Lui membuka matanya, dia sudah ditinggalkan sendirian di dalam UKS tanpa ada yang menemaninya. Jangankan untuk menjadi petugas UKS, bahkan untuk peduli pada fasilitas sekolah saja sudah suatu hal yang menakjubkan di sekolah itu.
Siswa-siswi di sana terlalu nakal, terlalu sulit diatur, para guru sudah pasrah dan mereka lah yang mengatur fasilitas di sana sendirian tanpa dibantu murid. Terlalu miris, padahal sekolah di sana nampaknya diperhatikan dalam hal administrasi dan juga keuangan. Sebab, sekolah itu bangunannya sangat layak, fasilitas di sana juga sangat bagus dan memadai, ditambah lagi dengan renovasi yang cepat dilakukan tanpa ada dana yang tertunda.
Itu menandakan sebenarnya ada yang membangun sekolah itu di balik layar. Cukup kontradiktif dengan sikap warga sekolah di sana yang tertinggal dibandingkan dengan sekolah terkemuka yang memiliki fasilitas tak jauh berbeda dari sekolah itu. Apakah ini semacam pembentukan boneka baru? Bisa jadi, Lui masih harus menyelidiki semuanya lebih dalam.
Lui belum bergerak, dia mengamati situasi. Dengan menggunakan portal hitam yang dia buka di tempat lain dia mengamati situasi di lokasi UKS tersebut.
'Hm, tidak ada orang lain di sini. Tapi aku harus tetap berhati-hati. Rasanya sulit sekali kalau diawasi, apakah meskipun aku sudah menjadi orang lain aku masih harus tetap diawasi? Oh Tuhan, takdir yang kau berikan kepada ku sangat lucu sekali.'
Lui bangun dari tempat tidur nya, tempat tidur itu begitu empuk. Sama seperti kasur pasien yang ada di rumah sakit, Lui sedikit heran.
'Ini UKS? Aku mengira ini rumah sakit, fasilitasnya lengkap sekali.'
Lui memperhatikan ke sekelilingnya, dia merenung sejenak, kejadian tadi sudah membuat Lui tahu siapa saja yang berkaitan dengan latar belakang sekolah ini. Tapi itu semua hanya untuk tahap awal, hanya tahap awal. Lui harus berhati-hati, dan juga biasanya tokoh penting tidak akan muncul di awal.
Lui masih terlalu awal di sini, masih terlalu awal baginya untuk mengetahui seluk-beluk di dalam sekolah aneh ini.
"Kau sudah bangun?" tanya seorang wanita cantik berkuncir kuda. Kuncir kuda yang sederhana membuatnya tetap cantik, apalagi warna rambutnya yang coklat kemerahan membuatnya semakin cantik.
Lui terkejut, dia tidak tahu kalau ada seorang guru yang masuk ke dalam UKS. Lui terlihat canggung, masih belum terbiasa dengan peran nya sebagai seorang siswa di sekolah menengah atas.
"Leandre, benar kan nama mu?" tanya wanita itu.
Lui mengangguk, dia masih belum terbiasa dengan nama baru yang disematkannya itu. Sebenarnya, Lui sendiri yang memikirkan nama itu untuk dirinya. Tapi malah diri nya yang tidak merasa kerasan dengan nama tersebut.
"Ah! I-iya, saya sudah siuman. Baru saja," ujar Lui. "A... Saya tidak tahu kenapa saya pingsan, apa yang terjadi?"
"Kamu tadi pingsan karena terkena serangan POWER dari Nona Kelly. Apa kamu masih belum kenal dengan dia?" tanya wanita cantik itu.
Lui tidak yakin kalau wanita itu adalah siswi atau bukan di sekolah itu. Sebab, wanita itu tidak mengenakan seragam sekolah. para siswi di sana juga tidak mau mengurus UKS, mereka beralasan waktu mereka terbuang ketika mengurus orang yang sakit di UKS.
Menyebalkan, akan jadi apa mereka bila tidak punya jiwa kemanusiaan sama sekali?
"Memangnya ada apa dengan Kelly? Siapa dia? Apa peran yang membuat dia begitu dihormati di sini?" tanya Lui.
Buru-buru wanita itu menutup mulut Lui, sebuah tanda bahaya bila ada yang membicarakan salah satu orang penting di sekolah itu. Lui meronta-ronta, tangan nya melambai-lambai di udara sebagai bentuk perlawanan. Lui hampir saja tidak bisa bernapas.
Kalau Lui menggunakan kekuatan nya untuk melepaskan bekapan mulut yang dilakukan wanita itu, maka wanita itu akan terpental jauh.
"Ada apa?!! Astaga, saya hampir mati kehabisan nafas," ujar Lui.
"Jangan bicarakan orang-orang penting di sekolah. Pokoknya jangan tanyakan, bicarakan, atau apapun yang berkaitan tentang mereka," ucap wanita itu mewanti-wanti Lui.
Bukannya wanita itu ingin memarahi Lui, tapi wanita itu memang ingin mencegah Lui berbuat hal yang dapat membahayakan nya.
Padahal, Lui bisa saja menghadapi seluruh orang di sekolah itu sendirian dengan tangan kosong. POWER yang dimiliki Lui bisa meluluh lantakkan sekolah itu dengan cepat.
"Anda tidak memberitahu kepada saya tentang alasan tidak boleh membicarakan mereka, lalu bagaimana saya bisa berhenti kalau saya tidak tahu alasan saya untuk berhenti?" tanya Lui keras kepala.
Wanita itu mendesah pelan, sedikit sebal dengan sikap Lui dan kemudian menarik kuping Lui. "Kalau kau ingin tahu, datangi supermarket di perempatan jalan Carnaby street sore ini pukul lima. Hari ini sekolah akan dipulangkan lebih awal, jadi kau bisa menemui ku di sana setelah ini."
Lui mengedipkan mata nya pelan, kedipan mata nya itu berbarengan dengan ekspresi heran di wajah gadis bertubuh pria itu. Lui masih bersikap skeptis, bibirnya yang melengkung ke atas menandakan dia masih belum percaya pada wanita tersebut.
"Oh, benar kah? Baiklah, aku akan datang ke sana. Sekolah ini memang aneh," celetuk Lui.
Sesuai yang wanita itu katakan, di sekolah ada pemberlakuan jam pulang lebih awal hari itu. Lui sedikit terkejut, tapi mungkin dia hanya merasakan culture shock. Berbeda dari lingkungan nya dulu yang selalu disiplin, sekarang Lui menemukan banyak hal yang berbeda.
Meskipun pulang ke rumah atau tidak, tetap saja dia bisa pulang ke rumah. Tempat Lui bermalam sekarang adalah sebuah rumah kontrakan sederhana yang terletak di daerah Fitztrovia.
Orang-orang mungkin tidak akan asing dengan nama pemukiman ini, tempat yang jarang ditinggali oleh orang yang berada di atas rata-rata taraf kehidupan orang yang mampu memberikan akses rumah layak huni dengan harga yang terjangkau bagi Lui. Jauh dari hiruk-pikuk orang-orang yang mengganggunya dan juga jarang dari keramaian kota.
Tentu saja sedikit jauh dari kawasan Carnaby Street.
"Hm, dimana dia?" tanya Lui.
sebelum sampai di sana, Lui sudab berganti pakaian. tidak baik mengumbar identitas nya sekarang dimanapun itu. Lui sudah mengenakan pakaian casual yang menghindarkannya dari perhatian publik.
"Kau orang yang punya rasa ingin tahu yang besar rupanya."
Lui menoleh, namun seperti suara berat yang mengganggu telinga nya. Tepat sepuluh langkah dari tempat Lui menunggu ada sekelompok pria bertubuh besar yang mendatangi Lui.
Apakah Lui ditipu oleh wanita di UKS tadi?