Bagas yang sedang ada di dalam mobil bersama sang papa setelah pesta penyambutan dirinya selesai mulai penasaran dengan Agnes, apalagi setelah kedua orang tua dara delapan belas tahun itu memiliki tujuan dan cita-cita yang berbeda dan seperti ada sesuatu yang disembunyikan.
"Kamu lagi mikir apa, Gas? Papa lihat dari tadi kamu murung terus?" Tanya Adi Waksana sembari menyetir.
"Bukan murung, Pa. Tapi, Bagas hanya kepikiran tentang putri Om George dan Tante Abigail."
"Agnes maksud kamu?" sahut sang Papa langsung ke intinya.
Bagas mengangguk. "Memangnya ada apa dengannya? Papa lihat kalian pasangan yang cocok, serasi! Bahkan, pegawai Papa ada yang bilang kalau kalian tuh kaya Rome-Juliet." Goda Adi sambil tertawa lebar.
"Hhh, ga ada bagusnya Romeo-Julliet, Pa. Bagas hanya penasaran, bagaimana Agnes melalui hari-harinya dengan orang tua seperti mereka," ucap Bagas memelankan suaranya.
"Kamu bilang apa?" sahut Adi tiba-tiba.
