"Di sini siapa yang kuat, dia yang berkuasa." Seorang siswa berambut putih berperawakan mungil. "Kalau POWER mu lemah kau aka---"
Semuanya sontak menoleh, pipi siswa berambut putih itu di tangkup lalu dicubit gemas oleh Lui. Lui sangat tidak tahan melihat keimutan siswa itu, ia memang paling lemah menghadapi anak kecil. Tapi ingat Lui, yang dihadapan kau sekarang itu bukanlah anak kecil astaga.
Serentak ada bunyi tarikan nafas yang melengking seperti kuda. Seluruh orang yang ada di kelas itu terperangah kaget saat Lui dengan mudahnya kita mencubit pipi remaja bertubuh mini di hadapan nya itu.
Tunggu, bagaimana kita menyebut Lui sekarang? Dia adalah seorang gadis tapi tubuhnya adalah tubuh pria, tapi kalau dia dipanggil anak laki-laki tetap saja tidak sesuai karena jiwanya adalah jiwa seorang gadis.
Entahlah, sesuaikan saja dengan fisik Lui sekarang. Lui yang sekarang adalah sesosok anak laki-laki yang baru saja puber.
Tidak juga, tubuh yang atletis itu jauh lebih terbentuk sempurna ketimbang remaja-remaja pada umumnya. Tapi wajah nya menunjukkan usia yang sangat muda, masih sekitar 16 hingga 17 tahun. Masih sangat menggemaskan, segar, manis, dan juga yang pastinya sangat tampan.
Memang terkesan mengejek, namun naluriah Lui tidak dapat dibohongi ketika melihat seorang manusia berwajah menggemaskan dan bertubuh mungil berdiri di depannya, Lui pasti akan bertingkah untuk melampiaskan rasa gemasnya tersebut.
Mencubit pipi, mengacak-acak rambut, mencium, bahkan menggendong anak tersebut, semuanya akan Lui lakukan. Itu semua adalah bentuk dari rasa gemas Lui yang terlampiaskan melalui perbuatannya.
"Ada apa ini? Kenapa semuanya berkumpul di sini---"
Anak lelaki berambut merah bergaya rambut mullet itu menyeringai lebar, dengan mulutnya yang sedikit bermoncong seperti rubah itu membuat wajah pria itu semakin mirip dengan serigala tua yanh jelek dan menyeramkan.
"Bos, kenapa kau diam saja? Kita harus berbuat sesuatu, jangan sampai Nona Kelly mengamuk dan marah di sekolah ini." Seorang pesuruh setiap anak lelaki itu membujuk siswa yang dianggapnya sebagai bos nya itu untuk membantu meredamkan amarah siswi berambut putih yang ada di hadapan Lui tersebut.
"Untuk apa? Kita akan dapat tontonan di sini?" balas siswa itu. "Kita hanya harus menonton dan membiarkan semuanya terjadi. Aku sedang malas menggunakan POWER ku yang mengagumkan ini."
Kesombongan anak lelaki itu sesuai dengan wajah nya yang tidak enak untuk dipandang, sikapnya pun juga buruk dan menjengkelkan.
"Kau! Kau sudah memilih hal yang salah, anak lelaki bodoh. Kau harus menerima akibatnya karena sudah mengusik ketenangan ku."
"Eh?" Lui memiringkan kepalanya, wajahnya juga terlihat keheranan saat dia mendengar pernyataan yang keluar dari mulut gadis kecil itu.
Cukup mungil tubuh nya untuk ukuran gadis yang sudah SMA.
Padahal, Lui yakin sekali dia tidak melakukan apapun sebelum gadis itu yang lebih dulu mendatangi Lui dengan menantang Lui untuk berduel. Lui memegangi pelipis nya dan menggaruk pelipis nya menggunakan jemari telunjuk. Perasaan heran mengisi batin Lui, dia hanya ingin hidup dengan tenang sementara dia mencari informasi untuk misi rahasianya. Tapi itu semua malah diusik oleh kelakuan para remaja kurang kerjaan di sekolah itu.
"Haaa??"
Kembali terdengar suara tarikan nafas, terperangah untuk kesekian kalinya. Seluruh pelajar yang ada di dalam kelas itu menatang horor ke arah Lui yang malah menggendong gadis kecil itu dengan satu lengan. Yang menjadi pusat perhatian atau fokus dari mereka bukanlah kekuatan Lui yang dapat mengangkat gadis itu, melainkan dengan sikap Lui yang dinilai mereka cukup ekstrem tersebut.
BRAK
BOOMMM
Sinar berwarna putih melesat seperti cahaya petir. Tapi cahaya itu kemudian berpendar, bukan seperti kilat cahaya petir yang kelap-kelip di udara. Seiring dengan cahaya itu, muncullan suara ledakan yang begitu besar. Mengakibatkan ada kehancuran di dalam ruang kelas tersebut.
Nyonya Mera, guru sekaligu wali kelas yang ditempati Lui hanya bisa menepuk jidatnya saat melihat kehancuran di sekeliling kelas tersebut. Sudah tidak terhitung jumlahnya sekolah itu direnovasi karena kebodohan murid-murid di sana yang berperilaku arogan seperti monyet yang kekurangan makanan.
Memang, sangat tidak bisa diatur. Seperti monyet yang kekurangan makanan. Maka dari itu, para guru di sana kewalahan dalam menangani semua murid yang berada di situ.
Lui tetap berdiri, pakaiannya robek seluruhnya sampai pinggang. Beruntung celana nya masih utuh. Kalau tidak, pasti seluruh gadis yang ada di dekat sana sudah menderita ketika melihat kelamin Lui.
Tidak, itu tidak akan Lui biarkan terjadi. Sebenarnya, Lui tadi sudah menggunakan sedikit POWER nya dengan cara membalut tubuhnya menggunakan energi relativitas hingga POWER yang dimiliki gadis dalam gendongannya itu menjadi pudar dan meregang layaknya sesuatu benda yang masuk dalam lubang cacing di dalam black hole.
Sulit menjelaskan sistematika kekuatan supranatural gadis bertubuh lelaki itu, namun yang intinya kekuatan gadis itu masih menjadi misteri.
Lui yang masih menganggap kalau dirinya adalah perempuan itu kemudian refleks menjatuhkan gadis bernama Kelly itu dari gendongannya. Lui dnegan sigap menutupi area dadanya yang menonjol, padat berisi, sangat kencang dan terbentuk sempurna. wanita manapun juga pasti akan menjerit senang saat melihat tubuh sempurna itu.
"Bangsat, siapa yang menyuruh mu untuk menggendong ku hah? ditambah lagi, kau sudah menyakiti ku." Gadis itu meringis kesakitan dengan pinggang nya yang mungkin sudah cidera karena perlakuan Lui kepadanya.