Aida yang baru saja mendapatkan pesan masuk dari Yuki yang menyuruhnya untuk pulang lebih dulu pun langsung meniup permen karet yang sedang dirinya makan sampai membentuk gelembung cukup besar lalu meletus tidak lama kemudian.
"Hmm, urusan apa yang dimiliki anak baru seperti dirinya? Bahkan aku saja belum memiliki tugas kelompok." Gumam Aida sambil membenarkan letak kacamatanya lalu membuka loker miliknya untuk mengambil sepatu.
Brak!
Denga sedikit kesal, Aida sengaja memberikan dorongan cukukp kuat pada saat dirinya menutup pintu loker.
"Hah, kau fikir aku tidak tahu apa yang sedang kau lakukan saat ini Yu-kun? Aku akan menemukan dan menangkap basah dimana dirimu berada saat ini!" Ujar Aida kesal lalu berjalan keluar dari gedung SMA Natsu.
Dalam perjalanan menuju tempat yang sudah sangat dirinya ketahui dimana Yuki berada, Aida menolehkan kepalanya ke kanan dan kekiri berharap dirinya bertemu dengan tiga murid senior yang saat hari upacara penerimaan baru dirinya temui bersama Yuki.
Aida memilih untuk berdiam sejenak dibawah pohon rindang yang berada di tengah-tengah halaman sekolah SMA Natsu. Aida merasa tempat nya berdiam diri saat ini merupakan tempat yang begitu strategis untuk mengamati para murid yang baru saja keluar dari gedung sekolah.
Cukup lama menunggu dan mengamati dengan begitu sangat serius sambil bersandar pada batang pohon. Aida langsung menegakan tubuhnya saat kedua matanya menangkap sosok salah dua orang murid senior laki-laki yang sedari tadi dirinya tunggu sosoknya keluar dari gedung sekolah.
Tanpa menunggu lama lagi Aida langsung melangkahkan kakinya menghampiri dua murid senior laki-laki itu yang terlihat tengah asik bercengkarama satu sama lain.
Saat merasa jaraknya dengan kedua murid senior laki-laki sudah hampir dekat, Aida pun melambaikan sebelah tangannya untuk menyapa mereka berdua.
"Toma-Senpai! Shuhei-Senpai!"
Toma dan Shuhei yang sedang asik bercengkrama langsung menghentikan obrolan mereka saat mendengar nama mereka dipanggil oleh seseorang.
Toma dan Shuhei pun langsung menolehkan kepala mereka keasal suara dimana mereka berdua menemuan sosok murid perempuan berkacamata tengah berdiri tidak jauh dari hadapan mereka dengan kedua tangan murid itu yang terlipat di depan dada.
Toma dan Shuhei terdiam sesaat di tempat mereka berdua untuk memastikan siapa murid perempuan yang sedang berdiri dihadapan mereka saat ini.
Aida yang melihat Toma dan Shuhei terdiam di tempat mereka dengan tatapan mata mengarah kepada dirinya pun menghela nafas panjang.
"Perkenalkan namaku Aida. Aku adalah murid perempuan yang menghampiri Yuki-kun saat kalian sedang membujuknya untuk masuk kedalam club basket kalian." Ucap Aida yang langsung membuat Toma dan Shuhei membulatkan kedua mata mereka terkejut. Pantas saja mereka merasa tidak asing melihat Aida yang sedang berdiri di hadapan mereka saat ini.
Toma yang lebih dulu tersadar dari keterkejutannya pun langsung membuka suara bertanya kepada Aida.
"Ah, apa kabar Aida-kohai? Apa kau memiliki keperluan dengan kami?"
Dengan tegas Aida pun menganggukan kepalanya. "Ya, aku memiliki urusan dengan Senpai. Apa senpai tahu kemana Yuki-kun pergi saat ini? Karena dia mengatakan kepadaku jika dirinya sedang memiliki urusan saat ini."
Secara bersamaan Toma dan Shuhei menaikan sebelah alis mereka heran.
"Kenapa kau menanyakan keberadaan Yuki-kohai kepada kami? Bukankah kau sahabatnya? Seharusnya kau tahu dimana dirinya saat ini." Tanya Shuhei melayangkan tatapan heran kepada Aida.
Aida yang mendapatkan tatapan aneh dari Shuhei pun berdecak sebal.
"Aku sudah tahu kemana dirinya pergi saat ini. Aku hanya ingin memastikan saja apakah dirinya memiliki urusan bertemu dengan kalian dan membahas tentang club basket atau tidak."
Shuhei pun langsung menolekan kepalanya kearah Toma dengan tatapan mengintimidasi.
"Toma-kun! Apa kau kembali meminta Yuki-kohai untuk bergabung dengan club kita?"
Toma yang di beri pertanyaan dan mendapatkan tatapan mengintimidasi dari Shuhei pun langsung menggelengkan kepalanya cepat.
"Tidak! Aku sudah tidak memohon kepadanya untuk bergabung dengan club basket kita, setelah kau menegurku satu minggu yang lalu."
Shuhei masih tetap melayangkan tatapan mengintimidasi kepada Toma, untuk melihat apakah sahabatnya itu mengatakan hal yang jujur atau tidak.
"Benarkah itu? Kau tidak sedang berbohong kepada ku bukan? Hum?" Tanya Shuhei lagi yang semakin menyipitkan kedua matanya menatap Toma penuh mengintimidasi.
Dengan cepat Toma kembali menggelengkan kepalanya dengan menunjukan jari telunjuk dan jari tengahnya membentuk simbol victori.
"Aku berani sumpah aku tidak sedang berbohong kepadamu Shu-kun!"
Aida yang sedari tadi memperhatikan interaksi antara Toma dan Shuhei pun terdiam ditempatnya. Jika Yuki tidak memiliki urusan dengan Toma dan Shuhei, kemungkinan tempat tujuan yang Yuki tuju saat ini bukanlah gedung lapangan basket indoor. Lalu kemana perginya laki-laki itu saat ini?
Shuhei yang sudah melihat jika Toma sama sekali tidak sedang berbohong kepadanya pun kini mengalihkan kembali tatapannya pada Aida yang tengah terdiam di tempatnya.
"Lihat, Toma-kun bilang dirinya sudah tidak meminta Yuki-kohai untuk bergabung kedalam club basket kami. Jadi saat ini kami sudah tidak memiliki urusan lagi dengan teman mu itu." Ucap Shuhei dengan sedikit nada sarkas pada Aida.
Toma yang menyadari Shuhei berkata sarkas kepada Aida pun langsung menyikut lengan sahabatnya itu dan berbisik untuk tidak melakukan itu kepada adik kelas perempuan.
Shuhei yang di naseati oleh Toma pun memilih hanya memutar kedua bolamatanya malas.
Toma yang melihat Aida masih terdiam di tempatnya pun memilih untuk kembali membuka suara memberikan opsi pada perempuan itu.
"Apa kau sudah mencoba bertanya kepadanya dimana Yuki-kohai berada saat ini?"
Aida yang mendengar pertanyaan Toma memilih untuk terdiam sesaat.
"Dirinya pasti tidak akan mau memberitahuku dimana keberadaannya saat ini jika aku bertanya. Maka dari itu akau bertanya langsung kepada para senpai untuk memastikan perkiraanku benar atau tidak."
Toma berdeham pelan merespon perkataan Aida. Sedangkan itu Shuhei yang sudah merasa malas melihat interaksi antara Aida dan Toma pun kembali membuka suara.
"Apa Yuki-kohai tidak mengirimkan pesan terlebih dulu kepadamu? Mungkin dia ada mengirimkan pesan kepadamu mengatakan dimana dirinya berada saat ini." Tanya Shuhei dengan nada dan tatapan malas pada Aida.
Aida menyipitkan kedua matanya balas menatap Shuhei dengan tatapan malas.
"Yuki-kun hanya mengirimkan ku pesan untuk pulang terlebih dulu. Dan aku tidak hanya bisa diam mengikuti apa yang dirinya katakan kepadaku."
Shuhei merasakan sebuah perempatan kecil tercetak di pelipisnya setelah mendengar perkataan Aida.
"Jika dirinya menyuruhmu untuk pulang lebih dulu, maka kau hanya perlu melakukan apa yang dirinya katakan padamu! Dirinya suda bukan anak kecil lagi sekarang, dia pasti sudah hapal rute jalan menuju rumahnya sendiri."
Toma yang kembali mendengar nada sarkas pada kalimat Shuhei pun langsung kembali menyikut lengan sahabatnya itu.
Toma merasa sedikit lega karena Aida tidak ikut terpancing dengan nada sarkas yang digunakan oleh Shuhei.
Demi agar tidak terjadi keributan diantara mereka bertiga, Toma pun mencoba menawarkan Aida untuk ikut bersama dirinya dan Shuhei menuju lapangan indoor basket. Karena melihat dari sikap Aida saat pertama kali bertanya kepada mereka, dirinya yakin Aida masih memiliki kecurigaan besar jika Yuki pasti memiliki keperluan dengan mereka berdua dan juga club basket.
"Baiklah, kalau begitu kenapa kau tidak ikut saja bersama kami kegedung lapangan basket indoor. Disana kau bisa memastikan secara langsung apakah Yuki-kohai benar berada disana atau tidak."
Aida yang mendengar tawaran yang diberikan oleh Toma pun memilih terdiam sesaat dengan melayangkan tatapan menilai kepada dua senior yang berada di depannya saat ini.
"Baiklah aku akan ikut bersama para senpai ke gedung lapangan basket indoor."
Toma mengulaskan senyum lega saat Aida menyetujui ajakannya untuk pergi menuju gedung lapangan basket indoor. Dan akhirnya kita mereka bertiga pun berjalan berisisian menuju gedung lapangan basket indroor.