Aida yang sedang memakan menu makan siangnya dikantin bersama Yuki tidak hentinya mendengus sebal saat menyadari jika mayoritas murid perempuan yang saat ini sedang berada di kantin secara terang-terangan mencuri tatap kearah Yuki dan mengomentari mengenai betapa tampannya wajah laki-laki yang saat ini hanya sedang fokus pada makan siang yang tersaji di hadapanya saat ini.
Yuki yang tengah asik memakan menu makan siang di hari pertamanya melakukan kewajibannya sebagai seorang murid sekolah menengah atas pun langsung menghentikan aktivitasnya saat melihat Aida yang duduk di hadapannya terlihat tidak begitu berselera menyantap menu makan siang mereka saat ini.
"Ai-chan, ada apa? Apa menu makanan disini tidak sesuai dengan selera mu?" Tanya Yuki yang kembali melanjutkan aktivitas makan siangnya.
Aida yang mendengar pertanyaan dari Yuki dan melihat jika laki-laki dihadapannya saat ini kembali melanjutkan aktivitas menyantap makanan pun kembali mendengus sebal, kali ini dirinya pun juga memutar kedua bola matanya malas.
"Hebatnya dirimu yang masih tetap bisa menikmati menu makan siang, disaat mayoritas murid perempuan di kantin ini selalu mencuri pandang kearah mu dan membicarakan dirimu?" Tanya Aida sambil menususkan kedua gagang sumpit pada chicken katsu diatas piringnya.
Yuki kembali terdiam sesaat dan dirinya pun melirikan matanya kekanan dan kekiri. Dirinya dapat melihat ada banyak murid perempuan yang mencuri tatap kearah dirinya dan berbisik, seperti apa yang di katakan oleh Aida.
Dengan santainya Yuki menaikan kedua bahunya acuh dan kembali menatap kearah Aida.
"Hiraukan saja. Bukankah seharusnya kau sudah terbiasa, karena sejak tiga tahun lalu kau selalu dihadapkan hal seperti ini jika kita berlima sedang makan siang bersama di kantin sekolah?" Tanya Yuki yang kembali menyantap makan siangnya.
Desisan sebal keluar dari bibir Aida. "Sssh, jelas berbeda dengan saat ini. Saat kita masih bersama-sama dulu aku pasti tidak akan merasa terganggu karena ada Ikuta-kun dan Suda-kun yang akan mengalihkan perhatian ku dari mereka semua."
"Ehmm, yasudah kalau begitu mengapa kau tidak memilih masuk ke sekolah yang sama dengan mereka saja? Bukan kah mereka berdua masuk kesekolah yang sama di SMA Haru?" Tanya Yuki dengan sebelah alis yang terangkat keatas dan pertanyaannya itu sukses membuat Aida semakin kesal.
"Jika aku tidak ikut dengan mu, siapa yang akan mengawasi mu nanti? Bisa saja jika tidak ada diriku kau akan kembali mendaftar kedalam club basket dan merusak masa depan mu sendiri! Kau itu orang yang amat sangat gegaba Yu-kun!" Jawab Aida dengan menggebu-gebu.
Yuki yang melihat Aida begitu menggebu-gebu pun langsung menyodorkan kotak the apel yang sudah di buak tepat kehadapan perempuan itu.
"Miinumlah agar kau merasa sedikit tenang dan tidak mengurangi nafsu makan mu."
Aida yang di ulurkan kotak the apel oleh Yuki pun langsung mengambilnya dengan kasar dan meminumnya sedikit. Membuat Yuki mengulaskan senyum kecil di wajahnya lalu gantian kali ini mengulurkan sebuah sumpit yang sudah berisikan potongan Chicken Katsu miliknya.
"Kau lebih baik makan siang lah dulu. Bukan kah setelah ini kelas mu akan ada pelajaran olahraga?"
Dengan malas Aida memakan potongan chicken katsu yang di ulurkan oleh Yuki daan berdeham pelan.
"Hmmm, ya. Itu lah yang membuatku menjadi bertambah kesal karena setelah ini kelas ku akan ada jadwal olahraga."
Yuki terkekeh pelan. "Kau tidak boleh seperti itu. Seingatku kau selalu bersemangat jika jam pelajaran olahraga. Bahkan kau akan selalu menjadi murid pertama yang sudah berada di lapangan."
"Itu karena Tatsuya-kun berada di kelas yang sama dengan ku dan aku akan selalu berpasangan dengan dirinya untuk pengambilan nilai olahraga!"
Yuki terdiam sesaat karena saat ini dirinya tengah memakan salad sayur miliknya.
"Kalau begitu saat ini kau harus menemukan teman baru untuk menjadi partner mu dalam pengambilan nilai olahraga. Kau tidak boleh hanya terlalu fokus dengan masa lalu. Fikirkanlah masa depan mu baik-baik di sekolah ini Ai-chan."
Aida kembali berdecak kesal. "Tsk! Tanpa kau suruh juga aku akan mencari teman yang bisa ku ajak sebagai partner ku!"
Yuki tidak dapat menahan kekehannya melihat ekspresi kesal yang saat ini terlihat jelas diwajah Aida.
"Ya, ya, ya. Sekarang cepat habiskan makan siang mu. Bel masuk akan segera berdering." Ujar Yuki yang dengan malas Aida balas dengan anggukan kepala, lalu dirinya pun menuruti perkataa Yuki untuk segera menghabiskan menu makan siang miliknya.
Setelah selesai menghabiskan menu makan siang dan bel masuk pun sudah berdering. Yuki dan Aida berjalan bersisian menuju kelas mereka masing-masing. Dimana Yuki berada di kelas 1A dan Aida berada di kelas 1C.
Yuki yang sudah duduk di kursi miliknya di dalam kelas sedikit mengerutkan dahi heran saat dirinya melihat ada secarik kertas yang mencuat dari dalam loker mejanya.
Dengan rasa penasaran Yuki mengulurkan sebelah tangannya untuk mengambil kertas itu. Karena seingat dirinya, dia tidak meletakan apapun di loker mejanya saat sebelum keluar untuk makan siang.
Setelah dirinya mengambil kertas tersebut, Yuki langsung membuka lipatan kertas itu dan membaca tulisan yang terdapat dalam kertas itu.
'Kami mohon Tetsuya-senpai. Bergabunglah dengan basket kami! Kami mohon!'
Sebuah kerutan tercetak di dahi Yuki. Dirinya tidak menyangka, bagaimana bisa salah satu senior yang kemarin dirinya temui dapat mengetahui dimana meja belajarnya.
Yuki pun mengarahka tatapan matanya untuk memperhatikan gerak-gerik para murid yang menjadi teman sekelasnya saat ini. Yuki sama sekali tidak melihat adanya pergerakan mencurigakan yang ditunjukan oleh mereka.
Dengan sambil menghela nafas panjang, Yuki memilih untuk meremas kertas itu dan memasukanya kedalam kotak pensil, agar tidak meninggalkan sampah di mejanya.
Grekk..
"Selamat siang semuanya! Silahkan kalian kembali duduk di kursi kalian masing-masing." Ucap seorang guru laki-laki yang baru saja memasuki ruangan kelas dan langsung membuat semua murid kembali duduk di kursi mereka masing-masing.
"Siang ini kita akan langsung belajar matematika, silahkan kalian buka buku kalian di halaman…"
Yuki yang melihat sang guru mata pelajaran matematika sudah masuk pun langsung membuka buku mata pelajaran, begitu juga dengan teman sekelasnya yang lain.
Yuki yang duduk tepat disebelah jendela pun dapat dengan jelas melihat aktivitas yang terjadi diluar gedung sekolah. Tepatnya aktivitas yang terjadi dilapangan basket outdoor.
Dalam diam karena sang guru mata pelajaran matematika tengah menerangkan materi, Yuki mencuri pandang kearah lapangan basket memperhatikan dengan seksama para murid yang tengah bermain bola basket dibawah teriknya sinar matahari.
Tanpa Yuki sadari kedua kakinya bergerak pelan mengikuti ritme bola basket yang sedang di dribble oleh salah seorang murid laki-laki.