Chapter 23 - Cheating

Tio sempat menolak meski sebenarnya ia juga ingin, tapi Nopa malah menekan dada pria itu agar tetap tenang di tempatnya duduk sekarang ini dan menikmati ciuman mereka. Nafas panas dari pria itu, aroma maskulin yang menguar dari tubuhnya. Membuat Nopa kehilangan kendali dan ingin memeluk pria yang sudah lama pergi dari hidupnya itu, sebuah kebetulan saat Tio menghubungi Nopa waktu itu untuk membantu menyelesaikan masalah keluarga.

"Nop, kamu sudah kelewatan-" bibir Tio kembali tertahan oleh bibir Nopa.

"Shhh! Anggap aja ini cuman seks biasa, aku nggak berniat untuk ngambil kamu dari gadis SMA itu." Bisik Nopa di sela ciuman panas mereka.

Saat bibir kenyal bersentuhan dan bertukar saliva satu sama lain, Tio yang sudah tidak tahan menahan gairahnya semenjak melihat April. Langsung mendorong kuat tubuh wanita itu hingga terjatuh ke atas sofa, pria itu buru-buru membuka kaosnya lalu menindih tubuh Nopa. Melanjutkan ciuman panas mereka yang sempat tertunda, di sela ciuman mereka Nopa tersenyum lebar. Tio masih sangat menggairahkan dan panas seperti dulu, pria itu mengibakkan rok panjang yang wanita itu kenakan. Menurunkan celana dalamnya dan memperlihatkan sesuatu yang selalu Tio lihat dulu.

Pada akhirnya, Tio menyatukan diri dengan Nopa. Menghianati kasih tulus dari seorang gadis yang mungkin saat ini telah tertidur lelap di rumahnya, Tio menggeram nikmat saat tubuhnya mulai bergerak di atas Nopa yang juga tengah mendesah dengan keras. Bagian dari milik Nopa seolah membuat Tio mabuk dan lupa pada April, kedua tangan berurat dari pria itu menggerayangi tubuh Nopa dan masuk ke dalam kemejanya hingga satu per satu kancing dari kemeja yang wanita itu kenakan akhirnya terbuka. Memperlihatkan benda kenyal yang tertutup oleh sesuatu, sangat putih dan sangat mulus. Tak sabar ingin merasakannya, Tio segera menarik penghalang terakhir lalu membenamkan wajahnya di dua gunung wanita itu.

Membuat tubuh Nopa melengking karena nikmat, belum lagi brewok tipis Tio berhasil menggelitik bagian dada Nopa.

"Ahhh!" Suara Nopa mulai terdengar nyaring, membuat Tio mengalihkan pandangannya ke wajah cantik yang sedang dilanda kenikmatan yang Tio berikan.

"Enak?" Bisik Tio, wanita itu hanya bisa mengangguk tanpa bisa berbicara sepatah kata pun. Tio menyeringai senang, makin memperdalam dirinya di dalam wanita itu hingga membuat Nopa menjerit nikmat. Keringat mulai berjatuhan dari kening, leher dan dada wanita itu mulai basah karena peluh hingga terlihat erotis di bawah sinar lampu di ruang tamu.

Tio menatap wajah Nopa yang terpejam dengan gairah dan nafas yang menggebu, entah mengapa melihat wajah Nopa seolah melihat wajah April berada di bawahnya menggeliat karena kenikmatan yang Tio berikan. Namun Tio segera mengenyahkan bayangan itu, Nopa dan April jelas-jelas sangat berbeda. Mungkin sekarang Tio hanya menganggap Nopa sebagai April yang tidak dapat ia sentuh, hingga wajah gadis itu terbayang di benak Tio. Dan lagi, saat ini Tio hanya sedang menyalurkan gairahnya saja yang selama ini tidak keluar cukup lama. Melihat wajah Nopa yang mulai kelelahan karena hentakan kasar dari Tio, pria itu kembali meraup kasar bibir Nopa hingga membuatnya terlihat bengkak.

Wanita itu memegang lengan Tio secara perlahan, jika sudah seperti ini Tio sangat paham kalau Nopa sudah tidak mampu lagi mengimbangi permainan Tio.

"Capek?" Tanya Tio, nafasnya beradu dengan nafas Nopa. Wanita itu kembali mengangguk, sepertinya ia bukan tandingan Tio dalam urusan seks. Nopa selalu kalah dan cepat lelah, hingga pada akhirnya dengan terpaksa Tio harus menyudahi permainan dan mengeluarkan miliknya di dalam wanita itu. Rasa hangat dan nikmat menjalar di dalam diri Nopa, akhirnya Tio mengakhiri permainan hingga membuat Nopa bisa bernafas kembali. Mereka terdiam di posisi seperti itu, Tio bahkan belum mencabut dirinya dari Nopa masih berusaha mengatur nafas terlebih dahulu sambil memandang satu sama lain.

"Kelihatannya kau sudah lama tidak melakukan hal itu, apa gadis SMA mu tidak bisa memberimu kepuasan?" Kata Nopa, nafasnya masih tercekat saat berkata demikian.

"Istirahat aja dulu dari pada banyak bicara." Sahut Tio lalu melepaskan dirinya dari wanita itu, memungut pakaiannya yang terjatuh ke atas lantai lalu menuju ke kamar mandi. Tio mengguyur tubuhnya di bawah pancuran air, ada sedikit rasa bersalah meski ia tidak bisa menyalahkan dirinya sendiri atas kejadian yang baru saja terjadi. Tio hanya pria normal yang juga menginginkan seks beberapa kali dalam satu bulan.

Dan tentu saja ia tidak akan melakukan hal itu dengan April dan menyakiti gadisnya, Tio akan berusaha menutup rahasia ini dalam-dalam bersama Nopa. Yang terpenting adalah Tio sudah mengeluarkan sesuatu yang tertahan semenjak lama, sebuah kebetulan ketika wanita itu datang berkunjung ketika libido Tio sedang di ujung tanduk. Atau memang wanita itu dengan sengaja datang ke rumah kontrakan Tio hanya untuk meminta dipuaskan, Tio tersenyum miring. Mengetahui wanita itu sudah memiliki kekasih semenjak mereka berdua berpisah, adalah hal yang lucu ketika kekasih barunya tidak dapat memuaskan Nopa seperti yang Tio selalu lakukan dulu. Karena Tio adalah pria yang sempurna jika urusan seks.

Tio keluar dari dalam kamar mandi, saat ia kembali ke ruang tamu wanita itu sudah tidak ada. Tio mencari hingga ke kamar dan akhirnya menemukan wanita itu telah tertidur lelap di atas ranjang Tio, membuat Tio menggerutu karena Nopa tak kunjung pulang dan malah menginap di sini.

"Nop!" Bisik Tio, tapi wanita itu malah tertidur dengan lelap dan tidak ingin bangun. Pada akhirnya Tio membiarkan wanita itu tidur di sana, besok ia akan menyuruh Nopa pulang pagi-pagi sekali sebelum Nita teman April melihatnya dan membuat gosip yang tidak-tidak kepada April. Jujur saja, Tio tidak ingin berpisah dengan gadis itu sampai kapan pun.

Tio lalu merebahkan dirinya di samping Nopa dan membelakangi wanita itu, tiba-tiba saja sebelah tangan Nopa melingkar di perut rata Tio seraya menyentuh perut yang memiliki enam kotak di sana. Tio yang merasa tidak nyaman segera menjauhkan tangan Nopa dari tubuhnya dan bersembunyi di balik selimut tebal, aneh sekali wanita satu ini.

Mereka berdua lalu tertidur lelap hingga pagi menjelang, Tio bahkan tidak mendengar suara alarm dari ponselnya. Ia bangun kesiangan, mengumpat kasar seraya membangunkan Nopa agar segera pergi dari rumahnya.

"Pergi sekarang! Aku nggak mau temen dari gadis itu lihat kamu keluar dari rumahku pagi-pagi gini." Cecar Tio seraya mengintip dari balik gorden jendela hanya untuk memastikan Nita tidak ada di luar.

"Iya, iya.. takut amat sama cewek SMA itu!" Sahut Nopa yang segera mengenakan pakaiannya kembali lalu mengambil tasnya.

Nopa mendekati Tio, mendaratkan satu kecupan di bibir pria itu sebelum akhirnya Nopa meninggalkan rumah Tio.