Pagi hari, Mikayla sampai di sekolah, seperti biasa Mikayla memarkir sepedanya, pagi ini Mikayla tak melihat ada Niara juga Devan.
"Mungkin mereka telat datang," ucap Mikayla.
Mikayla lantas berjalan menyusuri halaman sekolah untuk bisa sampai ke kelasnya, di tengah perjalanan, Mikayla melihat beberapa orang yang tampak menatap sinis padanya.
Mikayla berusaha menghindari tatapan itu, apa lagi kesalahannya kali ini, kenapa diwaktu sepagi ini Mikayla sudah mendapatkan tatapan menyebalkan seperti itu.
Mikayla menaiki tangga, di sana juga ada beberapa yang berbisik saat Mikayla lewat, dengan segala kesadarannya saat ini, Mikayla tetap berusaha menjaga kesabaran atas apa yang dilihatnya itu.
"Eh datang tuh," ucap seseorang.
Mikayla menoleh dan tersenyum hormat pada orang tersebut.
"Jadi ini yang mendapaftarkan diri jadi anggota cheerleader yang baru," ucapnya.
Mikayla mengernyit, apa maksudnya, kenapa ia bekata seperti itu dan sejak kapan Mikayla berminat untuk jadi anggota cheerleader seperti itu.
"Memangnya bisa, dilihat dari penampilannya sih kayanya, gak banget deh."
"Hahaha ...."
Kalimat wanita itu membuat temannya tertawa, dan sontak membuat Mikayla melihat dirinya sendiri, ada apa dengan Mikayla karena perasaan penampilan Mikayla tidak terlalu buruk saat ini.
"Kamu yakin mampu, bisa kompak sama Kak Citra?"
"Kalian bicara apa sih, aku gak ngerti sama sekali."
"Masa sih, serius gak ngerti?"
Mikayla menggeleng, apa yang bisa dimengerti olehnya, karena mereka mengatakan semuanya begitu saja.
"Pergi saja yuk, percuma bicara sama orang sok polos kayak dia."
"Setuju."
Mereka lantas pergi meninggalkan Mikayla, Mikayla menatap bingung mereka semua, aneh sekali bukannya menjelaskan mereka malah pergi begitu saja.
"Mika," panggil seseorang.
Mikayla menoleh dan melihat Citra bersama temannya berjalan kearahnya, Mikayla seketika berpaling, apa benar Mikayla telah berbuat salah sehingga membuat mereka datang lagi sekarang.
"Tapi apa," ucapnya pelan.
"Mika."
Mikayla seketika menoleh saat pundaknya disentuh dari belakang, Mikayla juga memundurkan langkahnya sedikit menghindari sentuhan itu.
"Ups, sorry." ucap Citra.
Mikayla tak bergeming, apa lagi yang akan dilakukan mereka sekarang, Mikayla akan merasa sangat malu jika sampai mereka mengguyur Mikayla lagi.
Begitu banyak orang di sana dan pasti akan melihat semuanya dengan jelas, Mikayla akan mendapatkan cemoohan dari mereka semua.
"Kenapa, tegang gitu?" tanya Citra.
Mikayla hanya menggeleng saja tanpa bisa mengatakan apa pun juga.
"Jadi kamu yang akan gabung dengan ku?"
"Gabung?"
"Kamu kan yang mencalonkan diri untuk jadi anggota cheers?"
Mikayla melihat sekitar, sejak kapan, Mikayla tidak pernah mengatakan semua itu pada siapa pun juga.
"Kenapa, berubah fikiran karena sekarang kamu tahu akan gabung dengan aku dan mereka?" ucap Citra seraya melirik dua teman di sampingnya.
Mikayla turut melirik mereka, dua wanita itu tampak tersenyum kecut pada Mikayla.
"Maaf, tapi ini pasti ada kesalahan, aku gak pernah minta untuk gabung dengan Kakak."
"Oh ya .... yakin, tapi kenapa di catatan Aljuna, ada nama Mikayla dan bukankah itu nama kamu?"
Mikayla menyipitkan matanya, fikirannya melayang pada hari kemarin dimana Aljuna memang menawarinya masuk anggota cheerleader.
"Ingat sekarang?" tanya Citra.
"Aduh baru kelas sepuluh, tapi sudah pikun saja." ucap satu teman Citra.
Mikayla menatap ketiganya bergantian, jika terus seperti itu bisa saja Mikayla benar-benar jadi bahan bullyan mereka lagi.
"Maaf Kak, aku ke kelas dulu, ada tugas yang belum dikerjakan."
Mikayla berlalu meninggalkan ketiganya begitu saja dan memasuki kelas.
"Kurang ajar," ucap Citra.
"Sabar, nanti kita bisa beri dia pelajaran saat di tempat latihan."
Citra melirik Cindy dan tersenyum untuk membenarkan ucapannya, tentu saja dan Citra tidak akan sia-siakan kesempatan itu.
"Ya sudah, ke kelas yuk." ajar Yura.
Citra dan Cindy mengangguk bersamaan, ketiganya turut pergi dan memasuki kelasnya.
"Sepulang sekolah nanti akan ada latihan ya."
"Katanya sih begitu, hari pertama dan latihan pertama untuk team basket dan cheerleader yang baru."
"Barengan?"
"Kayaknya, gak tahu juga sih."
Mikayla memejamkan matanya sesaat, tentu saja Mikayla bisa mendengar percakapan mereka dengan jelas, dan jujur saja Mikayla jadi kefikiran dengan ucapan Citra tentang dirinya yang masuk anggota cheerleader.
"Mika," panggil Gavin dari balik jendela.
Mikayla menoleh dan menghembuskan nafasnya berat, kenapa harus ada Gavin di pagi harinya itu, menyebalkan sekali.
"Keluar dulu," pinta Gavin.
Mikayla menyimpan tasnya dan kembali ke luar menghampiri Gavin.
"Ada apa, aku sudah bilang tidak perlu menemui ku lagi." ucap Mikayla malas.
"Kamu nanti ikut latihan kan, kita akan sering bertemu kalau kamu gabung team."
"Gak, aku gak gabung, itu hanya kesalahan saja yang harus dibenarkan lagi, karena aku tidak mau gabung."
"Bagimana bisa, kan kamu yang mendaftarkan diri."
"Aku gak mendaftarkan diri, siapa juga yang mau."
"Tapi kamu sudah masuk pendaftaran, jadi itu artinya kamu sudah tergabung." ucap Aljuna.
Keduanya menoleh bersamaan, Mikayla tidak tahu apa yang akan terjadi sekarang, kedua lelaki itu ada di hadapannya.
"Dan Mika, lebih baik sekarang kamu masuk dan persiapkan diri untuk latihan nanti." ucap Aljuna.
"Dia sedang berbicara dengan ku, apa kamu tidak bisa mengerti itu?" tanya Gavin.
"Kamu juga ada tugas di lapang basket, jadi sebaiknya kerjakan tugas kamu dulu sebelum berbincang disini." ucap Aljuna tanpa menoleh.
Mikayla memejamkan matanya sesaat, pasti mereka akan ribut jika terus bersama.
"Kenapa, tidak terima dengan tugas yang aku berikan, kamu bisa mengundurkan diri dari team." ucapan Aljuna yang semakin dingin.
"Kamu ...."
"Sudah, Kak." ucap Mikayla menahan Gavin yang berbalik pada Aljuna.
"Kak Juna benar, aku harus masuk sekarang, dan sebaiknya Kakak juga kerjakan tugasnya."
Mikayla tidak bisa biarkan mereka ribut, karena imbasnya pasti akan menimpa Mikayla juga.
Gavin berlalu dengan menabrak Aljuna, tapi itu tak membuat Aljuna bergeming, Aljuna masih saja diam dengan menatap Mikayla.
"Aku tidak memintanya datang," ucap Mikayla.
"Tapi kamu masih saja menerimanya."
Mikayla tak menjawab, Aljuna turut pergi meninggalkan Mikayla di sana.
"Cie .... pagi hari sudah ditemui dua pangeran sekaligus," ucap Niara
Dua temannya itu ternyata baru datang sekarang.
"Menyebalkan banget, kenapa aku ada di daftar anggota cheer yang baru?"
"Aku yang daftarkan," ucap Devan.
Mikayla mengernyit dan terdiam menatap Devan.
"Niara paksa aku gabung di team basket, jadi aku juga masukan dia ke team cheer, berhubung kita bertiga jadinya aku juga daftarkan kamu, jadi kita akan selalu bersama setiap saat."
"Kamu tahu itu, Ra?" tanya Mikayla.
"Iya, tapi aku gak minta Devan untuk daftarkan kamu juga, aku juga gak mau gabung."
Mikayla menggeleng pelan dan berlalu masuk kelas meninggalkan keduanya, mereka memang menyebalkan.