Chereads / Dunia Lain (Eine Andere Welt) / Chapter 19 - Keluarga Caterpi

Chapter 19 - Keluarga Caterpi

Ewa Lani dan Reina menikmati sarapan yang disajikan oleh Rabbeca, Caterpi cantik berwarna pink yang merupakan istri dari Antonie. Kelima anak Antonie yang lucu sepertinya sangat antusias dengan para tamu yang diajak ayahnya ke rumah mereka.

"Apa makhluk dunia atas punya rambut yang berwarna-warni seperti kalian?" tanya Keanu.

"Ya, begitulah, sebagian besar memang punya rambut dan warna kulit yang berbeda. Bahkan setiap kaum punya bentuk wajah dan mata yang beragam juga," jawab Reina.

"Matamu juga sangat indah!" ujar Seane.

"Terima kasih warna kulit dan pitamu juga cantik!" puji Reina.

"Apa ini yang kau kenakan di badanmu?" tanya John.

"Ini namanya baju sebagian besar kaum dunia atas mengenakannya," jawab Reina.

"Oh iya, kalian pasti butuh baju baru, Antonie menyuruhku untuk mengajak kalian mencari serat daun Tanaman Bananice di kebun belakang. Apa mau kuantar setelah selesai sarapan?" tawar Rabecca.

"Boleh, aku juga sangat membutuhkan kain baru untuk ku buat baju," ujar Ewa Lani setuju.

Setelah mereka sarapan dan kenyang mereka pergi ke kebun belakang. Anak Antonie lima Caterpi kecil turut ikut bermain dan mengantar mereka ke kebun belakang rumah. Seane dan Jovanka tampak asik mengumpulkan bunga-bunga. Sedangkan John dan kedua adik laki-lakinya tampak bermain bola tanah yang mereka oper kesana kemari.

Rabecca mengajak Ewa Lani dan Reina untuk memotong daun dari Tanaman Bananaice. Di kebun belakang rumah Antonie bagaikan kebun raya yang luas dengan Tanaman Bananice yang banyak tumbuh subur di sana. Ewa Lani berpikir teryata benar kata Antonie warna daun Bananice sangat beragam dan cantik, tekstur seratnya juga cukup kuat dan halus sehingga cocok untuk dijadikan kain.

"Daun disini memang banyak, tapi bagaimana cara kita membuat baju dari ini?" tanya Reina.

"Sangat mudah Reina! Dengan sentuhan sihir semua bisa dikerjakan," ujar Ewa Lani yang sering membuat baju dari daun-daunnan di Hutan Igdrasil.

"Yang pasti kita harus menghilangkan kandungan airnya dulu. Tanpa bantuan sinar matahari sepertinya agak susah," keluh Ewa Lani.

"Jangan khawatir para gadis, kalian bisa menggunakan oven panggang batu milikku," tawar Rabecca.

"Ide briliant! Kita bisa mengeringkan Daun Bananice dengan oven!" ujar Ewa Lani setuju.

Mereka mengumpulkan aneka warna Daun Bananice yang cantik. Ada pink, salmon, kekuningan, hijau muda, sampai warna tosca. Sungguh warna yang beragam walaupun didapatkan dari satu pohon yang sama. Tanaman Bananice dikenal sebagai tanaman multiple pigmentasi, ada kandungan pigmen daun yang bisa menyebabkan warna daunnya berwarna-warni dalam satu pohon.

Ewa Lani dan Reina mengumpulkan daun secukupnya dan diberikan pada Rebecca untuk mulai di oven dalam pemanggang batu miliknya. Hasilnya cukup lumayan mereka mendapatkan kain yang lembut dan cukup berkualitas. Lalu setelah menjadi kain Ewa Lani menyihir serat kain itu agar sama seperti kain-kain baju di dunia atas yang mau menurut pada pemakainya.

"Wah senangnya kita punya banyak stok baju baru nih!" ujar Reina.

"Iya dengan jenis serat yang cukup berkualitas kita bisa membuat baju baru yang paling cantik," jawab Ewa Lani.

"Hai para gadis, bagaimana hari ini? Apa menyenangkan di Green Hole?" sapa Antonie yang baru saja datang dan masuk ke rumah.

"Hai Antonie, kamu dari mana? Aku dan Reina membuat banyak baju baru dari daun Tanaman Bananice seperti apa yang kau sarankan. Benar ternyata seratnya sangat bagus, lihat bajuku indah bukan!" pamer Ewa Lani.

"Hahaha..! Memang Daun Bananice itu salah satu bahan untuk pembuat kain yang dikirim ke dunia atas, kau tau Brand Dolphin&Gorilas? Mereka membuat baju mereka dari bahan tanaman ini," tukas Antonie.

"Woow.... Dolphin&Gorilas? Pakaian buatan mereka terkenal sangat mahal," ujar Reina.

"Brand apa itu aku tak pernah dengar? Aku tak terlalu tau tentang fashion, di Hutan Igdrasil hanya peri kecil yang suka fashion," ujar Ewa Lani.

"Hahaha... sama denganku, para Caterpi malah tak memakai semua itu,"

Ewa Lani dan Reina menatap heran Antonie yang tetap percaya diri dengan semua lemak di perutnya.

"Oh iya para gadis, mari kuajak kalian berkeliling Kota Green Hole! Apa kalian mau?" tawar Antonie.

"Wah pasti seru!" ujar Reina.

"Ayah! Aku juga ikut, aku mau beli Kue Ballicious!" ujar Jack yang mendengar Ayahnya ingin berkeliling kota.

"Ya aku juga mau ikut!" teriak Keanu tak mau ketinggalan.

"Baiklah ayo semua jalan-jalan ke kota! Sayang apa kau ingin ikut juga?" tanya Antonie pada Rabecca.

"Aku akan me time saat kau ajak semua anak-anak ke luar rumah Sayang," ujar Rabecca yang sepertinya lebih senang santai di rumah.

"Baiklah Sayang, aku akan membawa mereka semua, nikmati harimu," pamit Antonie yang langsung mengajak semua anak dan tamunya berjalan-jalan ke kota.

"Ayo semua ikuti aku! Jangan ada yang mengikuti orang asing! Ayah tak mau kalian hilang, jadi tetap dalam rombongan! Kalian mengerti?"

"Mengerti Ayah!" sahut para Caterpi Kecil.

Untuk berjalan-jalan di Kota Green Hole Antonie mengajak mereka melewati area pejalan kaki jalur cepat yang disebut dengan SK Bag Track. SK Bag Track adalah jalur seluncuran panjang dengan pijakan berbentuk kantong besar yang bisa dipakai untuk mengantar mereka ke pusat-pusat pertokoan dan taman kota. Mereka berbaris dan masuk ke kantong besar berwarna kuning yang ada di jalur kusus pejalan kaki.

"Ayo anak-anak dan para gadis kita meluncur!" ajak Antonie.

Wuussh...! Kantong- kantong kuning itu mulai meluncur dengan cepat mengantar para Caterpi juga Ewa Lani dan Reina. Seperti menaiki roller coaster, kantong-kantong itu meluncur cukup cepat. SK Bag juga bisa diatur jalurnya sesuai dengan pilihan kita. Kali ini mereka semua pergi ke taman kota. Meluncur satu persatu dan berhenti di sebuah taman yang sangat indah. Di taman itu banyak penjual makanan, yang membuat Jack langsung berlari setelah turun dari SK Bag.

"Hei, Jack! Tetap pada rombongan jangan lari ke sana sendirian!" pinta Antonie.

Mendengar teriakan Antonie, Jack kembali ke rombongan sesuai perintah ayahnya.

"Kau mau Ballicious bukan? Baiklah ayo kita cari dulu kue mu!" ajak Antonie.

"Aku juga mau Ayah!" ujar Jovanca.

"Aku juga! Aku Juga!" sahut para Caterpi kecil yang tak mau ketinggalan promo jajanan lezat yang mereka sebut Ballicious.

Mereka sampai ke sebuah kios yang berbentuk mirip tomat raksasa berlubang lubang. Di sana para koki Caterpi kurus bersayap kupu-kupu tampak sedang bekerja membuat bola-bola kue berwarna kuning cerah secara langsung di depan para pembelinya.

"Wah mereka sangat terampil ya!" ujar Reina.

"Iya Reina, Bangsa Caterpi memang nomor satu untuk urusan pengolahan makanan, seperti katamu kita bisa gemuk jika terlalu lama tinggal di sini," ujar Ewa Lani tersenyum.

"Nona Ewa Lani, apakah menurutmu adikku Rei bisa bertahan di luar sana?" tanya Reina yang tiba-tiba teringat pada adiknya.

"Entahlah, dia sudah sedikit belajar pernafasan untuk meningkatkan energinya. Aku yakin dia bisa bertahan. Besok jika Antonie ke dunia atas aku akan ikut bersamanya dan mencari Rei!" ujar Ewa Lani yang juga cemas.