Setibanya di rumah, Daniela langsung ke kamar dan membersihkan diri. Setelah itu, dia memakai setelan piyama berwarna merah marun, lalu membiarkan rambutnya tergerai begitu saja. Wanita paruh baya itu membiarkan wajahnya tak memakai make up samasekali, lalu langsung ke ranjang dan berbaring.
Dalam diam, Daniela terus terbayang-bayang pada Phoebe dan Travis. Sebagai seorang ibu, dia sangat ingin mereka menikah, ingin mereka bahagia sepenuhnya namun semua itu terhalang karena keegoisan suaminya.
Ceklek ...
Daniela meliril ke arah pintu yang terbuka, melihat Freedy memasuki kamar dan menutup pintu kembali. Wanita itu menghembuskan nafas kasar, merasa muak melihat suaminya yang arogan dan egois itu, merasa seperti tidak mengenali jati dirinya yang dulu lagi.
"Bagaimana kabar wanita itu? Apa dia masih sakit dan manja pada putramu?" Freedy bertanya sambil melepas jas putihnya.
"Wanita itu punya nama, dan dia tidak pernah ingin sakit atau dimanja," jawab Daniela dengan ketus.