Tik.. Tak. Tik.. Tak..
Suara detak jarum jam memenuhi suasana hening yang saat ini terjadi didalam ruang meeting club basket. Dimana Yuki yang baru saja mengatakan hal yang ingin dirinya bicarakan pada Eita tengah terdiam menatap seniornya itu yang tengah berfikir keras diseberangnya.
"Yah, aku sudah mendengar berita itu. Aku kira berita itu hanya rumor tidak berdasar saja yang tidak akan merugikan siapapun. Tapi ternyata disini kaulah pihak yang dirugikan Yuki-kun."
Dengan tegas Yuki menganggukan kepalanya.
"Sebenarnya bukan merasa dirugikan. Hanya saja aku cukup merasa risih mendengar bisikan-bisikan yang dilakukan oleh teman-teman di kelas maupun murid kelas lain saat aku berjalan di koridor maupun berada di kantin. Dan itu juga berimbas pada Ai-chan dan kedua kakak ku yang sudah menyebarkan fakta jika aku ini adalah adik mereka berdua."
Eita berdeham dalam sambil menatap serius Yuki dihadapannya. "Itu sudah benar-benar merupakan hal yang cukup serius jika merugikan orang lain diluar topik berita itu."
Lagi Yuki menganggukan kepalanya tegas membenarkan apa yang dikatakan oleh Eita.
"Tapi Yuki-kun, kenapa kau ingin membicarakan perihal ini kepadaku? Kenapa kau tidak membicarakan ini pada kapten club basket saja?" Tanya Eita yang membuat Yuki melayangkan tatapan datar kepadanya.
"Tentu saja saat ini aku juga sedang membicarakan perihal ini dengan sang kapten Kitsunema club, apa aku salah orang? Tidak bukan?"
Gelak tawa kembali keluar dari bibir Eita. "Hahahaha, kau sama sekali tidak salah Yuki-kun. Aku hanya merasa heran saja, mengapa dirimu bisa mengetahui jika aku adalah kapten club basket ini."
Dengan malas Yuki memutar kedua bolamatanya malas. "Apa kau lupa Senpai. Saat tadi kau dan aku baru masuk kedalam gedung ini, para anggota club basket langsung membungkukan badan hormat kepadamu."
"Hahahaa ah ya kau benar! Astaga aku melupakan bagian itu. Maaf, maaf." Ucap Eita sambil terkekeh geli.
Sedangkan itu Yuki hanya membalasnya dengan dehaman pelan.
"Baik aku akan mencari jalan keluar mengenai masalah ini dan juga akan membicarakan hal ini dengan para anggota osis. Supaya rumor yang tidak benar ini dapat dengan segara berhenti mengudara dan tidak akan ada pihak lain yang akan dirugikan dari hal ini." Ucap Eita yang membuat Eita terdiam sesaat di tempatnya lalu menganggukan kepalanya pelan.
"Jika kau memiliki kesulitan untuk berbicara dengan pihak OSIS, kau dapat mengatakannya kepada ku dan aku akan meminta kakak ku untuk mengurus perihal ini."
Dengan cepat Eita menganggukan kepalanya. "Tentu saja, aku juga tidak ingin nama baik club basket Kitsunema tercemar karena rumor aneh yang beredar saat ini."
Kriet…
Yuki balas menganggukan kepalaya kembali sambil beranjak dari duduknya.
Eita yang melihat Yuki yang sudah beranjak dari duduknya pun, ikut beranjak berdiri.
"Baik, kalau begitu kurasa aku sudah tidak memiliki keperluan disini. Aku akan pulang sebelum Ai-chan marah dan datang mencari ku."
Kekehan kembali keluar dari bibir Eita. "Hahaha, sepertinya gadis itu masih tetap saja protektif kepada dirimu."
Yuki hanya membalas perkataan Eita dengan anggukan kepala saja.
Setelahnya kini Eita dan Yuki pun berjalan bersisian menuju pintu ruang meeting club basket.
"Jika kau memiliki waktu luang, datanglah kembali kesini. Setidaknya jika kau sudah tidak ingin bermain basket, kau bisa mengoreksi taktik dan gaya bermain club basket ini agar seikit mengalami perubahan yang baik." Ujar Eita sambil menepuk pelan pundak Yuki.
"Hmmm, akan kupikirkan nanti." Sahut Yuki singka.
Ceklek..
Yuki dan Eita yang baru saja berjalan melewati pintu ruang meeting langsung tersentak terkejut saat mendengar suara seruan yang begitu menggelegar di dalam gedung lapangan basket indoor.
"Eita-kun! Beraninya kau berhianat pada ku!"
Yuki dan Eita pun menolehkan kepala mereka keasal seruan itu berada dan mereka berdua pun langsung membutlatkan kedua matanya terkejut saat melihat seorang murid laki-laki bertubuh tinggi dengan warna kulit sedikit gelap tengah berlari kearah mereka.
"Eita-senpai! Cepat lari!" Seru Toma yang baru saja keluar dari ruang ganti.
Eita yang mendengar seruan Toma pun tanpa menunggu lama langsung berlari cepat untuk menghindar, sedangkan itu Yuki kembali memundurkan tubuhnya masuk kedalam ruang meeting dan mengunci pintu tersebut.
"Eita! Jangan coba-coba kabur kau!" Seru Tori kembali yang kini sudah berlari mengejar Eita.
Eita yang tidak mengetahui kesalahan apa yang sudah dirinya lakukan pada Tori, tetap memilih untuk berlari menghindar, hingg tatapan matanya tidak sengaja bersitatap dengan Aida dan dirinya pun memilih untuk berlari kearah Aida.
"Aic-chan! Tolong selamatkan aku!" Seru Eita semakin mempercepat larinya kearah Aida.
Aida yang tiba-tiba saja nama dipanggil oleh Eita yang tengah berlari kencang pun langsung membulatkan kedua matanya terkejut.
"Sial! Kenapa kau harus berlari kearah ku senpai!" Balas Aida ikit berseru kesal. Dengan perasaan sedikit panik, Aida dengan segera menolehkan kepalanya kekanan dan kekiri mencari benda untuk perlindungan diri.
Kedua mata Aida langsung menemukan sebuah sapu dan alat pembersih lantai. Tanpa menunggu lama Aida pun segera mengambil kedua alat itu saat melihat Eita yang sudah semakin mendekat kearahnya.
Saat Eita sudah berada tepat di belakang Aida. Aida pun langsung segera memasang kuda-kuda untuk melindungi diriya dan juga Eita dengan mengulurkan sapu dan alat pembersih lantai kedepan tubuhnya.
Tori yang sedang asik mengejar Eita dengan sepenuh tenaga pun langsung membulatkan kedua matanya saat melihat Eita yang bersembunyi di belakang Aida yang sudah mengulurkan sebuah sapu dan alat pembersih lantai sebagai tameng pelingdung.
Dengan cepat Tori langsung menghentikan kecepatan larinya saat suda berada di hadapan Aida.
Aida yang melihat Tori berlari semakin mendekat kearah dirinya pun memperkuat genggaman tangannya pada sapu dan alat pembersih lantai sambil memejamkan kedua mata erat, mengantisipasi jika Tori akan menubruk tubuhnya dan juga Eita.
Ckiitttt..
Suara decitan sepatu pada lantai lapangan basket bergema di setiap sudut ruang lapangan basket indoor. Membuat para anggota club basket menutup kedua telinga mereka yang berdenging.
"Hah.. Hah.. Hah.." Tori yang berhasil menghentikan kecepatan larinya pun menghela nafas lega meski deru nafasnya masih memburu cepat.
Sedangkan itu Aida dan Eita yang sedari tadi memejamkan kedua matanya mereka, kembali membuka kedua mata mereka saat mereka tidak merasakan tubrukan sama sekali pada tubuh mereka.
Aida dan Eita sama-sama langsung mengarahkan tatapan mereka kearah Tori yang sudah berdiri dihadapan mereka dengan deru nafas memburu.
Kedua mata Aida langsung menyipit menatap tajam kearah Tori.
"Hei kau! Tidak adakah yang memberitahu mu untuk tidak bermain kejar-kejaran di dalam lapangan basket indoor?! Bagaimana jika kau akan melukai teman satu anggota mu karena kelalaian yang sudah kau lakukan ini?!"
Eita yang baru saja ingin menasihati Tori, kalah cepat dengan Aida yang sudah lebih dulu memarahi temannya itu.
Sedangkan itu Tori yang dirinya diteriaki oleh Aida membeku ditempat, karena ini baru pertama kalinya ada seorang perempuan yang meneriaki dirinya seperti ini.
"Cepat minta maaf!" Seru Aida galak dengan nada suara yang ditinggikan hingga menggema di setiap sudut ruangan.
Aida yang melihat Tori masih belum bereaksi pun mengayunkan tiang sapu kearah tangannya yang lain yang sudah tidak memegang alat pembersih lantai.
Hup!
Hup!
Hup!
"Cepat mintaa maaf sekarang juga! Atau aku akan menghukummu melakukan pullup selama dua jam tanpa henti?!"
Glup.
Dengan susah payah Tori menegup salivanya saat melihat ekspresi wajah Aida yang begitu menyeramkan saat ini.
"Kenapa hanya diam saja?! Cepat mint-hmmpphh
"Ssshh, Ai-chan. Kau tidak boleh membuat keributan di depan umum." Bisik Yuki yang sudah membekap mulut Aida.
Tatapan mata Yuki kini beralih kepada Tori yang masih diam berdiri dihadapan dirinya dan Aida.
Yuki sedikit menundukan kepalanya kepada Tori. "Maaf senpai, teman ku tidak bermaksud untuk memarahi mu. Ku harap kau akan memafkan kami."
Aida yang mendengar Yuki meminta maaf kepada Tori langsung membulatkan kedua matanya. Dirinya merasa tidak senang melihat Yuki yang meminta maaf kepada Tori. Karena secara jelas Tori lah yang bersalah.
Tori yang melihat sosok Yuki secara langsung di depannya semakin terdiam kaku ditempatnya dengan kedua bola matanya yang membulat terkejut.
"K-kau! Tetsuya Yuki?!" Seru Tori dengan meninggikan nada suaranya, membuat perhatian semua anggota club basket kini kearah mereka.
Yuki yang namanya di panggil oleh Tori dan menyadari kini dirinya menjadi pusat perhatian para anggota club basket Kitsunema pun mengulaskan senyum kecil diwajahnya, lalu kembali menundukan kepalanya.
"Salam kenal semuanya. Namaku Tetsuya Yuki salah satu anggota club memasak SMA Natsu, senang bertemu dengan kalian."