Chereads / MEMBUNUH MANTAN? / Chapter 15 - BAB 15 . HARI H

Chapter 15 - BAB 15 . HARI H

4 November 2019

Pukul 3 subuh.

Prosesi acara lamaran adat Mandalika NTB dimulai.Rehan keluar dari rumah dengan diantar kedua orang tuanya.Dia mengemudikan sebuah mobil mewah yang sudah dihias seindah mungkin oleh kru JBWO.Di dalam mobil sudah dipasang kamera untuk merekam aksi Rehan saat berkendara.Mobil itu melaju pelan menuju ke rumah Nadia dengan dikawal 1 mobil berisi 3 orang bodyguard.

Tak lama kemudian Rehan tiba di depan pagar rumah Nadia.Dia membuka pintu pagar dengan kunci yang dibawanya.Suasana disitu sepi dengan dekorasi seadanya.Rehan berhasil masuk ke dalam halaman rumah Nadia.Tim JBWO yang memegang kamera siap merekam dari Rehan tiba tadi,ada rekaman video dan foto.

Rehan melangkah terus mendekati pintu rumah.Tiga kru yang merekam berdiri di posisi mereka masing-masing.Rehan membuka pintu rumah Nadia dengan kunci yang dibawanya.Pintu rumah terbuka.Rehan masuk ke dalam rumah.

Kemarin rumah ini dihiasi dengan dekorasi nuansa adat Minahasa namun jam 5 pagi ini berbeda.Sekarang rumah didekorasi dengan nuansa adat Mandalika NTB.

Rehan menuju ke kamar Nadia.Kamar itu pun dikunci.Rehan mengetuk pintu.Pintu pun terbuka.Nadia yang membukanya.Nadia langsung memeluk Rehan dan mengecup bibirnya mesra.Nadia sudah mengenakan pakaian adat NTB sama dengan Rehan.

Nadia kemudian "diculik" Rehan.Rehan membawa Nadia ke dalam mobil.Nadia duduk di sampingnya.Dua kameramen ikut dan duduk di jok belakang.Mereka terus merekam video dan foto.Rehan sengaja mengemudikan mobil tidak cepat lantaran ingin bisa bersama dengan Nadia selama mungkin di suasana heningnya Subuh.

Mobil kemudian mendadak mogok.Apa yang salah?.BBM nya masih banyak.Rehan keluar dari dalam mobil dan memeriksa kondisi mobil.Di saat itulah seseorang memukul kepala Rehan dari belakang.Rehan pun ambruk.Mobil yang berisi 3 bodyguard yang mengikutinya ternyata adalah para bodyguard gadungan.

Kameramen yang duduk di jok belakang membius Nadia dari belakang.Nadia juga tak sadarkan diri.

Yang memukul kepala Rehan dari belakang adalah Mutiara yang memakai penutup wajah.Tubuh Rehan diangkat oleh para anak buah Mutiara dan tubuhnya kemudian diletakkan di mobil yang berbeda.

Sementara itu,Nadia juga dipindahkan dari mobilnya.Dia diangkat oleh Sahrul.Sahrul datang dengan membawa sebuah mobil Pajero Sport.Sahrul membaringkan tubuh Nadia di jok belakang.

"Terima kasih untuk kerjasamanya."kata Sahrul kepada Mutiara.

"Sama-sama.Semoga kau berbahagia bersama Nadia."kata Mutiara.

Sahrul tersenyum kepada Mutiara.Dia kemudian menuju ke mobilnya dan mengemudikan mobil itu menjauh dari Mutiara.Mutiara memerintahkan 2 anak buahnya untuk membawa mobil yang dihias itu ke sebuah hotel yang ada di pusat kota.Dua anak buahnya itu adalah 2 kameramen yang ada di mobil Nadia dan Rehan tadi.Mobil itu pun melaju dengan cepatnya.Mobil berisi 3 bodyguard gadungan yang disewa Sahrul juga mengikuti mobil itu dari belakang.

Setelah itu Mutiara dan para anak buahnya masuk ke dalam mobil.Mutiara yang langsung mengemudikan mobil tersebut.Mobil itu melaju dengan kecepatan tinggi.

Salah satu anak buah Mutiara mengambil handphone yang ada di saku celana Rehan.Sandi handphone menggunakan sidik jari.Sidik jari Rehan ditemukan,handphone pun terbuka.Sang anak buah mengirim WA kepada Pak Zunan yang isinya seperti ini :

Ayah,aku dan Nadia singgah dulu di hotel.Kami mau berduaan dulu.Kami akan tiba di rumah jam 9 pagi.

Setelah itu,handphone Rehan dinonaktifkan.Hal yang sama juga dilakukan Sahrul.Dia membuat seolah Nadia telah mengirimkan pesan WA yang bunyinya nyaris sama dengan pesan WA Rehan.Pesan itu dikirim kepada kedua orang tua Nadia.

Proses "menculik" calon pengantin ini kini memang menjadi proses penculikan yang sesungguhnya.Sejatinya,Rehan akan membawa Nadia ke rumahnya.Tiba pukul 07.30 pagi di rumah Rehan.Nadia akan dibawa ke kamar khusus.Dia akan berada di kamar tersebut.Saat pukul 09.30 Rehan akan kembali ke rumah Nadia untuk memberitahu orang tua Nadia kalau Nadia sudah "diculik" olehnya.Setelah itu akan ada tawar menawar perihal mahar di rumah Rehan oleh rombongan keluarga besar Nadia yang datang ke rumah Rehan dengan keluarga besar Rehan.Setelah ada kesepakatan barulah Nadia keluar dari kamar untuk menemui keluarganya.

Namun semua itu sedikit terganggu dengan terjadinya penculikan yang sesungguhnya.

Sahrul membawa Nadia ke sebuah dermaga di Jakarta Utara.Tak lama setelah mobil berhenti,Nadia pun siuman.Dia terkejut melihat Sahrul.

"Kenapa aku bisa bersamamu?"tanya Nadia heran.

"Hari ini kita akan ke Singapura."jawab Sahrul."Tiba disana aku langsung menikahimu dan kita bisa hidup bahagia untuk selamanya."

Sudah pukul 06.00.Matahari pagi sudah mulai terbit.Namun cuaca agak mendung.Sahrul membuka pintu mobil dan mengajak Nadia untuk keluar dari mobil.Nadia keluar dari mobil.Sahrul mengajaknya untuk melangkah mendekati sebuah kapal.Nadia menuruti perkataan Sahrul.

Keduanya kini sudah ada di atas kapal.Laut teduh.Kapal itu sudah disewa oleh Sahrul sebelumnya.Sahrul tersenyum bahagia.Dia akhirnya berhasil menculik Nadia.Kru kapal mulai bersiap-siap untuk segera berlayar menuju ke Singapura.

Nadia dan Sahrul duduk di bagian atas kapal.Duduk berdampingan.Aroma laut tercium syahdu.

"Kau mau tinggal di Orchard atau Chinatown?"tanya Sahrul lembut kepada Nadia.

"Aku suka Orchard."jawab Nadia manja.

"Aku akan membelikanmu apartemen termahal dan terbaik di Orchard setelah kita menikah."kata Sahrul.

Nadia tersenyum bahagia.Mendadak dia merasa mual dan langsung berdiri ke samping kapal untuk muntah.Muntahannya jatuh ke laut.

Kapal belum juga berjalan tapi kenapa Nadia sudah mual?

"Apa kau hamil?"pertanyaan itu hadir dari mulut Sahrul yang berdiri di belakang Nadia.

Nadia berbalik kepada Sahrul.

"Apa kau hamil?"tanya Sahrul lagi.

Percuma mengelak.Nadia tahu karakter Sahrul yang jika sudah penasaran dengan sesuatu maka dia akan menyelidikinya sampai tuntas.Nadia mengangguk.

Sahrul nyaris terjatuh ke laut.Beruntung dia masih bisa mengendalikan dirinya.Sorot kecewa hadir di matanya.Wanita yang dia cintai telah mengkhianatinya.

"Dia anak Rehan?"tanya Sahrul lagi.Airmatanya sudah jatuh.

Nadia mengangguk.

Mendung tak menghadirkan hujan tapi hujan airmata telah hadir saat ini.Sahrul patah hati,patah sepatah patahnya.

...........