Chereads / FORSETEARS : Rebirth and Revenge / Chapter 33 - EP. 033 - Pegasus

Chapter 33 - EP. 033 - Pegasus

"Itu anaknya Raja Adhulpus. Raja Adhulpus memiliki dua anak laki-laki yang satu jadi Raja sekarang yaitu Raja Clodio Yang satunya, hanya anggota kerajaan biasa, namanya Carl. Carl sangat ingin menjadi penerus tahta Raja Adhulpus. Oleh karena itu, dia selalu memakai jubah milik ayahnya yaitu jubah hitam motif pegasus emas", jawab Pen.

"Apakah Carl menggunakan sarin untuk menggulingkan tahta Raja Clodio?" tanya Ian.

"Huush… Jangan memulai teori konspirasi! Tidak boleh. Kita masih ada di negeri orang", jawab Ren.

"Apa itu sarin?" tanya Pen.

"Sarin itu cairan racun yang mematikan. Uapnya bisa membunuh seseorang dalam 5 menit. Dia tidak berwarna dan tidak berbau", jawab Jiru.

"Tadi, aku bertemu dengan pria pegasus emas. Dia sedang berbicara dengan seseorang berbaju hitam di stonehenge", kata Dhafi.

"Benarkah, berarti itu Carl. Kau ingat wajahnya, kan?", tanya Jenderal Calvin.

"Ya. Saya masih ingat. Lalu siapa pria berbaju hitam yang bersama Carl?" kata Dhafi.

"Saya tidak tahu itu siapa. Mungkin saya tahu kalau lihat wajahnya", jawab Pen.

"Oh ya. Carl membaca sebuah kertas lalu kertas itu dirobek dan saya ambil. Ini dia kertasnya", kata Dhafi.

Dhafi memasukkan tangannya ke saku untuk mengambil kertas tersebut. Kertas itu diberikan pada rekan-rekannya. Mereka lalu menyusun kertas itu seperti puzzle. Beberapa saat kemudian, puzzle kertas itu jadi dan bisa dibaca.

Ezra mengambil kertas lain dan lem. Dia menempelkan potongan puzzle ke kertas yang baru. Tulisan puzzle yang di sana berbahasa Gaharunu. Jenderal Calvin meminta Pen untuk menerjemahkannya.

"Ini catatan bahan baku untuk membuat sesuatu. Oh, ada huruf GB di sini. Apa itu?" tanya Pen.

"GB adalah kode militer untuk menyebut sarin. Kita tulis saja terjemahan catatan ini di sampingnya", kata Jenderal Calvin.

Jiru mengambil pulpen dan memberikannya pada Pen. Pen menuliskan arti dari catatan itu ke bahasa Tirtanu. Kurang lebih begini isi catatannya:

"Bahan Musim Semi, 1345. Metilfosfonil diflourida, Jamujunu. Isopropil alkohol, Tirtanu. Metilfosfonil diklorida, Gaharunu".

"Salah satu bahannya ada di Tirtanu? Ternyata yang terlibat bukan hanya satu kerajaan saja. Tapi ada 3 kerajaan. Mengapa bisa seperti ini?" tanya Ghazi.

"Itu artinya, perang mungkin akan terjadi. Bukan hanya dengan 3 kerajaan, tapi juga dengan 7 kerajaan", jawab Jenderal Calvin.

Semua terdiam mendengar ucapan Jenderal Calvin. Ren teringat dengan kekasihnya. Dhafi teringat dengan orang tuanya. Ezra dan Eiham teringat dengan mimpi-mimpinya. Hoshi dan Ghazi teringat dengan janji yang belum ditepati. Semua akan sirna, jika perang benar-benar terjadi.

"Catatan ini…", suara seseorang muncul memecah keheningan.

"Catatan ini harus segera diberikan pada Ratu Alatariel. Kita tidak bisa menunggu sampai misi selesai. Segala kondisi bisa terjadi. Catatan ini harus diantar secepatnya", kata Jenderal Calvin.

"Saya bisa mengantarnya, peta jalan rahasia ada padaku", kata Ren.

"Apakah kamu masih sanggup untuk masuk ke ruang gelap dan sempit? Tidak, jangan Ren. Aku ingin Eiham dan Ian yang mengantarnya", perintah Jenderal Calvin.

"Siap!" kata Eiham dan Ian.

Keesokan harinya Eiham dan Ian langsung pulang ke Kerajaan Tirtanu. Mereka pulang dengan peta yang digambar Ren. Saat tiba di laut, mereka menaiki kapal ferry yang dinaiki para pedagang lintas kerajaan.

Carl, sang pegasus emas sedang berbaring di pangkuan seorang wanita. Wanita itu menyisir rambut panjang pria itu dengan jari tangannya. Dengan lembut, wanita itu merapikan rambut agar tidak basah oleh keringat pada dahi dan leher Carl. Mereka ada di sebuah ruangan kosong. Hanya ada satu meja dan satu lemari di sana.

"Tuan Carl, jika anda punya uang yang tak terbatas, apa yang akan anda lakukan?" tanya wanita itu.

"Uang yang tak terbatas ya? Sudah pasti akan ku simpan. Uang itu tidak akan habis jika ku belanjakan. Jadi, akan ku simpan", jawab Carl.

"Anda ingin belanja apa saja, Tuan?" tanya wanita itu.

"Entahlah, aku sudah memiliki semuanya. Kecuali satu", jawab Carl.

"Apa itu tuan?" ucap wanita itu.

"Menjadi RAJA PENGUASA DUNIA. Rasanya menyenangkan jika semua manusia yang ada di dunia ini patuh padaku dan mau melakukan apapun yang aku inginkan. Dengan menjadi penguasa, aku bisa mendapatkan kebebasan yang hakiki tanpa ikatan apapun. Aku tidak suka jika hanya menjadi Raja Gaharunu. Aku ingin menjadi Raja diatas Raja. Raja yang menguasai seluruh dunia", kata Carl pada wanita itu.

"Jika anda menjadi penguasa dunia. Apa yang akan anda lakukan padaku?" tanya wanita itu.

"Aku bisa merebutmu dari si Clodio. Lalu kita tak perlu bersembunyi seperti ini. Akan kubuat si Clodio iri tapi tak bisa memiliki", jawab Carl.

Carl akhirnya tertidur di pangkuan wanita tersebut. Ternyata dia adalah Helena, sang penyihir yang dilihat Ghazi. Helena adalah selir kesayangan Raja Clodio. Namun, Helena diam-diam menjalin hubungan rahasia dengan Carl.

Dengan pelan dan hati-hati, Helena meletakkan kepala Carl yang tertidur di atas bantal. Helena mengecup kening Carl dengan bibirnya yang lembut. Kemudian Helena meninggalkan Carl di ruangan itu sendirian.

"Dasar pembohong, kau pikir aku tak tahu niatmu sebenarnya", kata Helena setelah menutup pintu.

Helena perempuan yang sangat cantik. Dia sebenarnya berusia 51 tahun. Namun, rumor mengatakan bahwa dia melakukan ritual sihir terlarang agar awet muda. Tugas utama Helena di Kerajaan Gaharunu adalah meramal dan membunuh tanpa menyentuh.

Helena berjalan di sebuah lorong istana, kemudian dia memasuki sebuah ruangan. Ruangan itu besar tapi sangat gelap. Helena mengayunkan tangan kanannya. Seketika, muncul ratusan api di atas lilin. Lilin itu membuat ruangan menjadi terang.

Ternyata ruangan itu dipenuhi lukisan. Mulai dari lukisan Raja Clodio, Raja Adhulpus, dan raja-raja terdahulu lainnya. Kemudian, Helena berbelok ke kanan. Setelah beberapa langkah, dia berhenti di sebuah lukisan. Dia menatap lukisan tersebut.

"Tak kusangka, sihirku yang hebat tidak mempan padamu", ucap Helena di depan lukisan itu.

Ternyata, lukisan itu adalah lukisan Raja Cedric. Ruangan itu bukan hanya berisi lukisan raja dan bangsawan Kerajaan Gaharunu saja. Di sana juga ada lukisan Raja Cedric, Putra Mahkota Ehren, Putri Mahkota Alatariel, dan Selir Adeline.

"Beraninya kau mempermalukan keluargaku dan membuat mereka bunuh diri. Seakan itu saja tidak cukup. Kau menyita semua harta kami, membunuh semua orang yang tersisa, dan menjual Adeline sebagai budak di Kepanu", kata Helena.

Helena berjalan lagi. Kali ini dia berhenti di sebuah lukisan. Lukisan itu adalah lukisan Adeline saat masih kecil.

"Adikku tersayang, bagaimana kabarmu? Akan lebih baik jika kamu berhenti melindungi orang-orang Tirtanu" ucap Helena.

Flashback

Saat masih lajang, Putra Mahkota Cedric pernah mengikuti sebuah sayembara. Sayembara itu mengungkapkan bahwa siapapun yang memenangkan kontes memanah akan mendapatkan hadiah teracota berusia 500 tahun dan seorang gadis cantik pemilik teracota.

Ternyata, teracota itu adalah benda peninggalan dari leluhur ibu Helena. Gadis cantik yang menjadi hadiah adalah Helena. Helena menjadi salah satu piala karena orang tua Helena punya hutang pada Raja Adhulpus, Raja Gaharunu saat itu.

Ayah dan ibu dari Helena adalah pengrajin teracota yang terkenal di Gaharunu. Keahlian mereka dalam membuat teracota tersebar di 7 kerajaan. Helena punya adik yang bernama Adeline.

Kontes memanah itu ditujukan pada semua pangeran yang ada di tujuh kerajaan. Tujuan diadakan kontes memanah adalah untuk persahabatan. Namun, Raja Adhulpus punya rencana lain. Dia ingin tahu, mana kerajaan yang akan patuh padanya dan yang tidak.

Pernikahan adalah politik tertinggi. Siapapun pemenangnya, Raja Adhulpus tetap untung. Siapapun orang yang memenangkan kontes, akan mendapatkan Helena warga Gaharunu. Orang tua Helena bukan pengrajin biasa. Ayah Helena adalah adik kandung dari Raja Adhulpus. Ibu Helena adalah seorang peramal Kerajaan Gaharunu.

Raja Adhulpus merasa bahwa dia bisa mengendalikan kerajaan yang jadi pemenangnya. Disamping itu, Raja Adhulpus akan tahu semua kelemahan dari 7 kerajaan. Raja Adhulpus ingin agar semua orang tahu bahwa warga Gaharunu adalah ras terbaik dan terkuat di dunia.

Suatu hari, ayah Helena sedang membuat patung teracota berhias emas 24 karat untuk Raja Adhulpus. Saat sudah jadi, patung itu pecah, bagian emasnya hilang. Raja Adhulpus sangat marah. Ayah Helena berusaha menenangkan Raja dengan mengembalikan uangnya. Apesnya, rumah ayah Helena kemalingan dan uangnya hilang.

Alhasil, ayah Helena tidak bisa mengembalikan uang raja dan membuat raja sangat marah. Raja Adhulpus meminta agar menyerahkan Helena sebagai pelunas hutangnya. Tentu, ayah Helena menolak. Dengan negosiasi panjang, akhirnya tercetuslah ide untuk membuat kontes memanah dengan teracota dan Helena sebagai hadiahnya.

Putra Mahkota Cedric berhasil memenangkan satu persatu babak lomba. Mulai dari babak penyisihan semi final. Akhirnya Putra Mahkota Cedric masuk babak final. Dia melawan Putra Mahkota Andalanu di babak final.

Putra Mahkota Andalanu mendapat giliran pertama, semuanya berjalan lancar. Tibalah giliran Pangeran Cedric. Setelah aba-aba mulai, dia langsung menembakkan panahnya. Tiba-tiba, angin datang dan membuat tembakan Pangeran Cedric meleset.

"Mengapa tiba-tiba ada angin? Apa karena waktu saja yang kurang pas?" pikir Putra Mahkota Cedric.