Setelah Chef Vendis Tengker pergi berbelanja bahan-bahan bersama para kru JBWO bagian catering,Mutiara langsung mengajak Sahrul ke apartemennya.
Mutiara kini duduk di hadapan Sahrul di ruang tamu apartemen.
"Siapa kau sebenarnya?"tanya Mutiara penuh selidik kepada Sahrul.
Mutiara menatap Sahrul erat.
"Aku memang bukan Sinu.Aku Sahrul."jawab Sahrul jujur.
"Kenapa kau menyamar?"tanya Mutiara."Apa kau mata-mata dari saingan bisnisku?"
Sahrul tersenyum.Dia kembali membuka penyamarannya di hadapan Mutiara.
"Aku yakin kau anak orang kaya.Hanya orang kaya yang bisa mengundang Chef Vendis memasak di rumah mereka."kata Mutiara."Apa kau adalah seorang pewaris sebuah Wedding Organizer?"
Sahrul menggeleng.
"Kita memang belum pernah bertemu sebelum penyamaranku ini,tapi JBWO pernah beberapa kali bekerjasama dengan beberapa hotel yang saya miliki.Kau sepertinya hanya bertemu manager atau sekretarisku saja dalam meeting."jawab Sahrul.
"Kau pemilik hotel?.Hotel apa?"tanya Mutiara.
"Hotel Sahrul."jawab Sahrul.
"Jadi nama Sahrul yang kau miliki itu punya hubungan erat dengan Hotel Sahrul?"tanya Mutiara.
"Ya."jawab Sahrul.
"Lalu kenapa kau menyamar?"tanya Mutiara."Apa bisnis perhotelanmu terganggu dengan hadirnya JBWO?"
Sahrul menggeleng.Mutiara semakin penasaran.
"Aku hendak menculik kekasihku."kata Sahrul.
Alis Mutiara bertaut.Dia belum paham dengan semua ini.
"Siapa kekasihmu?.Apa Armita?"tanya Mutiara penasaran.
"Bukan."jawab Sahrul.
"Lalu siapa?"tanya Mutiara tambah penasaran.
"Nadia."jawab Sahrul.
"Nadia pelakor itu?"tanya Mutiara keceplosan.
"Beraninya kau menyebut gadis pujaanku sebagai pelakor."kata Sahrul tidak terima.
"Dia sudah merebut kekasihku."kata Mutiara menjelaskan semuanya.
"Jadi Rehan adalah kekasihmu?"tanya Sahrul.
"Ya."jawab Mutiara.
"Terserah apapun yang kau katakan.Aku tetap yakin Nadia adalah gadis yang baik.Dia tidak mungkin merebut kekasih orang."kata Sahrul.
"Itu fakta."kata Mutiara.
"Aku tidak percaya."kata Sahrul.
Mutiara malas berdebat dengan Sahrul.Setelah Sahrul berhasil mengajak Chef Vendis Tengker untuk ke Jakarta,Mutiara sudah merasa sangat berhutang budi kepada pemuda itu.
"Izinkan aku tetap bekerja di JBWO sampai aku berhasil menculik Nadia."kata Sahrul.
"Tujuan kita sama."kata Mutiara.
"Maksudmu?"tanya Sahrul.
"Aku juga ingin menculik Rehan."jawab Mutiara.
"Kau dan Rehan akan menikah dimana?"tanya Sahrul.
"Aku tidak akan menikahinya.Aku akan menyiksanya."jawab Mutiara.
"Kalau begitu kita bisa bekerjasama."kata Sahrul.
"Ya."kata Mutiara.
"Aku akan menculik Nadia dan membawanya ke Singapura.Kami akan menikah disana."kata Sahrul.
Mutiara dan Sahrul kemudian berdiskusi untuk menyusun rencana mereka.Diskusi mereka berjalan lancar.Setelah berdiskusi dan menentukan rencana terbaik,Sahrul kembali memasang penyamarannya.Mereka kemudian menuju ke rumah Nadia.
Banyak kru JBWO di rumah Nadia hari ini.Mereka bekerja untuk mempersiapkan pesta lamaran esok hari.Halaman rumah Nadia sudah disulap menjadi taman buatan dengan nuansa Minahasa yang kental.Tenda sudah dipasang.
Mutiara dan Sahrul memantau pekerjaan para kru dengan seksama.Meski sebenarnya mereka berdua ingin acara ini gagal total namun mereka tetap harus profesional.Nama JBWO akan tercoreng jika ada kesalahan sedikit saja.
"Tambahkan 1 air mancur buatan dengan lampu hijau disini."kata Mutiara kepada salah satu kru JBWO yang bekerja.
"Siap,bu."kata kru tersebut.
Setelah memantau suasana outdoor,Mutiara dan Sahrul masuk ke dalam rumah.Sejak dari pagar depan sampai di dalam rumah tersebar banyak bodyguard.Pengamanan sangat ketat.
Mutiara dan Sahrul menuju ke kamar Nadia.Kamar itu sekarang sedang didekorasi oleh para kru JBWO.Bunga-bunga krisan buatan khas Tomohon menghiasi langit-langit kamar yang luas.Dinding kamar belum sepenuhnya didekorasi.
Kamar itu memiliki jendela kaca dengan jeruji besi dengan motif indah sebagai pelindungnya.Kamar ini sangat aman.Mutiara berpura-pura masuk ke dalam kamar mandi dan menyelidiki situasinya.Di kamar mandi struktur rumah juga sangat aman dan anti maling.Mutiara kemudian keluar dari kamar mandi tersebut.
Bersamaan dengan itu Nadia dan Rehan juga masuk ke dalam kamar Nadia.Mereka tampil mesra seperti biasa dengan baju couple yang mencolok.
"Mutiara,ku dengar kau bela-belain ke Minahasa demi acara lamaranku.Apa itu betul?"tanya Nadia saat melihat Mutiara.
"Itu profesionalisme kerja,Nadia."jawab Mutiara.
"Iya.Terima kasih,ya....Nenekku senang sekali Chef Vendis jadi memasak untuk acara lamaranku."kata Nadia senang.
"Beliau juga sudah sepakat untuk memasak di semua rangkaian acara pernikahan kalian."kata Mutiara menambahkan.
"Syukurlah kalau begitu."kata Rehan.
Sahrul diam saja.Jika ada waktu dia ingin mengajak Nadia berbicara dan membahas kejadian di kamar hotel itu.Dia ingin menasihati Nadia.Namun dia tidak membenci Nadia untuk hal tersebut,dia justru ingin Nadia menjadi gadis yang bisa menjaga kesucian dirinya sampai dia menikah.Sahrul ingin menyampaikan kepada Nadia bahwa apapun yang terjadi dia tetap mencintai gadis itu.
Nadia mengajak Rehan,Mutiara,dan Sahrul untuk makan malam bersama di rumahnya.Mutiara terpaksa menerima ajakan itu.Nadia duduk berdampingan dengan Rehan.Mutiara duduk berhadapan dengan Rehan dan Sahrul berhadapan dengan Nadia.
Nadia dengan mesra menyuapi Rehan.Rehan pun balas menyuapi Nadia.Mutiara ingin juga menyuapi Rehan tapi dengan tulang ikan yang ada di piringnya.Sahrul tentu cemburu dengan semua ini.Dia tersedak.
Mutiara langsung menawarkan segelas air kepada Sahrul.Sahrul mengambil gelas itu dan meminum isinya.Mutiara menepuk-nepuk punggung Sahrul agar tersedaknya lekas hilang.
"Kalian cocok jadi sepasang kekasih."kata Nadia kepada Sahrul dan Mutiara.
"Apa kita nikah bareng saja?"tanya Rehan.
"Boleh-boleh."jawab Nadia.
Mutiara dan Sahrul buru-buru menggeleng.Sahrul hanya ingin menikahi Nadia bukan Mutiara.Dan Mutiara belum ada niat untuk menikah dengan siapapun.
Niat menikah belum ada,tapi niat menculik ada.Batin Mutiara.
..........