Chereads / FORSETEARS : Rebirth and Revenge / Chapter 9 - EP. 009 - Terra Nullius

Chapter 9 - EP. 009 - Terra Nullius

Terra Nullius paling mudah dimasuki saat musim dingin di malam hari. Dengan catatan, tidak menggunakan penerangan apapun selain cahaya bulan dan bintang. Tim Araukaria terus berjalan menuju ke sana walaupun gelap. Mereka bergandengan tangan agar tidak ada anggota yang tercecer. Mereka berhenti di sebuah area bebatuan di dekat tebing. Di sana, mereka membangun igloo sebagai basecamp sekaligus tempat berlindung dari badai salju.

Pagi hari sudah tiba. Tim Araukaria menggunakan waktu siang untuk beristirahat dan malam untuk bergerak. Di siang hari, banyak penjaga yang berlalu lalang bahkan terkadang terdengar dentuman meriam di sana. Tim Araukaria beristirahat di igloo sambil menghitung jumlah penjaga.

Tim Araukaria yang berangkat ke Terra Nullius ada 10 orang, yaitu Jenderal Calvin, Dhafi, Darsh, Ezra, Eiham, Ghazi, Hoshi, Ian, Ren, dan Jiru.

"Jenderal, kalau misalnya kita berhasil menemukan cairan sarin. Apa yang kita lakukan selanjutnya?" tanya Jiru.

"Yang penting bukan sarinnya. Tapi dokumen penerima atau pembeli sarin. Jadi misi kita adalah mengambil semua dokumen yang berkaitan dengan sarin di pangkalan Terra Nullius secara diam-diam", kata Jenderal.

"Walaupun kita ke sana diam-diam pada malam hari, tetap akan ada penjaga disana. Lalu bagaimana cara melewatinya?" tanya Darsh.

Jenderal Calvin menyusun strategi untuk masuk ke pangkalan. Mereka berencana menyusup pangkalan pada malam hari. Untuk mengatasi penjaga, mereka menggunakan gas tidur. Ghazi dan Ren bertugas untuk menyebarkan gas tidur. Ezra dan Eiham bertugas untuk menjaga pintu.

Jam bintang bisa digunakan untuk memperkirakan waktu di malam hari saat tidak membawa jam. Jam bintang cocok digunakan di Terra Nullius karena di sana hanya ada padang es yang sangat luas. Di Terra Nullius, bintang-bintang terlihat jelas dan terang.

Jarum penunjuk jam bintang adalah Polaris, sang bintang kutub utara. Perkiraan waktu malam bisa dilihat dari letak bintang Caph, Polaris, dan Megrez jika ditarik garis lurus. Tim Araukaria berangkat ke pangkalan saat jam bintang menunjukkan pukul 21.00 waktu lokal.

Butuh sekitar 2 jam untuk mencapai pangkalan dari basecamp Igloo. Ghazi dan Ren berangkat terlebih dahulu untuk menyebarkan gas tidur. Butuh sekitar 30 menit untuk mengamankan jalur dengan gas tidur. Ketika situasi sudah aman, anggota tim yang lain baru keluar dari persembunyian terdekat.

Rencana berjalan lancar. Ezra menjaga pintu depan dan Eiham menjaga pintu belakang. Jenderal Calvin, Dhafi, Darsh, Hoshi, Ian dan Jiru berpencar membentuk 3 kelompok untuk menggeledah ruangan. Jenderal Calvin bersama Darsh, Dhafi dan Hoshi, lalu ada Ian dengan Jiru. Sekitar 15 menit kemudian, mereka kembali ke ruang tengah.

"Kalian menemukan sesuatu?", tanya Calvin.

"Tidak", jawab Hoshi.

"Kami juga tidak", jawab Ian.

Sepasang kaki melangkah keluar dari sebuah ruangan. Kaki itu berjalan dan memasuki lorong yang dipenuhi asap. Arah angin tiba-tiba berubah dan tiba-tiba tercium bau permen karet. Sepasang kaki itu diam di tempat. Angin itu menyibak asap dan memperlihatkan orang-orang yang pingsan. Ternyata, sepasang kaki itu milik seorang prajurit yang bertugas di pangkalan. Prajurit itu lolos dari gas tidur karena sedang berada di toilet.

Prajurit itu segera membangunkan rekan-rekannya. Beberapa rekannya bisa membuka mata namun ada sebagian yang masih belum sadar. Merasa ada yang tidak beres, dia segera berlari ke ruangan lainnya.

"Suara apa itu, Jenderal?" tanya Dhafi.

"Aish.... Kita ketahuan. Kita keluar sekarang!" jawab Jenderal.

Jenderal, Dhafi, Darsh, Hoshi, Ian dan Jiru segera lari menuju pintu yang berlawanan dengan arah datangnya suara. Jenderal memberi kode pada Ghazi untuk mengeluarkan gas tidur lagi. Walaupun situasi kacau, Araukaria berhasil keluar pangkalan dan bersembunyi. Ketika semuanya di rasa aman, mereka semua kembali ke basecamp Igloo.

Sang surya mulai memampakkan senyumnya. Namun, senyuman sang surya menjadi alunan nina bobo bagi Araukaria. Mereka terbangun saat jam makan siang dan melakukan evaluasi atas kejadian tadi malam.

"Jadi bagaimana? Apakah setelah ini kita pulang atau kita coba masuk lagi?" tanya Jederal untuk membuka diskusi.

"Semua ruang sudah kita periksa. Ternyata tidak ada cairan sarin atau dokumen yang berkaitan dengan sarin", kata Darsh.

"Tunggu! Kita mungkin tidak dapat info apa-apa tapi aku punya ini", kata Jiru. Jiru menyodorkan sebuah kertas besar yang sudah robek.

"Ini peta pangkalan?", kata Ghazi.

"Yups, betul", kata Jiru.

"Sekedar info, gas tidur kita tinggal 3 unit. Yakin masih mau masuk ke pangkalan?" tanya Ren.

"Jika kita punya strategi yang bagus, kita bisa masuk sekali lagi ke pangkalan. Tapi setelah itu, kita langsung pulang walaupun ada yang terluka. Kita juga tidak boleh mampir ke Igloo ini", kata Jenderal.

"Berarti kita harus punya kendaraan untuk kabur secepatnya dari padang es Terra Nullius ini. Kita pakai kendaraan apa? Jangan pakai serigala ya... Kasihan serigalanya. Mereka makhluk hidup", tanya Eiham.

"Kendaraan yang dipakai patroli keliling. Aku tahu tempatnya", jawab Ezra.

Tim Araukaria memperhatikan peta dengan seksama. Ternyata, ada satu ruang rahasia yang belum mereka masuki. Mereka segera menyusun strategi untuk mengambil sesuatu di ruangan itu. Mereka memutuskan untuk membagi tim menjadi 3 kelompok. Ezra, Ren, dan Ghafi bertugas untuk mengambil kendaraan. Jenderal Calvin, Hoshi, Jiru, dan Darsh bertugas mengambil barang. Ian, Dhafi, dan Eiham berjaga di depan Igloo.

Sekitar pukul 21.00 mereka mulai mengemasi semua barang di Igloo. Untuk malam ini mereka berangkat lebih malam, yaitu sekitar pukul 23.00. Hal ini dilakukan agar penjaga pangkalan ini lengah dan merasa keadaan sudah aman.

Tim Araukaria sudah tiba di pangkalan sekitar pukul 01.00. Dengan cepat, Ren dan Hoshi mengeluarkan gas tidur terakhir mereka. Jenderal, Hoshi, Jiru, dan Darsh segera masuk melalui lubang ventilasi pemanas. Walaupun sempat menemui jalan buntu, mereka akhirnya berhasil menemukan ruang rahasia dengan peta yang dibawa Jiru.

Begitu tiba di ruang rahasia. Mereka langsung mengambil semua dokumen yang mencurigakan. Begitu semua beres, mereka langsung masuk kembali ke lubang ventilasi. Lubang ventilasi yang awalnya dingin, tiba-tiba menjadi panas sekarang.

"Sepertinya ada yang sudah bangun. Kita harus bergegas!" kata Jenderal.

Timnya Jenderal segera mempercepat langkahnya. Namun sayangnya karena terburu-buru, lubang ventilasi jebol setelah terkena kaki Hoshi. Potongan ventilasi jatuh dan menghasilkan suara keras. Hoshi terperosok ke bawah. Untungnya Darah berhasil menangkap tangan Hoshi dan menariknya.

Suara potongan ventilasi yang jatuh berhasil membangunkan semua penjaga. Ezra, Ren, dan Ghafi yang sedang mengambil kendaraan juga mendengarnya. Mereka bertiga segera bergegas untuk mengeluarkan semua kendaraan yang ada. Naasnya, ada seorang penjaga yang berhasil melihat kaki Hoshi.

"Di sini!" teriak penjaga itu.

Tim Araukaria sudah ketahuan. Jenderal Calvin dan seluruh timnya bergegas untuk kabur. Aksi kejar-kejaran dimulai. Semakin lama, semakin banyak penjaga yang mengejar mereka hingga akhirnya Tim Calvin terkepung.

"Mau bagaimana lagi? Kita serang mereka!" perintah Jenderal Calvin.

Adu pedang antara Calvin, Hoshi, Jiru, dan Darsh dengan tim penjaga dimulai. Tim Jenderal Calvin berhasil menguasai keadaan. Bagaimanapun juga mereka adalah Tim Araukaria, pasukan elit dibawah komando Putri Mahkota Alatariel. Namun tiba-tiba, "Duaarrr....!". Sebuah ledakan muncul di ruangan tempat Tim Calvin berada. Ledakan itu melukai Jenderal Calvin dan Jiru dan sebagian penjaga. Hoshi dan Darsh segera memapah Jenderal dan Jiru.

Butuh perjuangan untuk keluar dari pangkalan itu. Hoshi dan Darsh yang saat itu sedang mengendong rekannya juga masih diserang oleh beberapa penjaga. Untungnya, mereka berhasil memenangkan pertarungan dan keluar pangkalan. Ezra, Ghafi, dan Ren sudah menunggu diluar. Mereka segera menaiki kendaraan dan kabur dari sana secepatnya.

Bintang-bintang terang di langit menjadi petunjuk arah Tim Araukaria yang kabur. Akan berbahaya jika mereka menyalakan penerangan. Mereka menaiki kereta luncur salju sederhana yang digerakkan dengan tangan seperti ski salju. Tongkat kereta luncur ini berbeda dengan tongkat ski. Tongkat kereta luncur ini memiliki bentuk unik sehingga kereta bisa meluncur cepat walau hanya digerakkan oleh tangan.

Ian, Dhafi, dan Eiham segera menaiki kereta luncur setelah Tim Araukaria tiba di Igloo. Mereka juga segera memasukkan barang bawaan ke kereta luncur. Ian, Dhafi, dan Eiham juga membantu rekan mereka untuk menggerakkan kereta luncur agar bisa berjalan lebih cepat. Akhirnya, tepat saat matahari terbit, mereka berhasil keluar dari Terra Nullius dan memasuki daerah pemukiman tempat kuda mereka berada. Misi berhasil.