Chereads / Perfect Dokter / Chapter 3 - Bab 3

Chapter 3 - Bab 3

Revan dan Raisha sudah kembali bekerja seperti biasanya di rumah sakit. Mereka melakukan aktivitas seperti biasanya. Dan Revan juga membuka klinik praktek sendiri di daerah dekat komplek rumahnya. Jadi dia tidak selalu full berada di rumah sakit.

"Selamat siang Dokter suami," sapa Raisha memasuki ruangan milik Revan.

"Selamat siang Sayangku," jawab Revan tersenyum manis menyambut kedatangan istrinya itu.

"Masih sibuk?" tanya Raisha berjalan ke belakang Revan dan memijit kedua pundak suaminya itu.

"Lumayan, kamu sudah lapar?" tanya Revan.

"Hmm lumayan, apa kita pesan gofood saja?" tanya Raisha.

"Aku bisa menundanya, ayo kita pergi makan keluar," seru Revan menutup laptopnya membuat Raisha tersenyum senang.

Merekapun berjalan bersama saling berpegangan tangan keluar ruangan melewati lorong rumah sakit, membuat orang-orang yang melihatnya merasa iri dan kagum dengan kemesraan pengantin baru itu.

"Mau makan apa?" tanya Revan.

"Aku ingin makan bebek goreng," seru Raisha dengan nada manja.

"Siap."

Sore itu Revan yang merupakan Dokter spesialis toraks dan kardiovaskular hendak melakukan operasi pada salah satu pasiennya.

Sebelum masuk ke dalam ruang operasi, ia mengeluarkan handphone nya dan mengetik sesuatu di sana.

My Wife ♥

Kamu pulang terlebih dulu saja ke aEpisode ement, aku ada operasi dan mungkin akan pulang larut malam. Hati-hati di jalan, dan beristirahat saja jangan menungguku. See you Sayang... :*

Setelahnya Revan memasukkan handphone ke dalam saku jas dokternya yang menggantung di depannya. Kemudian ia berjalan keluar ruang ganti menuju ruang operasi.

Sebelum masuk ke dalam ruang operasi dimana pasien sudah siap begitu juga dengan team operasinya. Revan mencuci bersih kedua tangannya di wastafel yang berada di luar ruang operasi. Kemudian berjalan masuk ke dalam ruang operasi yang pintunya otomatis terbuka.

Beberapa suster memasangkan jas steril di tubuh Revan kemudian memasangkan sarung tangan steril di kedua tangannya.

"Bagaimana?" tanya Revan setelah berdiri di sisi brankar pasien.

"Semuanya sudah siap, pasien juga sudah di suntik anestesi," seru Dokter Anestesi bernama Dokter Wanda.

"Baiklah, mari kita mulai operasi," seri Revan. "Bismillahirohmanirohim..."

Revanpun mulai membedah pasien dan melakukan operasi pencangkokan jantung pada pasien pria di depannya itu.

---

Setelah usai melakukan operasi, Revan berpapasan dengan seseorang.

"Duh penganti baru nih," goda pria tampan itu.

"Ck, apa sih lu. Tapi gue kasih tau yah, enak lho setelah nikah," seru Revan dengan senyuman lebarnya.

"Ck, pamer." Pria berjas dokter itu berjalan lebih dulu mengabaikan Revan.

"Gue serius kali, Co. Makanya lu tuh cepetan nikahin si Fira," seru Revan berjalan di samping pria tampan itu.

"Ck, lu pikir nikahin anak orang tuh gampang. Gue harus nyiapin segalanya, apalagi nyokapnya belum kasih lampu hijau," keluh pria itu.

Dia adalah Dokter Rico, Dokter umum di rumah sakit itu. Ia sering bertugas di UGD rumah sakit. Rico adalah salah satu sahabat Revan saat sekolah.

Revan memiliki sahabat dari sejak mereka duduk di bangku SMA. Rico, Revan, Abimanyu, dan Jovan.

Di antara mereka berempat, hanya Rico dan Revan yang menjadi Dokter, sedangkan Abimanyu menjadi CEO di perusahaan keluarganya dan Jovan bekerja sebagai penyanyi terkenal di Indonesia. Mereka sering sekali kumpul bersama, dan membuka usaha bersama. Saat kuliah, mereka menciptakan sebuah game yang kini menjadi populer di kalangan masyarakat dengan Revan sebagai CEO perusahaan game yang mereka dirikan.

Mereka berempat memang gila bermain game dari sejak SMA. Sampai mereka menciptakan ide dan mulai mengembangkan bakat mereka dengan menciptakan sebuah game yang kini menjadi populer di kalangan masyarakat setelah 5 tahun lamanya mereka menunggu hasil usaha mereka ini, kini mulai membuahkan hasil.

Di antara keempatnya, baru Revan yang menikah. Sedangkan yang lainnya masih menikmati waktu kesendiriannya. Rico yang selalu galau karena cintanya tidak di restui, Abimanyu yang begitu dingin dan seakan tidak tersentuh oleh wanita manapun dan Jovan sang artis yang sangat playboy. Kekasihnya tidak bisa di hitung ada berapa.

"Sampai kapan lu mau backstreet dari nyokap bokapnya?" tanya Revan yang kini mengambil duduk di kursi kebesaran di dalam ruangannya dan Rico ikut duduk di hadapannya.

"Entahlah," jawab Rico simple.

"Sekali-kali lu beraniin datang ke rumahnya dan lamar dia, jangan hanya diam di tempat. Udah dua tahun berlalu lho," seru Revan.

"Ck, berhenti bahas kisah gue yang gak jelas. Jadi gimana rasanya Abis nikah dan honeymoon?" tanya Rico sangat kepo.

"Ck, kepo banget sih lu."

"Ya berbagi aja kali," seru Rico sangat penasaran.

"Itu rahasia, yang jelas gue bahagia," jawab Revan dengan kekehannya. "Udah ah gue mau balik, kasian istri gue nungguin."

"Ck, laganya yang punya bini," seru Rico merengut.

"Kenapa merengut? Iri lu?" kekeh Revan. "Makanya nikah, lamar si Fira jangan Cuma di pacarin." Revan beranjak memasuki kamar mandi yang ada di dalam ruangannya dan berganti pakaian.

"Ngomong-ngomong besok lu bakalan dateng ke markas?" tanya Rico.

"Pasti, kita harus meeting. Lu udah share belum berita meeting ini di portal kantor?" tanya Revan yang kini sudah keluar dari kamar mandi dengan menggunakan kemeja putih yang bagian lengannya sudah di lipat hingga siku dan celana kain berwarna hitamnya.

"Udah," jawab Rico.

"Lu shift malam?" tanya Revan.

"Hmm, biar besok gue bisa libur," seru Rico membuat Revan mengangguk.

"Kalau gitu selamat lembur, gue mau balik dulu. Kasian bini gue kesepian," kekeh Revan.

"Muka lu nyebelin banget Revan," seru Rico makin merengut membuat Revan terkekeh.

"Balik duluan yah, bye." Revan berjalan meninggalkan Rico yang masih duduk di dalam ruangan Revan.