Chereads / Dunia Lain (Eine Andere Welt) / Chapter 18 - Ramalan Bangsa Devoj

Chapter 18 - Ramalan Bangsa Devoj

Reinhard terhenyak saat Kakek Linco mengenali siapa ayahnya. Pria tua itu juga berkata tentang ramalan mengenai makhluk yang disebut Dionne.

"Apa Kakek mengenal ayahku Wiliam?"

"Ya aku sangat mengenalnya, dia adalah muridku dulu. Pangeran Wiliam dari kota Iyork yang merupakan keturunan Bangsa Devoj!"

"Apa Kakek bisa menceritakan semua yang Kakek tau tentang ayahku?" tanya Rei.

"Boleh, tapi gantilah baju dulu, kita bisa ngobrol di dalam," ujar Kakek Linco yang mengajak Rei masuk ke dalam rumah pohonnya.

Rei berganti pakaian, baju yang kemarin dicucinya ternyata sudah kering sekarang. Kakek Linco menyeduh teh Bunga Liheconia untuk diminum bersama di ruang tamu. Mereka duduk di lantai beralas bulu dan berselimut kain lembut.

"Bagaimana Kek? Apa yang Kakek ketahui?" tanya Rei tak sabar.

"Dulu saat kakek masih muda, kakek tinggal di Iyork. Iyork mempunyai penghuni dengan beragam kaum. Lalu kakekmu Raja Ronald saat itu membawa seorang pangeran muda berambut pirang dengan rambut keemasan yang merupakan keturunan Bangsa Devoj terakhir. Bangsa Devoj adalah bangsa petarung, mereka sangat kuat, entah bagaimana Raja Ronald bisa memiliki putra dari bangsa itu. Semua permaisuri dan pangeran lain tak suka pada ayahmu yang merupakan pendatang, tapi Raja Ronald malah mengangkatnya sebagai putra mahkota. Seorang penyihir tua membuat ramalan bahwa suatu hari Iyork akan kacau dan akan datang seorang Dionne yang merupakan keturunan Bangsa Devoj untuk membuat tatanan baru. Sebuah alasan mengapa ayahmu dikucilkan, karena dia adalah keturunan Bangsa Devoj terakhir. Untuk mengantisipasi hal itu Raja Ronald memerintahkanku untuk menjaganya dan melatihnya menggunakan energi dasar yang sudah tersimpan dari keturunan genetiknya. Ayahmu Wiliam, tumbuh menjadi pemuda yang sangat kuat dan paling sakti diantara semua pangeran yang ada di Iyork," jelas Kakek Linco panjang.

"Lalu apakah kakek tau tentang ibuku Anastasia?" tanya Rei makin penasaran.

"Kakek tak tau banyak tentangnya, yang aku tau hanya saat dia sudah dewasa dia bertemu dengan wanita dari bangsa manusia dan jatuh cinta. Wiliam menyembunyikan keberadaan Anastasia karena pastinya wanita manusia itu akan melahirkan anak berdarah campuran (Dionne) seperti apa yang diramalkan. Wiliam diturunkan dari kedudukannya sebagai putra mahkota semenjak Raja Ronald meninggal dan diusir dari Iyork. Tapi untuk menyamarkan keberadaannya di mata rakyat Iyork, mereka membuat pangeran palsu dan semuanya semakin kacau saat seorang keturunan Bangsa Pristin yang bernama Azazel menjabat menjadi perdana menteri. Dia membunuh semua keturunan Raja Ronald sampai tak bersisa. Hanya Wiliam dan anak-anaknya yang masih selamat karena memang mereka tak ada di Iyork, oleh karena itu Azazel dan anak buahnya mengejar dan mencari keturunan terakhir Raja Ronald dengan tujuan untuk benar-benar menghabisinya. Ayahmu, Anastasia dan bayi kembarnya pergi dari Arasely. Entah mereka tinggal di mana, aku juga tak dapat menemukannya," ujar Kakek Linco.

"Lalu bagaiman kakek tau tentang portal dimensi lain? Apa juga ada diramalan itu?

"Bangsa Devoj mempunyai sebuah kelebihan yang tidak diketahui semua orang, selain petarung mereka memiliki kekuatan untuk berteleportasi, tapi apabila mereka mempunyai keturunan Dionne mereka akan memiliki kekuatan untuk membuka portal dimensi, itu yang aku tau."

"Maksudnya Dionne seperti aku? Punya kekuatan membuka portal dimensi? Aku rasa tidak Kakek, kalau aku bisa membukanya pastinya aku sudah pulang ke rumahku sekarang! Ramalan itu omong kosong! Aku tak punya kekuatan apapun!" tegas Rei.

"Ramalan mungkin hanya ramalan tapi jika kau putra Wiliam kau pasti punya energi dasar yang besar yang tersimpan di dalam tubuhmu," jelas Kakek Linco.

"Semua itu percuma, karena aku tak bisa menggunakannya," keluh Rei.

"Kau akan bisa karena aku akan mengajarimu! Anak dari Wiliam adalah muridku juga!" ujar Kakek Linco dengan wajah sangat serius.

Rei menatap wajah Kakek Linco, pria tua itu terlihat tulus, tawaran untuk menjadi murid dari guru ayahnya sepertinya bukan hal buruk. Terlebih lagi Rei tak punya tempat tujuan ataupun keluarga yang menantinya di Arasely. Yang dibutuhkan Rei sekarang adalah kekuatan, kekuatan yang bisa membantu Ewa Lani untuk mengalahkan Floy.

"Baiklah Kakek aku akan menjadi muridmu mulai dari hari ini," jawab Rei setuju.

Kota Green Hole (Dunia Bawah)

Setelah puas beristirahat Ewa Lani dan Reina bangun untuk makan. Antonie bilang mereka bisa makan di ruang makan di lantai bawah. Lorong tangga dominan warna hijau muda mengantar mereka menuju ruang bawah yang dominan warna putih. Meja panjang, kursi-kursi bulat selebar meja dan caterpi-caterpi kecil yang mengggeliat duduk-duduk sedang menikmati makanan.

"Ayah..! Tamu Ayah sudah bangun!" ujar Caterpi kecil berpita pink.

Caterpi kecil yang jumlahnya ada lima itu melihat mereka dengan tatapan takjub.

"Wah.. Jadi seperti ini ya makhluk dunia atas, tangannya hanya dua ya, bagaimana cara mereka makan kalau hanya punya dua tangan?" bisik Caterpi berwarna hijau pada Caterpi berwarna biru.

Merasa tak ada tanggapan dari Ayahnya, Caterpi lain berpita kuning mulai berteriak.

"Ayaaaahhh...! Tamu Ayah sudah bangun! Bukannya mereka butuh makan!" ujarnya.

Ewa Lani dan Reina tersenyum melihat tingkat para Caterpi kecil yang sudah pasti anak dari Antonie.

"Hai kenalkan aku Ewa Lani dan ini temanku Reina!" sapa Ewa Lani mencoba akrab.

"Wah..suaranya lembut!" ujar Caterpi paling kecil yang berwarna merah.

"Hai, namaku Seane," ujar Caterpi berpita pink. Dia Jovanka," menunjuk Caterpi berpita kuning.

"Aku Jack," sahut Caterpi biru. Ini adikku John si hijau dan si kecil Keanu," ujarnya menunjuk Caterpi merah yang paling kecil.

"Hai semua, Seane, Jovanka, Jack, John dan Keanu. Senang bertemu dengan kalian!" jawab Reina.

"Hei bagaimana kau bisa berjalan hanya dengan dua kaki?"

"Bagaimana caramu makan?"

"Apa kau bisa terbang?"

"Hei kau pernah melihat langit?"

"Sebesar apa gunung itu?"

Tiba-tiba ke lima Caterpi kecil itu mulai bersahutan menanyakan banyak hal.

"Hai anak-anak jangan ganggu mereka! Ayo kembali ke kursi kalian dan cepat habiskan makanannya!" ujar seorang Caterpi wanita berwarna pink yang cantik.

"Selamat pagi Nyonya, apakah engkau Nyonya Antonie?" tanya Ewa Lani.

"Ya begitulah, namaku Rabbeca senang bertemu dengan kalian! Duduklah mari makan bersama aku masak Ikan Dancingfish kesukaan kalian," ujar Caterpi cantik itu.

"Iyuuuuuuhh.....dia makan ikan, sungguh menjijikkan!" ujar Jack.

"Hei Jack tidak semua kaum mau makan Daun Basil seperti kita!" tutur Jovanka.

"Memangnya kenapa tak mau Daun Basil?" tanya Keanu.

"Iya padahal rasanya segar," sahut John.

"Anak-anak! Ibu harap kalian tenang dan cepat kembali makan!" Rabecca menengahi.

Ewa Lani dan Reina tersenyum melihat betapa serunya keluarga Antonie. Rabbeca menyajikan masakan olahan ikan yang sangat harum baunya. Ewa Lani dan Reina yang sudah lapar tanpa basa-basi mulai melahap makanan yang disajikan.

"Wah, dia benar-benar memakannya!" reaksi Jack.

"Apa Ikan Dancingfish itu enak, sepertinya sangat laris dijual di dunia atas?" tanya John.

"Coba saja kalau kau mau!" ujar Seane.

"Kau saja yang coba!" sahut Jack.

"Heemm...nyam..nyam...puiiih..! Rasanya amis aku sama sekali tak suka makanan ini!" ujar Keanu yang langsung ikut mencicipi masakan baru yang disajikan ibunya.

"Hihihi, makanlah Daun Basil saja Keanu, aku juga suka Daun Basil rasanya cukup segar!" jawab Ewa Lani.

"Sudah kuduga pasti semuanya suka Daun Basil!" ujar John yang dari tadi hanya mengamati Ewa Lani dan Reina makan.