Keadaan kelas sudah dipenuhi oleh anak-anak yang baru saja kembali dari istirahat mereka. Beberapa masih membawa makanan sisa mereka yang belum dihabiskan karena bel istirahat berbunyi lebih cepat tiga menit hari ini.
Lareina dan Moezza telah kembali ke kelas mereka dan untung saja guru pengajar mata pelajaran pada jam ini belum datang. Mereka duduk di bangku masing-masing. Sean yang sebelumnya sedang duduk di bangku Radithya untuk mengobrol dengan pria tersebut, kembali ke bangku aslinya setelah melihat kedatangan Lareina.
Sekembalinya pria tersebut yang telah duduk di bangku samping Lareina, Sean menatap Lareina untuk setidaknya lima detik sebelum mengucapkan kalimatnya. "Lo gak apa-apa?" tanya Sean.
Lareina memiringkan kepalanya kebingungan hingga akhirnya ia menyadari sesuatu. Seperti Sean sadar bahwa ia sedari tadi memasang wajah murung. Pria ini memang dapat dengan mudahnya menembus pikiran dan hatinya begitu saja.