Chereads / Menikahi Sepupu / Chapter 6 - Pernikahan Kudus part 2

Chapter 6 - Pernikahan Kudus part 2

Semua rombongan yang akan ke gedung pernikahan pun berangkat bersamaan dengan mobil keluarga nya Nanda. Mobil keluarga Nanda dijadikan penunjuk arah menuju gedung tersebut. Sengaja memang gedungnya disamakan dengan tempat pemberkatan pernikahan yakni dengan alasan lebih praktis dan nggak perlu bolak balik. Pendeta dan Penatua Gereja pun sudah hadir dan mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam acara pernikahan tersebut agar tak ada yang tertinggal atau terlupa saat acara berlangsung.

Jam hampir menunjukkan pukul sepuluh pagi. Pihak keluarga mempelai pria sudah terlebih dahulu hadir dan berada di tempat itu. Terlihat disana di dalam gedung yang sengaja di dekor menggunakan warna putih mengikuti keinginan Nanda yang memang sangat suka dengan warna putih.

Gedung itu pun dipenuhi dengan bunga mawar putih sebagai lambang kesucian sebuah pernikahan. Nanda memang menginginkan pernikahan yang seperti itu yakni sebuah pernikahan ala Princess Kerajaan Inggris dengan memakai gaun Cinderella berwarna Putih lengkap dengan mahkota Princess di kepalanya ditemani oleh sang Prince yang memakai tuxedo hitam dilapisi kemeja putih di dalam tuxedo itu yang menghadirkan pemandangan yang sangat indah. Sepasang Prince dan Princess. Wah, sungguh sebuah pernikahan khayalan semua orang (termasuk khayalan penulis juga😄😄 maaf sedikit curhat)

Thema pernikahan yang diinginkan Nanda memang dapat di wujudkan oleh orang tua Nadia dan Fernandes atau yang dipanggil Andes. Walau tak sebesar pernikahan artis atau pengusaha kelas kakap. Akan tetapi, keluarga mereka berusaha mewujudkan keinginan Nanda tersebut.

Sedikit informasi keluarga mereka yakni keluarga Nanda dan Andes adalah keluarga pengusaha. Walaupun bukan pengusaha besar tapi tidak dapat dipandang sebelah mata oleh siapapun. Keluarga mereka sangat terpandang dan disegani.

Walaupun kaya mereka dapat di nilai low profile. Tak pernah sombong atau memamerkan kekayaannya. Mereka juga selalu membantu setiap orang yang butuh pertolongan mereka tanpa memandang siapapun. Menurut prinsip mereka, memberi itu tidak akan menghabiskan harta akan tetapi merupakan saluran berkat dan tabungan akhirat mereka. Jadi mereka selalu ikhlas untuk memberi.

Orang tua Andes yang bernama Pak Adrian dan Bu Maria sudah terlihat menyambut tamu yang datang sembari bolak balik melirik jam tangan mereka. Pak Andrian dan Bu Maria sedikit gugup dan agak panik karena sampai jam 10 keluarga Nanda belum juga sampai di sana.

Bu Maria mendekati Andes yang berbaur bersama tamu yang lain.

"Nak, ini sudah jam sepuluh. Kok Nanda dan keluarganya belum datang sih?'Tanya bu Maria panik.

" Tenang ma. Lima menit yang lalu, Andes sudah telpon Nanda katanya mereka sudah dekat gedung ini kok. Paling sebentar lagi sampai kok. Sabar ya ma. Mungkin mereka tadi terkena macet."Andes menenangkan mamanya.

"Gimana mau tenang Nak. Ini sudah jam sepuluh lewat dikit. Tamu-tamu pun sudah pada datang. Masa pengantin wanitanya belum datang. Coba kamu telpon lagi deh Nak." Suruh mamanya lagi.

"Sabar ma." Andes menenangkan mamanya. "Ya udah Andes telpon lagi deh" Andes mengambil handphone di saku jas nya. Dia mendial angka yakni nomor telpon cepat untuk menghubungi Nanda.

Andes menunggu telpon itu tersambung ke Nanda dengan tangan kanan dan menenangkan mamanya dengan tangan kiri. Tak lama kemudian telpon pun diangkat oleh Nanda.

'Halo sayang.."Jawab Nanda

"Kamu dimana sayang? Kok belum sampai? Mama udah panik nih karena kalian belum datang-datang" Andes mencerca banyak pertanyaan sambil meredam rasa paniknya juga yang tiba-tiba muncul karena melihat mamanya sendiri.

"Udah di depan gedung kok sayang. Nih lagi mau turun. Udah dulu ya. Ribet nih mau turun dari mobil dengan memakai gaun pengantin sambil telponan sama kamu." Ucap Nanda.

"Iya.. Iya sayang. Ya udah matikan saja telponnya biar kamu bisa santai keluar dari mobil." Andes mengalah.

'Baiklah."Nanda pun memutuskan telponnya.

"Gimana katanya, Nak? Dimana mereka?"Bu Maria langsung bertanya pada anaknya.

" Udah di depan gedung ini kok ma. Bentar lagi masuk. Mama tenang dan cobalah tersenyum ya. Bentar lagi acaranya dimulai." Jelas Andes.

"Syukurlah. Akhirnya mereka sampai juga. Ya udah mama bilang ke papa dulu ya untuk menyambut mereka masuk ke dalam" Mama Andes langsung melangkah ke arah suaminya.

"Iya ma." Andes hanya melihat bagian belakang tubuh mamanya lalu menghembuskan nafasnya untuk menghilangkan kegugupan karena bentar lagi dia akan mengucapkan janji pernikahan di depan altar.

Setelah kedatangan Nanda dan keluarganya, musik khas pernikahan pun mulai di nyalakan. Sang MC membuka acara.

"Selamat datang Bapak/Ibu/Saudara dan saudari. Selamat datang di Pernikahan Andes & Nanda. Sebentar lagi acara pernikahan akan dimulai. Untuk itu saya selaku MC meminta agar para tamu undangan berdiri di tempat untuk menyambut barisan prosesi masuknya kedua mempelai dan keluarganya ke dalam gedung ini secara resmi" MC menjelaskan kepada para undangan saat itu.

Seluruh tamu undangan pun mengikuti arahan MC. Mendengar lagu "A Thousand Years" mulai di nyanyikan para singers diiringi alunan musik yang syahdu membuat para tamu undangan serentak berdiri dan menhadap arah pengantin dan keluarganya berdiri.

"Mari kita undang calon pengantin dan keluarga untuk masuk ke dalam gedung" Ucap MC lagi sebagai pertanda pengantin sudah boleh berjalan dan masuk ke dalam"

Didahului oleh gadis penebar bunga berjalan di depan Andes dan Nanda , mereka pun mulai berjalan perlahan ke dalam. Suasana haru pun mulai memenuhi ruangan itu. Banyak yang memuji kecantikan dan ketampanan calon pengantin itu. Mereka merupakan pasangan yang sangat serasi.

Andes, Nanda di ikuti oleh kedua orangtua Andes di barisan kedua, kedua orangtua Nanda di barisan ketiga, dan keluarga dekat lainnya di barisan keempag nampak memasuki ruangan itu.

Andes dan Nanda berjalan ke depan menuju arah dimana sang Pendeta sudah menunggu kehadiran mereka di kursi yang sudah disediakan di depan altar sedangkan yang lainnya berbagi ke kiri dan kanan kursi undangan khusus keluarga.

Musik terus dialunkan hingga barisan prosesi pun sudah berada di tempat duduk masing - masing. Melihat hal itu sang MC pun mulai bicara lagi di depan.

"Hadirin yang terhormat kami persilahkan untuk duduk kembali."

Semua tamu undangan pun duduk sesuai arahan dari MC.

"Kita akan memulai acara pemberkatan nikah ini. Waktu dan tempat saya serahkan kepada Para Penatua gereja." Sang MC pun mulai mundur dari tempatnya dan membiarkan Para Penatua gereja memimpin acara gereja.

Acara kebaktian pun dimulai. Semua yang berada di sana mengikutinya dengan khusyuk.

Tibalah acara yang ditunggu-tunggu. Setelah khotbah di dengarkan, Pendeta yang sudah berada dialtarpun memanggil kedua mempelai.

"Kedua mempelai saya harapkan maju ke depan" Pendeta itu menyuruh Andes dan Nanda maju ke depan di sebuah altar berwarna putih yang berada di depan Pak Pendeta. Lalu mereka pun maju.

"Di dalam nama Allah Bapa, Putera dan Roh Kudus. Amin." Pendeta memulai ritualnya.

"Di sini kita berkumpul untuk menyaksikan sepasang insan yang akan menyatu dalam pernikahan kudus." Lalu mulai menoleh ke arah Andes untuk mengambil sumpah pernikahan.

"Saudara Adrian Fernandes Wirayuda, apakah saudara siap berjanji untuk bersedia menerima saudara Ananda Yasmin Pratama untuk menjadi istri anda dan berjanji menjalani hidup bersama dalam suka maupun duka, dalam sakit maupun sehat dan akan bersamanya hingga maut memisahkan kalian" Pendeta bertanya pada Andes.

"Ya saya bersedia menerima Ananda Yasmin Pratama menjadi istri saya dan akan terus bersamanya dalam keadaan suka dan duka, sakit maupun sehat dan akan terus hingga maut memisahkan." Jawab Andes Lantang.

"Psangkan cincin pernikahan di jari manis istri anda" Suruh pendeta.

Andes pun memasangkan cincin itu dijari manis Nanda.

Lalu Pendeta pun menoleh ke arah Nanda.

"Saudara Ananda Yasmin Pratama apakah saudara siap menerima saudara Adrian Fernandes Wirayuda untuk menjadi suami anda dan bersedia menjalani kehidupan ini dalam suka dan duka dalam sakit atau sehat dan akan terus bersamanya sampai maut memisahkan kalian?" Tanya Pendeta pada Nanda.

"Ya saya bersedia menerima Adrian Fernandes Wirayuda sebagai suami saya dan akan terus bersamanya dalam suka dan duka dalam sakit dan sehat hingga maut memisahkan kami."Jawab Nanda.

" Pasangkan cincin pernikahan anda di jari manis suami anda" Suruh pendeta. Nanda pun mengikutinya.

" Puji Tuhan." Semua terlihat lega. "Apa yang dipersatukan Tuhan tidak boleh diceraikan oleh manusia." Pendeta lalu menggabungkan tangan mereka dan memimpin doa pernikahan. Semua tamu undangan pun terlihat begitu haru dengan pernikahan tersebut. Terlebih orang tua Nanda dan Andes yang ada di sana.

"Sekarang kalian sudah resmi menjadi sepasang suami istri di dalam Tuhan. Turunlah. mintalah restu pada kedua orangtua kalian." Suruh pendeta.

Acara pun dilanjutkan dengan acara sungkeman dan ditutup dengan pujian dan ditutup dengan doa.