Sara saat itu. Melihat Sara masuk ke dalam rumah itu, pemuda yang bernama Arga itu pun ikut masuk ke dalam rumah itu. Arga penasaran siapa sebenarnya Sara itu. Ada hasrat ingin berkenalan dengan gadis itu.

Sesampainya di depan pintu rumah, seluruh keluarga sudah berkumpul di ruang tengah rumah itu serentak memperhatikan ke arah pintu rumah yakni ke arah di mana Sara akan masuk ke dalam rumah itu. Ada beberapa yang tidak mengenali Sara hanya terdiam dan mengagumi kecantikan alami Sara bak bidadari yang turun dari kahyangan.

Sara yang dipandangi seperti itu pun salah tingkah dan jadi gugup seakan ada bagian dari dirinya yang salah sehingga menjadi pusat perhatian. Sara pun hampir tidak mengenal orang yang ada di sana karena jarangnya ada pertemuan keluarga seperti selama beberapa tahun terakhir.

Mata Sara menelusuri seluruh ruangan mencari sosok yang dia kenal supaya dia bisa santai masuk ke rumah itu tanpa perasaan kikuk sedikitpun.

"Tante Jasmin..!!" Panggil Sara saat matanya tertohok melihat siluet tantenya itu berjalan hendak masuk ke satu kamar di ruangan itu.

Mendengar namanya di panggil Jasmin yang notabene adalah adik kandung dari mamanya itu menoleh ke arah Sara.

Sejenak di perhatikannya Sara dari atas sampai ke bawah untuk mencaritau atau mengingat siapa gerangan yang memanggilnya itu.

"Ya ampun..!! Sara..!! Sara kan?" Tante Jasmine memastikan ingatannya.

"Iyalah tante. Masak sama keponakan sendiri lupa sih?" Sara pura-pura merajuk.

"Maaf Sara.. Tante lupa-lupa ingat. Soalnya kamu tuh beda banget sekarang. Tambah cantik dan glowing kalo kata anak sekarang sih." Aku tante Jasmine

"Ahh tante bisa aja. Sara masih sama kayak yang dulu kok. Nggak ada bedanya." Muka Sara memerah malu karena pujian dari tantenya itu.

"Beneran Sara. Tante mengatakan yang sebenarnya." Ucap tante Jasmine sungguh-sungguh. " Oh iya, sekarang kamu udah kelas berapa? Masih sekolah atau sudah kuliah?"Tanya tante Jasmine lagi.

"Sara udah kuliah mine. Dia sudah semester akhir sekarang. Lagi ngerjain skripsi." Sahut bu Santi ibunya Sara menanggapi pertanyaan adiknya itu.

"Wah.. Masak secepat itu ya? Kayaknya baru kemaren deh, Jasmine menggendong Sara yang masih bayi. Kok udah mau lulus kuliah aja kak?" Jasmine mengingat kapan terakhir kalinya dia melihat Sara.

"Itu udah lama sekali Jasmine. Salah sendiri kamu nggak pernah datang ke rumah kami atau ke acara kumpul-kumpul keluarga kayak gini. Jadi kudet kan?" Jawab bu Santi.

"Kudet? Apa tuh kak?" Jasmine bingung dengan kosakata kakaknya itu.

"Kudet itu kurang update tante..!!" Sara bersuara nimbrung obrolan mereka.

"Ya elah kak. Pake bahasa anak zaman sekarang. Kayaknya kakak banyak bergaul nih dengan anak kuliahan kayak Sara jadi bahasanya pun ikutan gaul kayak gitu." Ledek Jasmine.

"Iya dong mine. Umur boleh tua tapi jiwa harus awet muda. Iya nggak Sara?" Bu Santi minta dukungan dari Sara.

"Benar bu." Sara mengiyakan pendapat ibunya. "Benar tuh tante. Jangan mau kalah dong tan sama ibu" Ucap Sara kepada tante nya.

"Iya deh iya..!!Hahaha.." Jasmine pun tertawa malu. Semua yang ada di situ pun ikut tertawa.

"Sini Sara, ibu kenalkan satu persatu sama saudara-saudar kita di sini. Manatau nanti ketemu mereka di luar kamu bisa menyapa mereka." Ajak Santi pada Sara.

" Baik bu."Sara pun mengikuti kemauan ibunya. Bu Santi mengenalkan semua orang satu persatu kepada Sara.

Seusai acara perkenalan tersebut Sara pun bergabung duduk bersama dengan mereka. Sara sangat cepat kompak dengan keluarganya yang lain.

Disaat sedang mengobrol dengan mereka, anak mata Sara menangkap ada sosok yang sedari tadi memperhatikannya. Sara penasaran dan ingin mengetahui siapa orang itu. Arga yang menyadari kalo kehadirannya sudah dirasakan oleh Sara pun mundur dulu. Karena Arga belum berani menyapa Sara saat ini.

Saat Sara hendak menghampiri Arga tiba-tiba Nanda sepupunya yang akan menikah besok memanggilnya.

"Sara..!! Kamu udah datang dek?" Sapa Nanda.

"Kak Nanda..!! Selamat ya kak. Akhirnya kakak duluan yang sold out. Sara senang sekali kak." Sara memeluk Nanda sepupunya yang paling dekat dengannya.

"Emang dikirain aku baju kali ya? Pake acara sold out segala" Protes Nanda.

"Hahhaa.. iya juga ya..!!" Sara dan Nanda pun tertawa bersama.

Melihat Sara sedang sibuk dengan sang calon pengantin, Arga pun menghilang dari tempat itu. Arga ingin menunggu waktu yang tepat untuk menyapa Sara.

Saking asyiknya ngobrol dengan Nanda, Sara lupa tadi ingin dicaritau nya. Setelah ingat sebentar, mata Sara bolak balik menelusuri seluruh ruangan itu mencari sosok yang membuatnya penasaran. Nanda yang merasa konsentrasi Sara terganggu penasaran ingin bertanya pada Sara.

"Kamu cari sesuatu Sar?" Tanya Nanda.

"Eh.. itu..hmm.. ahh ya udahlah." Jawab Sara makin membuat Nanda bingung.

"Apa sih Sara?" Nanda agak kesal dengan tingkah Sara yang masih tidak mengatakan ada apa dan masih mengitari pandangannya ke sekitar rumah itu.

"Sara..!! Ihh.. Kamu nyebelin ahh.." Nanda benar-benar merajuk dicuekin.

Sara yang sadar, sepupunya itu hendak marah akhirnya memfokuskan pandangannya pada Nanda sembari memikirkan cara untuk membujuk Nanda.

"Maaf kak. Sara nggak ngeliatin apa-apa kok. Cuma tadi Sara penasaran melihat seseorang yang tadi ada di sini. Tapi sekarang kok tiba-tiba nggak ada ya?" Sara menceritakan pada Nanda.

"Siapa?" Nanda pun penasaran.

"Sara nggak tau kak. Tapi ya udahlah lupain aja. Mending kita ngobrol-ngobrol sambil massage di kamar. Gimana kak? Lagian setelah kakak nikah kan bakalan jarang ketemu sama kakak lagi." Ajak Sara.

"Ya udah yuk. Kakak pun pengen berdua sama kamu di kamar. Orang yang dipesan mama untuk massage pun sudah di dalam. Kita luluran di dalam kamar aku aja ya." . Tanpa menunggu jawaban Sara, Nanda pun menarik tangan Sara dan mengajaknya masuk ke kamar.

Nanda dan Sara akhirnya di lulur sembari massage di dalam. Tak abis-abisnya mereka cerita sambil menikmati perawatan tubuh di kamar itu. Akhirnya Sara melupakan sejenak sosok yang membuatnya penasaran tadi terganti dengan tawa canda bersama Nanda sepupunya itu.