Suara kicauan burung terdengar menyambut datangnya pagi hari di musim semi Kota Tokyo, mengiringi para penduduk yang akan melakukan aktivitas mereka, terutama bagi para siswa sekolah menengah atas Natsu yang pada hari ini tengah mengadakan upacara penerimaan murid baru.
Para siswa dan siswa yang hari ini menjadi calon murid di SMA Natsu pun sudah siap berkumpul di area halaman untuk menerima arahan lebih lanjut dari panitia OSIS mengenai upacara penerimaan murid baru saat ini
Di bawah rindangnya salah satu pohon di halaman sekolah SMA Natsu, terdapat seorang calon murid laki-laki yang tengah terduduk sambil membaca sebuah buku dan disebelahnya terdapat seorang calon murid perempuan berkacamata yang tenga duduk sambil merasa sedikit risih karena ada banyak pasang mata dadi calon murid baru lain yang kini tengah menatap kearah mereka. Atau lebih tepatnya hanya menatap kearah calon murid laki-laki yang tengah duduk di sebelahnya.
Sang calon murid perempuan memilih untuk menundukan kepalanya agar tidak bersitatap dengan tatapan para calon murid baru yang tengah mencuri tatap pada calon murid laki-laki di sebelahnya.
"Aida-chan, ada apa?" Tanya calon murid laki-laki sambil menolehkan kepalanya kearah calon murid perempuan yang sedang duduk menundukan kepala disebelahnya.
Calon murid perempuan itu pun menggelengkan kepalanya pelan.
"Tidak apa-apa Yuki-kun. Aku hanya merasa sedikit gugup karena ini adalah hari upacara penerimaan murid baru. Dan mulai hari ini kita sudah menjadi murid sekolah menengah atas." Jawab calon murid perempuan yang di panggil Aida balas menatap kearah calon murid laki-laki dengan seulas senyum terpatri di wajahnya.
"Ah begitu rupanya. Ku kira merasa risih karena para calon murid baru yang lain tengah menatap kearah kita " Balas sang calon murid laki-laki yang di panggil Yuki dengan balas mengulaskan senyum di wajahnya. Membuat para calon murid baru perempuan yang tengah menatap kearah mereka sedikit memekik senang.
"Wahh, tampannya!" Pekik salah seorang murid perempuan baru yang sedari tadi mencuri-curi tatap bersama ke lima teman barunya kearah Yuki.
"Lihat-lihat, bukankah kalian merasa tidak asing dengan wajah murid laki-laki itu?" Sahut salah seorang murid perempuan yang lain bertanya kepada teman-teman barunya.
"Ah, benarkah?? Apa kau pernah bertemu dengan dirinya disuatu tempat?? Beruntung sekali dirimu!"
"Bukan bukan. Bukan itu yang kumaksud! Coba kalian lihat lebih teliti lagi wajah calon murid tersebut. Bukankah kalian merasa tidak asing?"
Kini tatapan kelima calon murid baru perempuan itu pun semakin fokus menatap kearah Yuki yang tengah seru bercengkrama bersama Aida.
Sedangkan itu calon murid perempuan lain yang berkaca mata, tengah mengulaskan seringai dengan tatapan mata menatap kearah Yuki.
"Hehehehe akhirnya aku bisa bertemu dengan dirimu lagi Tetsuya Yuki! Pemain dengan nomor punggung 00 dan juga merupakan playmaker washida club." Ucap murid perempuan berkacamata masih sambil tetap menatap kearah Yuki dengan seringai diwajahnya.
"Playmaker yang memilih untuk pensiun dari dunia basket di usia dini. Membuat hubungan antara dirinya dan para sahabatnya di club basket menjadi renggang, sehingga saat ini kalian berpencar dan memilih sekolah masing-masing." Sambung murid perempuan berkacamata lagi.
"Aku akan menguak alasan dibalik dirimu yang pensiun di usia dini dari dunia atlet basket. Karena aku benar-benar tidak akan membiarkan dirimu pensiun begitu saja, setelah membuat diriku terobsesi dengan cara dan gaya bermain basket mu selama tiga tahun ini." Lanjut calon murid perempuan berkacamata, sebelum dirinya berjalan menjauh dengan seulas seringai yang masih tercetak di wajahnya.
Wosshh..
Yuki yang merasakan hembusan angin langsung mengusap tengkuk leher nya. Membuat Yuki yang melihat itu pun menaikan sebelah alisnya.
"Ada apa? Apa ada binatang yang menggigit leher mu?" Tanya Aida yang di balas dengan gelengan kepala oleh Yuki.
"Tidak, aku merasa seperti ada yang sedang membicarakan diriku di belakang." Jawab Yuki yang membuat Aida mendengus sebal.
"Tentu saja ada yang sedang membicarakan mu! Siapa yang tidak kenal dengan Tetsuya Yuki si nomor punggung 00 yang merupakan playmaker Washida club? Wajahmu sudah tersebar di mana-mana sejak tiga tahun lalu saat pertama kali kau debut bermain sebagai anggota Washida Club."
Yuki yang mendengar perkataan Aida dengan nada kesal pun terkekeh renyah. Sedangkan Aida yang melihat Yuki hanya terkekeh untuk merespon perkataannya langsung mengela nafas panjang.
"Ku harap kau akan menepati perkataan mu kepada anggota Washida Club, jika kau akan benar-benar pensiun dari dunia atlet. Karena jika tidak, mereka semua pasti akan datang kesekolah ini dan menceramahi dirimu."
Yuki menngulaskan senyum kecil diwajahnya dan mengulurkan sebelah tangannya untuk menepuk-nepuk puncak kepala Aida.
Tap.. Tap.. Tap.
"Tenang, aku akan benar-benar pensiun dari dunia atlet. Dan saat ini aku hanya akan mengikuti kegiatan sekolah yang tidak terlalu menguras banyak tenaga seperti bermain bakset dan olahraga lainnya."
Aida melayangkan tatapan tajam pada Yuki. "Aku akan terus mengawasi mu Yu-kun. Jika kau melakukan hal yang melenceng dari apa yang sudah kau janjikan maka aku tidak akan segan-segan untuk memberitahukan pada mereka semua."
Pergerakan tangan Yuki terhenti untuk menepuk-nepuk puncak kepala Aida dan semakin mengulaskan senyum di wajahnya hingga kedua matanya menyipit membentuk bulan sabit.
"Tenang saja, aku tidak akan melakukan hal itu Ai-chan."
Helan nafas panjang pun Aida hembuskan.
"Lalau kegiatan apa yang akan kau ikuti selama tiga tahun kedepan? Bukankah setiap murid di haruskan memiliki kegiatan?"
Yuki terdiam sesaat mendengar pertanyaan yang Aida berikan kepada dirinya.
"Mungkin aku akan memilih kegiatan memasak, melukis, atau mungkin kegiatan membaca saja."
Sebelah alis Aida terangkat keatas.
"Kegiatan memasak? Apa aku tidak salah dengar?"
Yuki mengangkat kedua bahunya acuh.
"Ya kau tidak salah dengar. Hanya ketiga opsi itulah yang di berikan oleh Onnechan kepadaku. Jadi aku hanya bisa memilih salah satu dari ketiga opsi tadi."
Aida mengerutkan dahinya, menimbang-nimbang apa yang di katakan oleh Yuki.
"Hmmm, sepertinya kau harus ikut bersamaku, memilih klub musik. Karena menurutku kemampuan mu dalam memainkan alat musik tidak begitu buruk."
Yuki terdiam sesaat sebelum dirinya menjentikan jari tanda menyetujui apa yang di katakan oleh Aida.
"Ah, kurasa aku akan memikirkan lagi untuk bergabung dengan club musik. Semoga saja oneechan membolehkan ku bergabung dengan club itu." Ujar Yuki, lalu dirinya menolehkan kepala kearah gedung SMA Natsu.
"Hei, Ayo kita kesana. Para calon murid baru sedang berjalan menuju gedung utama." Ucap Yuki yang langsung beranjak dari duduknya dan mencengkram pergelangan tangan Aida agar ikut beranjak berjalan bersamanya memasuki gedung utama SMA Natsu.
Sedangkan itu Aida yang lengannya di cengkram oleh Yuki pun hanya bisa mendesah pasrah mengikuti kemana laki-laki itu akan membawanya.